Find Us On Social Media :

Kini Sudah Dianggap Lazim Dipakai Semua Orang, Kata Umpatan Khas Jawa Timur 'Janc*k' Ternyata Punya Sejarah Erat dengan Peringatan Hari Pahlawan, Asal Usulnya Justru dari Luar Negeri

Ternyata Kata Janc*k Pertama Kali Muncul Saat Pecah Perang 10 November di Surabaya, Begini Awal Mulanya!

Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade

Gridhot.ID - Keanekaragaman suku dan bahasa di Indonesia ternyata membuat sebuah fenomena yang memiliki keunikan tersendiri.

Salah satunya adalah keberagaman bahasa yang menurunkan istilah-istilah unik di setiap daerah.

Biasanya, sebagian besar orang untuk mempelajari bahasa daerah lain hal pertama yang mudah diingat adalah kosa kata yang memiliki arti negatif.

Baca Juga: Pulang Belanja Bersama Emaknya, Pria Ini Diberhentikan 2 Anggota Unit Narkoba, Terlanjur Dikerubungi Warga Tapi Tak Terbukti Bawa Apa-apa, Polisi: Disuruh Cepat Wajar Kalo Salah Tangkap

Salah satunya adalah umpatan-umpatan bahasa daerah.

Di Indonesia hampir semua daerahnya mempunyai bahasa umpatan khas yang terkadang justru menjadi lucu jika diucapkan orang dari luar daerahnya.

Seperti halnya di daerah Jawa Timur terdapat satu kata umpatan yang menjadi ciri khas dalam pengucapannya.

Baca Juga: Lengkap dengan Gaun Pengantin dan Bunga, Tiga Wanita Ini Lakukan Sesi Pemotretan di Kuburan Hingga Pasang Pose Tidur di Makam, Berikan Pernyataan Usai di Hujat Netizen

Apabila dikatakan sebagai kata kotor mungkin kurang tepat, sebab letaknya tak bisa dikatakan menggambarkan hal yang buruk.

Kata itu adalah kata Janc*k.

Di Zaman sekarang kata Janc*k lebih dikenal sebagai kata umpatan yang digunakan orang-orang Jawa Timur.

Namun ternyata kata 'Janc*k' ini mempunyai asal usul sejarah yang berkaitan dengan masa kolonial.

Baca Juga: Niat Hati Pergi ke Rumah Sang Kekasih untuk Bicarakan Acara Lamaran, Pemuda 22 Tahun Ini Justru Dilarikan ke Rumah Sakit Usai Babak Belur di Hajar Warga, Ternyata Hal Ini yang Buat Warga Geram

Hal inilah yang menyebabkan kata ini kini menjadi sebuah kata yang khas dan mudah dikenal jika diucapkan.

Melansir dari berbagai sumber yang telah dirangkum oleh Sosok.ID, berikut asal mula penyebutan istilah Janc*k yang populer di daerah Jawa Timur sebagai sebuah kata ungkapan akan sesuatu.

Ternyata asal kata Janc*k tidak bisa terlepas dari peristiwa yang melekat di ibu kota Jawa Timur, Surabaya.

Baca Juga: Matanya Sampai Berkaca-kaca, Isi Dompet Pria Ini Hanya Tinggal Selembar Uang Rp 20 Ribu Beserta Surat-surat Berkendara, Saat Diperiksa Kapolres Kudus Justru Hal Tak Terduga yang Terjadi, Bikin Banyak Orang Iri

Peristiwa yang kini dikenal sebagai hari pahlawan tersebut terinspirasi dari insiden yang pernah terjadi di Surabaya.

Salah satu hasilnya adalah kata 'Janc*k' yang kini menjadi trend sebagai sebuah kata umpatan.

Peristiwa perang 10 November 1945 di kota Tanjung Perak tersebut.

Dalam pecah perang melawan tentara sekutu tersebut, penyebutan kata 'Janc*k' pertama kali dipakai dan langsung booming hingga saat ini.

