Pimpinannya Dikabarkan Tewas Karena Bunuh Diri, Kini ISIS Sudah Siapkan Sosok Penggantinya, Dijuluki Panglima dan Pernah Mengabdi pada Saddam Husein

Rabu, 30 Oktober 2019 | 07:13
Kolase The Sun dan CNN

Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade

Gridhot.ID -Gerakan radikal ISIS kembali mendapat pukulan telak.

Hal ini terjadi setelah pimpinan tertinggi mereka, Abu Bakr al-Baghdadi, tewas dalam serangan militer Amerika Serikat.

Sebelumnya, Baghdadi dikabarkan tengah mengalami sakit keras.

Baca Juga: Bikin Ngeri Netizen, Tompi Unggah Video Operasi Tentang Efek Bahaya dari Filler Hidung, Jangan Termakan Iklan dan Promo!

Dilansir Al Arabiya, sepupu Abu Bakar al-Baghdadi, Rabah Ali Ibrahim Ali al-Badri, yang mengungkap kabar tersebut.

Ali al-Badri tengah diadili di pengadilan Irak, dan bersaksi terkait keberadaan Abu Bakar al-Baghdadi.

Menurut Al-Badri, dia sangat dekat dengan Abu Bakar al-Baghdadi, hingga tahu banyak soal sepupunya itu.

Baca Juga: Punya 2 Anak Gadis yang Kini Beranjak Dewasa, Sosok Idoy Pemeran Sinetron Dunia Terbalik Kalah Terkenal dari Putrinya, Lihat Potret Cantik Keduanya

"Aku sangat dekat dengan al-Baghdadi, kami besar bersama, tapi kemudian berpisah di tahun 80-an," ujar Al Badri.

Menurutnya, ia dan Baghdadi berpisah ketika melanjutkan jenjang pendidikan.

Baghdadi berkuliah di Baghdad hingga dia memperoleh gelar doktor.

Keluarga Al Badri juga merupakan pengikut setia ISIS.

Baca Juga: Artis Pria Ini Sempat Diciduk Polisi Karena Narkoba, Tak Disangka, Seperti Ini Kondisi Rumahnya, Mendadak Ditinggal Keluarga Tanpa Sanak Saudara

"Saat itu ISIS berkuasa di banyak daerah, keluargaku bersumpah untuk setia ke ISIS, karena hampir semua penduduk juga melakukan hal yang sama," kata Al Badri, kepada hakim pengadilan.

Al Badri mengatakan, saat tinggal di daerah kekuasaan ISIS, dia bekerja di sektor pertanian.

Menurutnya, sektor itu menjadi bagian paling penting di ISIS.

Baca Juga: Ditusuk dari Belakang oleh Sahabat Sendiri, Wanita Ini Labrak Pelakor yang Sudah Diberi Runah Mewah oleh Suami Sahnya, Aksinya Sempat Viral Seperti Ini Penampakan Kediamannya

Al Badri mengaku bahwa ia tak pernah berkomunikasi lagi dengan Al Baghdadi, sejak pasukan Irak memukul balik ISIS.

Ia mengatakan, saat itu, kakak Al Baghdadi, mengingatkan agar jangan ada yang mencoba bertemu dengan Al Baghdadi.

"Kakaknya adalah pengawal kepercayaannya, dan dia bertanggung jawab melindungi Al Baghdadi. Aku tak berani menghubungi Baghdadi," kata Al Badri.

Tapi, suatu saat, kakak Al Baghdadi tiba-tiba datang dan menawarkan untuk mengajak Al Badri bertemu dengan Al Baghdadi.

Baca Juga: Bikin Merinding! Kisah Mistis Dibalik Boneka Sigale-gale Asal Samosir, Dipercaya Bisa Bergerak Sendiri Hingga Teteskan Air Mata, Begini Sejarahnya

Untuk merahasiakan lokasi tempat tinggal Al Baghdadi, Al Badri menuju ke sana dengan mata tertutup.

Tapi ia masih bisa memperkirakan di mana lokasi Al Baghdadi tinggal.

"Al Baghdadi tinggal di rumah kecil yang luasnya tak lebih dari 150 meter,"

"Dia tinggal tak jauh dari al-Shaafah, sebuah kota di Suriah,"

"Perjalanan ke sana memakan waktu 10-15 menit, saya yakin dia masih tinggal di sekitar sana," ujar Al Badri.

Al Badri juga mengatakan, dia melihat Al Baghdadi dalam kondisi lemah.

Baca Juga: Sama-sama Dikenal Beringas Dalam Aksi Terorisme, Ternyata ISIS dan Al Qaeda Bersaing Saat Jalankan Misinya, Caranya Terbilang Aneh Dibalik Kekejamannya

Al Baghdadi, kata Al Badri, ternyata tengah sakit parah.

Dia mengalami sakit setelah menjalani operasi di telinga kirinya.

"Dia (Al Baghdadi) juga cerita, kalau selama menghilang, dia tahu perkembangan di luar,"

"Dia bicara soal kudeta yang diorganisir oleh pemimpin negara Arab dan negara luar negeri,"

"Menurutnya, orang-orang Tunisia yang membawa konflik ini, dan menyebut tak ada negara khalifah," kata Al Badri, dikutip dari media Irak.

Baca Juga: Jadi Buronan Banyak Negara dan Telah Dinyatakan Tewas Bunuh Diri, Abu Bakar al-Baghdadi Ternyata Bukan Sosok Sembarangan, Bergelar Doktor dan Super Tajir

Tewas Bunuh Diri

Panglima ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi diyakini tewas dalam sebuah serangan yang diluncurkan oleh Amerika Serikat yang berlangsung di Idlib, Suriah, sebagaimana dilaporkan sejumlah media AS, Minggu (27/10/2019).

