Find Us On Social Media :

Anak ke 17 dari 52 Bersaudara, Osama bin Laden Rupanya Sosok Pemalu Awalnya, Sang Ibu Sebut Hal Ini Penyebab Putranya Menjelma Jadi Teroris Paling Diburu Amerika, Bukan Didikan Keluarga

Osama bin Laden dan orangtuanya

Laporan wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati

Grid.ID - Osama bin Laden, adalah pemimpin Al Qaeda yang sempat menjadi buronan nomer satu Amerika Serikat, sekitar satu dekade lalu.

Pria yang dituduh dalang aksi pemboman menara kembar WTC, New York itu, berhasil tertangkap dan tewas dalam serangan yang dilakukan oleh militer Amerika Serikat pada 2 Mei 2011.

Setelah kepergian putranya, ibunda Osama baru berani buka suara pada media.

Baca Juga: Grup Whatsapp Jadi Sarana Cuci Otak, Begini Cara Kelompok Teroris Racuni Pikiran Emak-emak, Sampai Nekat Berencana Serang Aparat Pakai Bola Karet Mudah Meledak

Hal ini seperti dilansir GridHot.ID dari artikel terbitan Dailymail tanggal 3 Agustus 2018.

Alia Ghanem, ibunda Osama mengatakan bahwa mantan pimpinan Al Qaeda itu adalah anak yang baik.

Sang ibu menyatakan bahwa anaknya menjadi radikal setelah berkuliah di Universitas King Abdulaziz.

Baca Juga: Semenjak Kasus Penusukan Wiranto, Kota Bekasi Jadi Disebut Sebagai Sarang Teroris, Kapolres Ungkap Alasannya

Dalam sebuah sesi wawancara dengan The Guardian, Alia Ghanem dan keluarganya berbicara panjang lebar tentang Osama bin Laden.

Perubahan sikap anaknya itu, dirasakan oleh Alia ketika Osama berusia sekitar 20 tahunan.

"Dia adalah anak yang baik hingga akhirnya ia bertemu dengan beberapa orang yang mencuci otaknya pada usia 20 tahunan," ujar Alia.

Alia Ghanem mengatakan bahwa Osama telah menghabiskan semua uangnya untuk pergi ke Afghanistan dengan alasan melakukan bisnis.

Baca Juga: Dilaporkan Polisi Gara-gara Komentari Penusukan Wiranto, Jerinx SID Bagikan Pengalamannya Hadapi Tragedi Terorisme: Anda di Mana Saat Bom Bali 1?

Namun pihak keluarga sangat kesal dan kecewa setelah tahu bahwa Osama ke Afghanistan untuk menjadi seorang jihadis.

Ibunda Osama menolak jika anaknya dikatakan sebagai dalang dari peristiwa teror yang dikenal dengan kode 9/11.

Alia tetap menganggap orang-orang yang mencuci otak anaknyalah yang harus disalahkan.

Baca Juga: Ayahnya Kini Terkapar Diserang Teroris, Inilah Sosok Zainal Nur Rifki, Putra Bungsu Wiranto yang Meninggal di Usia Muda Saat Belajar Ilmu Agama

Keluarga Osama di Arab Saudi mengaku mereka terkejut dan tercengang ketika berita tentang kekejaman serangan World Trade Center muncul di media masa.

Mereka juga baru tahu dua hari kemudian bahwa Osama yang memimpin Al Qaeda ada di balik serangan itu.

Ahmad yang merupakan saudara tiri Osama mengatakan bahwa semua anggota keluarga, dari yang paling muda hingga tua merasa malu atas perbuatan Osama.

Sementara Alia selama ini hanya tahu sisi baik putranya.

Pihak keluarga mengaku bahwa mereka terakhir kali melihat Osama di Afganistan pada tahun 1999.

Baca Juga: Keramahan dan Sikap Tak Lazimnya Sempat Menipu Warga, Pemuda Penggila Game Mobile Legend Ini Ternyata Bukan Sosok Sembarangan, Berani Grebek Terduga Teroris di Jakarta Utara

Alia, mengaku tak pernah berfikir bahwa putranya yang dianggap pemalu dan sholeh itu akan menjadi seorang jihadis yang mampu mengatur serangan teror yang menewaskan ribuan orang pada 2001 silam.

Setelah Osama meninggal, putranya yang bernama Hamza dipercaya menjadi pengganti ayahnya dalam puncak kepemimpinan organisasi Al Qaeda.

Pada 2017 lalu, Hamza semapt menyerukan pada pengikutnya untuk melakukan serangan balas dendam atas tewasnya sang ayah ke Amerika Serikat.

Baca Juga: Diduga Bagian dari Jaringan Teroris, Tim Gabungan Kepolisian yang Geledah Rumah YT Temukan Berbagai Jenis Senjata Tajam dan Puluhan Keping CD

Namun paman Hamza berkata, jika Hamza ada dihadapannya, dia akan berkata "Tuhan membimbingmu. Pikirkan dua kali apa yang akan kamu lakukan. Jangan ambil langkah yang sama seperti yang dilakukan ayahmu dan memasuki bagian jiwa yang mengerikan".

Osama bin Laden adalah anak ke 17 dari 52 bersaudara.

Ayahnya yang bernama Muhammad bin Ladin, adalah seorang petani dari Yaman yang kemudian bermigrasi ke Arab Saudi setelah Perang Dunia II.

Di Arab Saudi, ayah Osama memulai usaha sebagai kontraktor.

Hingga menjadi pengusaha sukses yang memenangkan banyak kontrak pembangunan masjid-masjid dan istana-istana yang sangat bernilai dari pemerintah Arab Saudi.

Baca Juga: Mengaku Bergabung dengan Jaringan Kelompok Teroris di Suriah, YT Lakukan Aksi Perampokan Toko Emas Hanya Berbekal Pistol Mainan dan Petasan

Hingga akhirnya, keluarga Osama memiliki jaringan yang sangat kuat dengan keluarga Kerajaan Saudi.

Ayah Osama bahkan menjadi salah satu orang paling kaya di Arab Saudi.(*)