Perang Saudara Hingga Pembunuhan Jadi Alasan Prabowo Subianto Rela Jadi Menteri Pertahanan Jokowi, Eggi Sudjana: Kalau 100 Hari Tak Ada Action, Sama Saja Omdo

Kamis, 07 November 2019 | 17:25
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto memberikan keterangan pers di Stasiun MRT Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (13/7/2019).

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega

Gridhot.ID - Presiden Jokowi menunjuk Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju.

Penunjukan Prabowo Subianto menjadi menteri sontak menjadi sorotan masyarakat.

Pasalnya, Prabowo sebelumnya bersaing dengan Jokowi memperebutkan kursi Presiden Indonesia.

Baca Juga: Bertolak Belakang dengan Pernyataan Dahnil Anzar yang Sebut Menhan Tak Mau Ambil Gaji dan Fasilitas Menteri, Prabowo Subianto Beri Pengakuan: Masak Tidak Terima Gaji

Bahkan hal ini membuat beberapa pendukung dari kedua belah pihak kecewa.

Dikutip dari Kompas TV, Jokowi mengungkap alasan kenapa memilih Prabowo menjadi Menteri Pertahanan.

Jokowi mengaku ingin membangun demokrasi gotong-royong.

Baca Juga: Pakai Mobil Pribadi dan Ogah Ambil Gaji, Ini Alasan Prabowo Cuma Nikmati Fasilitas Plat Nomor Dinas Sebagai Menteri Pertahanan, Cocok dapat Acungan Jempol dan Pujian

Oleh karena itu, Jokowi tidak masalah jika rivalnya masuk dalam kabinet.

Mantan juru kampanye Prabowo dalam Pilpres 2019, Eggi Sudjana pun memaklumi keputusan Prabowo untuk menjadi Menteri Pertahanan.

"Saya sebagai pendukung Prabowo, dan saat beliau masuk di situ (kabinet Presiden Joko Widodo), saya terima rasionalitasnya," ujar Eggi saat ditemui Kompas.com di Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (5/11/2019).

Baca Juga: Waketum Gerindra Sebut Amerika Langsung Berubah Sikap Usai Prabowo Subianto Jadi Menteri Pertahanan, Dulu Masuk Daftar Hitam Kini Diundang ke Negeri Paman Sam, Sayang Ini yang Terjadi

Menurut Eggi, Prabowo tak ingin Indonesia mengalami perang saudara sebagaimana terjadi di Yaman, Lebanon, Suriah dan Bosnia.

Eggi menyebut kekhawatiran itu terucap langsung dari mulut Prabowo.

"Anda tahu Yaman, Suriah, Lebanon, Bosnia dan lain-lainnya perang saudara, saling bunuh-membunuh. Sementara pendukung saya (Prabowo) 68 juta berdasarkan riil hasil pemilu," ujar Eggi.

Twitter/@Prabowo

Mobil Toyota Alphard milik Prabowo Subianto digunakan saat Kunjungan Kerja di Mabes TNI

Baca Juga: Baru 3 Hari Prabowo Subianto Ditunjuk Jadi Menteri Pertahanan, KKB Papua Pimpinan Lekagak Telenggen Kembali Berulah, Tiga Tukang Ojek Tewas Ditembak Tepat di Kepala, Sayatan Senjata Tajam Penuhi Sekujur Tubuh Korban

"Bagaimana kalau dibenturkan dengan fakta yang ada? Bisa saling bunuh, bisa membahayakan bangsa kita," lanjut Eggi menirukan ucapan Prabowo.

Eggi yang saat ini bernaung di bawah PAN menambahkan, potensi kerusuhan itu bukanlah dibuat-buat.

Salah satu bukti nyata adalah kerusuhan yang dapat dengan mudah terjadi di Papua.

Baca Juga: Habis Lakukan Hal Ini ke Prabowo, Mulan Jameela Kini Ditetapkan Jadi Anggota DPR RI, Padahal Perolehan Suaranya Sama Sekali Tak Memadai

Oleh sebab itu, Prabowo terpaksa mundur dari arena pertarungan politik dan memilih bersatu dengan rivalnya dalam Pilpres 2019.

Prabowo, lanjut Eggi, juga pernah menyatakan bahwa jabatan dan popularitasnya dikorbankan untuk menjaga tumpah darah Indonesia.