Baghdadi diyakini tewas meledakkan dirinya sendiri saat diserang oleh Tentara Amerika.

Dia menjadi target utama operasi rahasia militer Amerika yang diprakarsai langsung oleh Presiden AS, Donald Trump.

Baca Juga: Wanita Lansia Ini Mendadak Jadi Jutawan Usai Sebuah Gambar yang Hanya Digantung di Dapurnya Dihargai Rp 373 Miliar, Ternyata Bukan Benda Sembarangan

Dilansir Daily Mail, pemerintah AS akan segera mengonfirmasi kabar ini.

ABC News mengaku mendapat informasi dari sumber di dalam Gedung Putih, pihak AS saat ini tengah melakukan otopsi untuk memastikan kematian Baghdadi.

Gedung Putih mengumumkan, Trump akan merilis pengumuman resmi Minggu pukul 09.00 waktu setempat, tanpa memberi rincian lebih lanjut.

Presiden AS, Donald Trump sendiri membuat publik makin penasaran denganTweet misteriusnya.

Trump menulis : "Sesuatu yang besar telah terjadi."

Baca Juga: Terlihat Minimalis Tapi Mewah, Inilah Penampakan Kediaman Via Vallen di Kampung Halaman, Ada Ruangan 'Mengejutkan' di Dalamnya

Baghdadi, sudah lama jadi target incaran utama militer Amerika Serikat.

Ia merupakan pendiri gerakan radikal ISIS, yang mengeluarkan fatwa untuk halal membunuh orang-orang yang dianggap tidak sealiran dengan ajarannya.

Terakhir, ia muncul dalam video saat meminta para anggota ISIS yangsemakin di ambang kekalahan, untuk terus melawan.

Baca Juga: Hampir 2 Bulan Usai Melahirkan, Tubuh Wanita Ini Keluarkan Bau Busuk yang Menyengat, Saat Diperiksa Ternyata Benda Mengerikan Ini Penyebabnya

Namun, kematian Al Baghdadi nyatanya belum membuat ISIS bubar.

ISIS langsung menunjuk pria bernama Abdullah Qardash sebagai pimpinan baru mereka.

Siapa Abdullah Qardash?

The Sun
The Sun

Ia bukanlah orang baru di ISIS.

Bahkan, sebelum Baghdadi tewas, atau pada bulan Agustus tepatnya, Qardash secara de facto sudah mengisi peran Baghdadi sebagai pimpinan ISIS.

Saat itu, sakit diabetes yang diderita Baghdadi makin parah, sehingga Baghdadi mobilitasnya semakin terbatas dalam memimpin ISIS.

Baca Juga: Lolos dari Maut Hingga Kini Bisa Jadi Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto Pernah Hampir Mati Saat Drop Pasukan di Pedalaman Papua, Bertaruh Nyawa di Atas Pesawat CASA

"Baghdadi hanya jadi simbol saja. Dia tidak terlibat dalam operasi harian. Dia hanya bilang ya atau tidak saja, tapi tak terlibat dalam perencanaan aksi," kata sumber di pemerintahan AS kepada Newsweek.

Abdullah Qardash, punya panggilan The Professor, dikenal sebagai mantan anak buah Saddam Hussein.

Dia dekat dengan Baghdadi, 48 tahun, semenjak mereka berada satu sel penjara di Basra.

Qardash dan Baghdadi pernah ditangkap militer AS, setelah keduanya dituding terlibat dalam gerakan Al Qaeda pada 2003.

Baca Juga: Jual Dawet di Bawah Payung yang Dipegang Ahok, Puput Nastiti Devi Gelar Acara Mitoni, Tampak Keibuan Meski Masih Seumuran Nicholas Sean

Di penjara itulah, Baghdadi mencuci otak para tahanan, dan membuat propaganda gerakan khalifah.

Sejak saat itu juga, Qardash, yang usianya masih misterius hingga kini, mengabdikan diri untuk setia bersama Al Baghdadi.

Qardash, yang juga berkebangsaan Irak, menduduki posisi pengambil keputusan penting di ISIS.

Dia dipanggil profesor, dan tak ada yang tahu mengapa dia mendapat julukan ini.

Baca Juga: Saksikan Sendiri Soekarno Diperlakukan Sewenang-wenang oleh Pelayan di Akhir Masa Kejayaan, Mantan Ajudan Merasa Tak Tahan, Makin Tak Paham Usai Sang Proklamator Minta Sarapan

Qardash dikenal sebagai sosok yang membuat aturan-aturan kejam di ISIS.

Qardash juga menjadi orang kepercayaan Abu Alaa al-Afri, tangan kanan Baghdadi, yang tewas dalam sebuah serangan helikopter militer AS pada 2016.

Meski demikian, naiknya Qardash sebagai pimpinan ISIS, dikabarkan mendapat tantangan dari dalam ISIS sendiri.

Sebagian, dikabarkan tak senang dengan gaya kepemimpinan Qardash.

Baca Juga: Sibuk Shopping di Toko Pakaian Dalam, Ibu Muda Ini Bikin Geger Karena Tenteng Tas Belanja Berisi Mayat Bayinya Sendiri, Miris, Tak Ada Penyesalan Sedikitpun dari Wajahnya

Saat ini, ISIS dikabarkan terbagi menjadi tiga fraksi kepemimpinan, yakni golongan Tunisia, Arab Saudi dan Irak.

Militer Amerika dan sejumlah pengamat telah memperingatkan bahwa ISIS akan melancarkan serangan balasan, meski tengah mengalami vakum kepemimpinan.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribun Solo dengan judulSosok Abdullah Qardash Panglima Baru ISIS, Si Kejam yang Pernah Mengabdi untuk Saddam Hussein

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber tribunsolo.com