Find Us On Social Media :

Baru Sadar Calon Menterinya Tersangkut Kasus, Jubir Presiden Ungkap Alasan Tetty Paruntu Dicoret dari Daftar Calon Kabinet Kerja, Urusan dengan KPK Jadi Faktor Utama

Tetty Paruntu

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang

Gridhot.ID - Sosok-sosok di kabinet kerja Presiden Jokowi sudah mulai menampakkan diri satu persatu di Istana.

Ada beberapa nama di dalam kabinet kerja jilid 2 yang tentu saja mengejutkan masyarakat.

Namun adapula beberapa pertanyaan mengenai beberapa sosok yang belum diketahui alasannya datang ke Istana Negara.

Baca Juga: Aksinya Terekam Kamera Hingga Viral di Sosial Media, Ini yang Dilakukan Susi Pudjiastuti Saat Tak Lagi Menjabat Sebagai Menteri

Salah satunya adalah sosok Bupati Minahasa Selatan, Tetty Paruntu yang datang mengenakan kemeja putih namun disebut Sekretariat Presiden sebagai 'tamu tak diundang'.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Juru Bicara (jubir) Presiden kemudian menjelaskan mengenai kedatangan Tetty Paruntu ke Istana.

Jubir Presiden, Fadjroel Rachman mengatakan kalau Tetty memang sempat masuk sebagai calon menteri.

Baca Juga: Padahal Baru Saja Diangkat, Selir Raja Thailand Langsung Dicabut Gelarnya, Disebut Terlalu Iri dan Bisa Buat Kerajaan Pecah

Namun nama Tetty dicoret langsung di detik-detik terakhir.

Ternyata ada pertimbangan besar yang jadi faktor pencoretan nama Tetty tersebut.

Tetty diketahui memiliki rekam jejak terkait kasus korupsi.

Baca Juga: Mbah Mijan Ungkap Adanya Kejadian Tak Lazim Menimpa Raffi Ahmad, Teman Artis Sampai Pengusaha Disebut Jadi Penyebab Sakitnya Suami Nagita Slavina

"Memang diundang, tapi ada pertimbangan prinsip kehati-hatian," kata Fadjroel di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/10/2019).

"Terutama soal pemanggilan beliau (di KPK)," ucap Fadjroel.

Bahkan nama Tetty Paruntu sempat disebut dalam kasus Bowo Sidik.

Baca Juga: Iriana Jokowi Jadi Ibu Negara Lagi, Sang Ajudan Cantik Bagikan Pengalamannya Menjaga Istri Presiden Selama 5 Tahun: Udah Kayak Anak Sendiri

Tetty diketahui pernah diperiksa sebagai saksi dalam kasus yang menjerat politikus Partai Golkar Sidik Pangarso.

Dirinya mengakui sempat kecolongan dan tidak mendeteksi sejak awal masalah rekam jejak Bupati Minahasa tersebut.

Pihak Istana baru menyadarinya setelah Tetty datang.

Baca Juga: Junior Sandiaga Uno di HIPMI, Bahlil Lahadalia Ternyata Pengusaha Kayu Seperti Jokowi, Sudah Lama Dapat Kode Bakal Jadi Menteri, Dari Dipanggil Adinda Hingga Muncul di Istana Negara

Dikutip Gridhot dari Tribunnews, Tetty mengaku kalau dirinya datang ke Istana karena memang mendapat panggilan dari Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Tetty juga menjelaskan kalau di Istana dirinya diminta untuk mengklarifikasi masalah kasus yang menyangkut namanya.

Yang pertama tentu saja permasalahan kasus korupsi yang menjerat Bowo Sidik.

Baca Juga: Grup Whatsapp Jadi Sarana Cuci Otak, Begini Cara Kelompok Teroris Racuni Pikiran Emak-emak, Sampai Nekat Berencana Serang Aparat Pakai Bola Karet Mudah Meledak

Dalam dakwaan KPK, Bowo disebut menerima suap sebesar Rp 2,6 miliar dari Tetty Paruntu atas kerja sama pengangkutan pupuk dan gratifikasi senilai Rp 7,7 miliar terkait jabatannya sebagai pimpinan Komisi VI DPR.

Tetty mengonfirmasi hal tersebut dan mengatakan kalau dirinya tidak melakukan pemberian uang.

Kasus kedua adalah mengenai mutasi ASN.

Baca Juga: Cinta Mati dengan Dunia Pengacara, Hotman Paris Ceritakan Kebanggaannya Pernah Bela Keluarga Cendana: Pak Harto Minta Nasihat Dulu ke Aku

“Saya juga membantah soal kasus mutasi ASN, yang ditanyakan Pak Pratikno. Kasus itu sama sekali tidak ada. Saya juga heran, kok isu itu muncul,“ jelas Tetty.

Airlangga dikatakan membantu Tetty di Istana mengenai kasus yang ditanyakan.

Ditolak untuk jadi menteri Jokowi tak membuatnya gusar.

Baca Juga: Tak Ada Angin dan Hujan, Tiba-tiba Perumahan Mewah Ini Jadi Sorotan, Ternyata Gara-gara Kelakuan Seorang Aktor Ternama

"Saya tidak pernah minta-minta untuk diutus Partai Golkar. Catat itu Bang,“ sambung Tetty.

Dirinya mengatakan tetap akan mendukung keputusan Presiden Jokowi apapun itu yang terbaik.

"Saya kan bukan orang yang tidak punya pekerjaan," jelas Tetty.

(*)