Find Us On Social Media :

Tak Tahu Apa-apa Tapi Jadi Korban Keganasan Kebakaran Hutan, Belasan Orang Utan di Riau Terserang Infeksi Saluran Pernafasan, Dokter Yayasan Ungkap Keadaan Memprihatinkan Primata Tersebut

Kebakaran sudah sampai mendekati wilayah rehabilitasi orangutan

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang

Gridhot.ID - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan menyelimuti beberapa wilayah di Indonesia.

Kalimantan, Sumatera, bahkan negara tetangga Malaysia juga ikut terkena kepulan asap dari bencana tersebut.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, kabut asap yang melanda beberapa wilayah mengakibatkan jarak pandang masyarakat rendah hingga membahayakan.

Baca Juga: Protes Kotanya Masih Diselimuti Kabut Asap Pekat, Mahasiswa UIR Riau Geruduk Kantor Gubernur Pakai Kendaraan Bermotor, Netizen: Tolong Sampaikan ke Adik-adik Itu, Asap Knalpotnya Suruh Nelen

Tak hanya itu, menurut Data Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan (Kalsel) menyebutkan, sudah 20.000 warga yang diketahui terkena Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) akibat kabut asap.

Bahkan seorang bayi berumur 4 bulan di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan meninggal diduga karena ISPA tersebut.

Kini 'wabah' ISPA mengintai kawasan yang terdampak kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan.

Baca Juga: Bukan Perkelahian, Cekcok Emak-emak di Kondangan yang Videonya Viral Diduga Cuma Settingan, Sosok Ini Bongkar Kejanggalan: Ibu Baju Merah Pernah Main di Webseries yang Saya Shoot

Bukan hanya para masyarakat, hewan yang berada di sekitar lokasi kebakaran juga terkena infeksi saluran pernapasan.

Dikutip Gridhot dari Antara, belasan orangutan yang sedang direhabilitasi di kawasan Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (BOS) di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah terinfeksi ISPA.

Disebutkan orangutan yang terinfeksi ISPA mulai dari dewasa hingga balita yang berada di kandang.

Baca Juga: Kocak! Sedang Asyik Nyanyi Diteriaki Putrinya Sendiri dari Bawah Panggung, Siti Nurhaliza: Ibu Janji Habis Ini Bagi Aafiyah Susu

Para orangutan tersebut sedang mengikuti sekolah hutan.

Salah seorang dokter di yayasan tersebut mengatakan kalau lokasi sekolah hutan tidak terlalu jauh dari hutan yang terbakar.

Yayasan BOS belum mengetahui bagaimana kondisi orangutan yang sudah dilepaskan dari rehabilitisi.

Baca Juga: Tak Ada Satupun Karya Livi Zheng, Berikut 3 Film Indonesia yang Lolos Seleksi Komite Oscar 2019, Bumi Manusia Justru Terhempas

Pihaknya sedang berfokus merawat para orangutan yang berada di Yayasan.

"Kami memang ada membuat sendiri ramuan herbal dari bawang yang diberikan kepada orangutan terserang ISPA. Kan ada juga orangutan yang sempat terserang ISPA, berhasil disembuhkan. Tapi, karena ada kabut asap ini, ya kambuh lagi," kata Viet.

Berdasarkan data Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen LHK), kondisi udara di Provinsi Kalteng, khususnya Kota Palangka Raya telah berada di level berbahaya bagi mahluk hidup, baik manusia, orangutan maupun hewan lainnya.

Baca Juga: Dikafani dan Dikubur Hidup-hidup, Supani Jalani Ritual Tapa Pendem di Bawah Tanah 3 Hari 3 Malam, Kuburannya Lengkap Diberi Nisan Hingga Kembang-kembang

Kabut asap pekat akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) itu juga membuat pemerintah daerah meliburkan aktivitas belajar mengajar dari tingkat TK hingga perguruan tinggi. Penerbangan dari dan ke Bandara Tjilik Riwut Kota Palangka Raya pun banyak yang dibatalkan.

(*)