Find Us On Social Media :

Prabowo Bisa Bikin Indonesia Kembali Mengaum Jadi Macan Asia, 3 Proyek Pertahanan Strategis Ini Jadi Salah Satu Kuncinya, Negara Tetangga Dijamin Tak Berani Cari Gara-gara

Ilustrasi satuan Elit TNI dan Prabowo Subianto

GridHot.ID - Gara-gara krisis moneter (Krismon) pada tahun 1998, kesiapsiagaan alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI berada di titik terendah.

Adanya embargo suku cadang alutsista dari Amerika Serikat dan negara lainnya, tentu saja semakin membuat keadaan tambah runyam.

Namun, seperti kata pepatah 'badai pasti akan berlalu' perlahan-lahan Indonesia mulai bangkit  dari petaka krismon 1998.

Baca Juga: Tidak Bersyukur dengan Nominal Uang Belanja yang Diberi, Seorang Istri Tega Hajar Suaminya yang Baru Pulang Kerja Menggunakan Balok Kayu

Keadaan ekonomi yang semakin baik membuat negeri ini mulai mendapatkan suntikan dana untuk segala sektor.

Imbas dari baiknya perekonomian itu membuat pemerintah Indonesia mulai membenahi bidang pertahanan.

Terlebih, saat ini Menteri Pertahanan di periode 2019-2024 dijabat oleh Prabowo Subianto.

Menyoal hal itu, setidaknya ada tiga proyek pertahanan strategis yang dijalankan Indonesia dengan cara bekerjasama dengan negara lain.

Baca Juga: Keselamatan Anak dan Istrinya Diusik Orang, Raffi Ahmad Langsung Lakukan Hal Ini Saat Keluarganya Diancam Pembunuh, Bodyguard Berwajah Sangar Turut Diterjunkan

Jika tak ada halangan berarti, tiga proyek pertahanan strategis ini bisa membuat Indonesia kembali mengaum sebagai Macan Asia.

Penasar tentang tiga proyek tersebut, berikut ulasannya.

1. Proyek kerjasama pembuatan Medium Tank

Di lini angkatan darat, Indonesia melalui PT. Pindad sedang mengerjakan pembuatan tank medium, yang mana memiliki meriam kaliber 105 mm yang dinilai cukup ampuh untuk digunakan melalap musuh.

Proyek ini tidak sembarangan lantaran Indonesia mengandeng perusahaan pertahanan kenamaan Turki, FNSS.

Baca Juga: Penonton Bersorak Ketika Maia Estianty Sebut Nama Mulan Jameela di Konsernya: Heh, Saya Sudah Dapat yang Jauh Lebih Baik

Prototipe tank medium ini bahkan sudah jadi dan ikut dalam parade HUT TNI ke-72 untuk dipamerkan kepada khalayak umum.

Di Indonesia tank ini dikenal dengan nama Harimau Hitam sedangkan di Turki disebut Kaplan MT.

Rencananya tahun 2019 Harimau Hitam masuk lini produksi.

Perlu diingat proyek medium tank ini adalah kerjasama dengan Turki bertemakan 'Transfer of Technology' (TOT) dan kedepannya Indonesia mampu memproduksi sendiri tank ini.

Baca Juga: Meski Ditentang Sang Mertua, TKW Taiwan Tetap Robohkan Rumah yang Ditinggali Sang Suami, Ternyata Ini Alasannya

2. Kapal Selam

Untuk angkatan laut Indonesia melalui PT. PAL memiliki proyek pembuatan tiga kapal selam dengan Korea Selatan yang diwakili oleh DSME.

Proyek ini memakan dana hingga triliunan rupiah, namun uang sebanyak itu tak akan berarti jika dibandingkan dengan kemandirian alutsista untuk kedaulatan negara.

Lagi-lagi, Indonesia melakukan kerjasama dengan Korea Selatan dengan mekanisme TOT dalam pembuatan kapal selam jenis Improved Chang Bogo Class.

Baca Juga: Dulu dalam Kondisi Kedinginan Ditelantarkan dan Dibuang di Bawah Jembatan, Bayi Malang Ini Sekarang Jadi Anak Pejabat, Parasnya Kini Tak Kalah Tampan dari Jan Ethes

Dua kapal selam sudah jadi dibuat, yakni KRI Nagapasa 403 dan KRI Ardadedali 404.

Sedangkan kapal ketiga yakni KRI Nagabanda 405 sedang dalam tahap pengerjaan.

Kita patut berbangga karena dengan adanya proyek ini menjadikan Indonesia satu-satunya negara di Asia Tenggara yang memiliki galangan dan dapat memproduksi kapal selam sendiri kedepannya.

Juga PT. PAL ada kerjasama dengan DSNS Belanda untuk pembuatan kapal Perusak Kawal Rudal, KRI Raden Eddy Martadinata dan KRI Gusti Ngurah Rai.

Baca Juga: Dulu dalam Kondisi Kedinginan Ditelantarkan dan Dibuang di Bawah Jembatan, Bayi Malang Ini Sekarang Jadi Anak Pejabat, Parasnya Kini Tak Kalah Tampan dari Jan Ethes

3. Jet Tempur Indonesian Fighter Experimental (KFX/IFX)

Untuk lini angkatan udara, Indonesia melalui PT.DI kembali bekerjasama dengan Korea Selatan yang diwakili oleh KAI dalam pembuatan pesawat tempur secara mandiri.

Proyek ini dimulai pada tahun 2015 lalu.

Rincian kerjasama mencakup TOT ini ialah 20 persen pendanaan (sekitar Rp 21 triliun) ditanggung Indonesia dan 80 persennya dari pihak Korea Selatan.

Untuk pengerjaan proyek KFX/IFX ini memerlukan waktu lebih dari 15 tahun dan banyak halangan dalam keberlangsungan pembuatan jet tempur semi-stealth ini.

Walaupun begitu KFX/IFX diupayakan tetap berjalan karena akan bernilai sangat strategis sekali jika proyek ini berhasil, yakni kemandirian Indonesia dalam pembuatan pesawat tempur sendiri.(Seto Aji/Grid)

Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul "3 Proyek Pertahanan Strategis yang Akan Membuat Indonesia Kembali Mengaum Sebagai Macan Asia"

(*)