Tanggapi Fenomena Masyarakat yang Terus-terusan Penasaran dengan Gaji Anggota DPR, Psikolog Ungkap Informasi Tersebut Bisa Digunakan Untuk Menjatuhkan Para Wakil Rakyat

Jumat, 04 Oktober 2019 | 16:35
Kompas.com/Haryanti Puspasari dan Pixabay

informasi mengenai gaji dan tunjangan anggota DPR masih menjadi topik hangat bagi masyarakat

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang

Gridhot.ID - Di tengah kehebohan yang terjadi, topik tentang rincian gaji anggota DPR tetap menjadi favorit publik.

Saat DPR melakukan pelantikan dan beberapa penolakan Undang-undang masih terus berjalan, banyak masyarakat yang justru penasaran dengan gaji para anggota DPR.

Tak hanya gaji, masyarakat tentu saja penasaran dengan tunjangan para anggota DPR hingga kenapa kedudukan tersebut diperebutkan.

Baca Juga: Sempat Terseret Kasus Prositusi Hingga Jadi Pecandu Narkoba, Nasib Artis Cantik Ini Sungguh Malang, Batal Nikah Karena Calon Suami Meninggal Dunia

Dikutip Gridhot dari Tribunnews, tercatat anggota DPR mendapatkan gaji sebanyak Rp 4,2 juta per bulan.

Namun angka tersebut tentu saja hanya nominal untuk gaji pokok dan belum termasuk tunjangannya.

Para anggota DPR akan mendapatkan tunjangan mulai dari keluarga, listrik, komunikasi, jabatan hingga kehormatan.

Baca Juga: Sempat Ditutup-tutupi, Merry Akhirnya Bongkar Alasan Sebenarnya Resign, Rasa Kecewanya pada Raffi Ahmad Usai 13 Tahun Mengabdi Jadi Pemicunya

Bila ditotal, maka tunjangannya saja, para anggota DPR bisa mendapatkan lebih dari Rp 47 juta per bulannya.

Info terkait gaji DPR terus menjadi konsumsi favorit bagi masyarakat.

Seorang psikolog ungkap ternyata informasi rincian gaji anggota DPR bermanfaat bagi rakyat bahkan memiliki fungsi yang unik.

Baca Juga: Miris! Wanita Dewasa Ajak Bocah Laki-laki yang Masih SD Beradegan Panas Sampai Videonya Tersebar Luas, Terungkap Pekerjaan Asli Si Perempuan

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Hening Widyastuti selaku psikolog asal Solo menyampaikan sebenarnya permasalahan gaji merupakan privasi.

"Topik gaji sebetulnya masalah privasi seseorang, akan tetapi berkaitan dengan seseorang yang populer, seperti politikus, pejabat negara, maka akan menjadi menarik untuk dikulik lebih dalam, termasuk masalah salary anggota DPR," ujar Hening.

Masyarakat dianggap lebih 'kepo' mengenai kehidupan pribadi seseorang.

Baca Juga: Bikin Heboh Pamer Slip Gaji yang Dianggap Tak Seberapa, Budhi Sarwono Rupanya Sosok Bupati Banjarnegara yang Tak Biasa, Pernah Mati Suri Hingga Terjerat Narkoba, Ini Sederet Faktanya

"Kehadiran berita tersebut menjadi hiburan menarik bagi masyarakat," ujar Hening.

Hening mengungkapkan mengetahui gaji saja tentu tidaklah cukup bagi masyarakat.

"Mereka berusaha lebih dalam, seperti cari informasi siapa istrinya, anak-anaknya, rumahnya seperti apa, mobilnya apa, koleksi harta bendanya apa saja, dan anggota DPR itu pernah jalan-jalan ke tempat mana saja," kata Hening.

Baca Juga: Punya Istri Simpanan dengan Jumlah Tak Terhingga, Oknum Polisi Ini Bergaya Hidup Melebihi Kapolda, Sampai Nekat Rampok Uang Rp 10 Miliar dari Bank

Di tengah kondisi yang sedang ricuh saat ini, informasi tentang gaji dan tunjangan DPR dianggap jadi hiburan.

Di sisi lain, Hening mengatakan kalau informasi mengenai gaji dan tunjangan para wakil rakyat tersebut justru bisa dipakai untuk menjatuhkan anggota DPR juga.

"Masyarakat yang mengalami hal tersebut (kesulitan ekonomi, stress maupun tekanan pikiran) akan geleng kepala dan mengelus dada. Prihatin dengan gaji (yang diterima anggota dewan) sebesar itu berbanding terbalik dengan kerja anggota DPR yang bila rapat sering tertidur di ruang sidang, dan lainnya,"

Baca Juga: Pamer Foto Slip Gaji, Bupati Banjarnegara Merasa Tunjangannya Kurang, Budhi Sarwono Tak Merasa Risih

"Lebih terlihat menghambur-hamburkan uang rakyat. Mereka digaji oleh rakyat Indonesia, akan tetapi kerja anggota dewan banyak tidak mengutamakan dan mengemban amanah rakyat," Tegas Hening.

Anehnya, Hening mengatakan kalau mengetahui gaji dan tunjangan melimpah yang didapat para anggota DPR justru tidak membuat sejumlah masyarakat ingin berada di posisi DPR.

Rasa ingin tahu tersebut dianggap hanya sekadar ingin mencari informasi lebih terkait 'kehidupan' pribadi para anggota dewan.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, tribunnews