Baca Juga: Dituding Netizen Berhentikan Kereta di Tengah Palang Perlintasan karena Ditinggal Jajan, PT KAI Beri Klarifikasi, Ternyata Pemberhentian Tersebut Punya Makna Tersendiri di Dunia Kereta Api

Sebenarnya asal kata 'Janc*k' tersebut sama sekali tidak berhubungan dengan hal yang buruk atau kotor.

Jan Cox adalah nama seorang warganegara Belanda yang lahir di Den Haag, 27 Agustus 1919.

Ia merupakanpelukis terkenal di Belanda dan Belgia karena karyanya yang fenomenal.

Baca Juga: Lagi Asik Main Ponsel di Emperan Toko, Pedagang Bakso Ini Tiba-tiba Ditodong Senjata dan Dibekuk Polisi karena Disangka Kurir Narkoba, Usai Bebas Alami Trauma Luar Biasa

Tapi anehnya Jan Cox sama sekali tak pernah menginjakkan kakinya di Indonesia.

Karya lukisannya pun tidak ada yang di Indonesia.

Lalu bagaimana nama tersebut menjadi viral hingga saat ini di Indoenesia?

Rupanya, saat pasukan NICA Belanda yang membonceng Inggris mendarat di Surabaya untuk melucuti senjata tentara Jepang, di salah satu tank mereka tertulis nama Jan Cox.

Memberi nama pada alat perang pada masa itu menjadi sebuah hal yang jamak dilakukan oleh banyak prajurit di dunia.

Baca Juga: Tragis! Kisah Kematian Wanita Simpanan Mantan PM Malaysia, Dibunuh Saat Hamil dan Jasadnya Diledakkan dengan Bom Perang, Begini Pengakuan Pelaku

Tanpa terkecuali sebuah Tank yang berjenis M3A3 Stuart buatan Amerika Serikat yang menjadi inventaris tentara Belanda pada awal kemerdekaan Indonesia.

Badan tang tersebut diukir nama seorang pelukis legendaris asal Belanda dan Belgia, Jan Cok.

Singkat cerita, pada tanggal 10 November 1945, saat pecah perang di Surabaya kala itu.

Baca Juga: Dilelang dengan Harga Minimum Mencapai Rp 1,4 Miliar, Ternyata Ada Cerita Istimewa di Balik Kaos Kaki Sang Legenda 'King of Pop'

Yang menjadi korban keganasan pejuang Indonesia saat melawan tentara sekutu termasuk Tank berjenis M3A3 yang diberi nama lambung Jan Coz tersebut.

Nah, para Tentara Keamanan Rakyat (TKR/TNI kala itu) kemudian melihat tulisan Jan Cox di badan tank Stuart.

Uniknya, kata Jan Cox ini digunakan oleh para pejuang di Surabaya untuk memberi istilah terhadap Tank yang dipakai oleh musuh.

Dan saat ada Tank tentara Belanda lewat di dekat mereka, maka ramai-ramai meneriakan kata Jan Cox sebagai tanda ada Tank musuh yang mendekat atau melintas.

Baca Juga: Beli Bekas Reruntuhan Kastil dengan Harga Murah, Pria Ini Berhasil Menyulapnya Jadi Bangunan Unik, Usai Renovasi Harganya Melejit Hingga Rp 23 Miliar

Lama kelamaan kata Jan Cox diserap sebagai sebuah kata baru dalam mengistilahkan sesuatu yang mencengangkan baik membuat marah ataupun kaget.

Kosakata yang awalnya menggunakan huruf X tersebut, karena jarang menggunakan huruf X dan pembacaaannya hampir serupa dengan K.

Maka kata Jan Cox lambat laun berubah menjadi 'Janc*k' yang lazim kita dengan apabila berada di Jawa Timur terutama Surabaya.

Baca Juga: Yatim, 4 Anak Penderita Gizi Buruk dan Kelumpuhan Ini Ditinggal Kabur ibu Kandungnya Bersama Pacar, Pamit Beli Sabun Tapi Tak Kunjung Pulang

Itulah sepenggal kisah Perang 10 November 1945 di Surabaya yang kini dikenang sebagai Hari Kebangkitan Nasional. (*)