Eggi sebagai pendukung Prabowo pun menyatakan sepakat dengan alasan tersebut.

KOMPAS.com/ RINDI NURIS VELAROSDELA
KOMPAS.com/ RINDI NURIS VELAROSDELA

Calon anggota legislatif dari Partai Amanat Nasional (PAN), Eggi Sudjana di Polda Metro Jaya, Jumat (26/4/2019).

Baca Juga: Habis Lakukan Hal Ini ke Prabowo, Mulan Jameela Kini Ditetapkan Jadi Anggota DPR RI, Padahal Perolehan Suaranya Sama Sekali Tak Memadai

"Saya dukung begitu (pilihan Prabowo), sebab saya dukung bangsa ini. Makanya kami tidak protes. Kami ikhlas. Saya setuju dengan pertimbangan rasional dan kebangsaan ini " ujar dia.

Sementara, soal masih adanya pendukung yang masih kecewa atas pilihan Prabowo, Eggi tak mempermasalahkannya.

"Kalau ada pendukung-pendukung lain yang masih mengkritik atau tidak terima itu, silakan," tambah Eggi.

Baca Juga: Ketahuan Riwayat Pendidikan Mulan Jameela Sebelum Jadi Anggota DPR RI, Istri Ahmad Dhani Ternyata Mengenyam Pendidikan SD Hanya 3 Tahun

Eggi juga mengaku tidak sungkan untuk mengkritik kinerja Prabowo sebagai Menteri Pertahanan.

"Oh iya tentu (akan memberikan kritik). Ini (sudah) saya kritik ya. Kalau tidak benar, ya tentu nantinya kami siap mengkritisi," ujar Eggi.

Oleh sebab itu, Eggi berharap Prabowo mampu memberikan kinerja terbaiknya.

Baca Juga: Fotonya Bawa Airsoftgun Saat Hadiri Acara Tersebar di Grup Whatsapp, Bupati Rokan Hulu Riau Beri Penjelasan: Cuma Buat Gaya-gayaan Saja

Minimal, Prabowo bisa menelurkan prestasi dalam 100 hari jabatannya sebagai Menteri Pertahanan.

"Memang idealnya 100 hari sampai setahun. Kalau 100 hari tidak ada produktivitas dari sisi kebijakan dan sampai satu tahun tak ada action, maka sama saja dengan omong doang (omdo)," ujar Eggi.

Apabila Prabowo tidak menunjukkan prestasi pada masa awal sebagai pembantu presiden, Eggi tidak yakin pada sisa masa jabatan Prabowo diisi oleh prestasi yang cemerlang.

Baca Juga: Gagalkan Aksi Pria Pelaku Penyimpangan Seksual, Wanita Tulungagung Ini Miliki Jurus Manjur, Bisa Ditiru Perempuan Lain

Eggi sekaligus meminta masyarakat memberikan kesempatan kepada Prabowo untuk dapat "unjuk gigi" pada masa awal menjadi menteri.

"Kita berikan kesempatan kepada beliau sebab beliau punya kapasitas. Saya sangat menghormati beliau. Waktu saya dipenjara, saya dikeluarkan oleh beliau. Jadi, tolonglah ya ada prestasi, yang saya tekankan adalah prestasi," lanjut dia.

Keberadaan Prabowo di dalam Kabinet Indonesia Maju, lanjut Eggi, semestinya memberikan manfaat yang positif kepada pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.

Baca Juga: Syahrini Putuskan Tutup Kolom Komentar Instagram Usai Menikah dengan Reino Barack Hingga Sekarang, Ternyata Ini Alasannya

Dari sisi kapabilitas, Ketua Umum Partai Gerindra itu dinilai memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman militer yang baik sehingga sangat cocok mengemban tugas sebagai Menteri Pertahanan.

"Jadi jauh lebih bermanfaat kalau beliau ada di dalam (kabinet)," ujar Eggi.

Apalagi, lanjut Eggi, Prabowo sudah mengungkapkan bahwa salah satu programnya adalah penguatan di bidang alat utama sistem pertahanan (alutsista).

"Sebagai pendukung (Prabowo), kami masih optimistis beliau mampu merealisasikan itu," lanjut dia.

(*)

Tag

Editor : Candra Mega Sari

Sumber Kompas.com, Kompas TV