Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega
Gridhot.ID - Kasus penembakan di kawasan Ruko Hana Sakura, Cigasong, Majalangka, Jawa Barat, Minggu (10/11/2019) tengah menjadi sorotan.
Irfan Nur Alam (IN) yang merupakan anakBupati Majalengkadiduga menjadi pelaku penembakan terhadap kontraktor asal Bandung, Panji Pamungkas (40).
Dikutip dari Kompas,Irfan diduga menggunakan sejata api jenis Kaliber 9 milimeter.
Menurut Panji, insiden tersebut terjadi saat dirinya hendak menagih uang proyek kepada Irfan.
Namun, saat itu Irfan justru menembak tangan kiri Panji dan kaki salah satu rekannya.
Panji menceritakan, setelah dirinya melaksanakan shalat maghrib, salah satu rekan Irfan mendatanginya dan meminta untuk bertemu di ruko Hana Sakura.
Setelah menunggu cukup lama, sekitar pukul 23.30 WIB, Panji yang tertidur di dalam mobil mendengar suara tembakan.
Saat terbangun,Panji sudah melihat puluhan orang mengeroyok sejumlah pegawaiya yang dia ajak untuk menagih.
"Pas saya bangun saya lihat ternyata ada penuh kisaran 30-40 orangnya bapak IN yang sudah terjadi pengeroyokan terhadap pegawai saya. Yang menjadi korban tiga. Itu pegawai sekaligus adik dan kakak saya," tuturnya.
Panji pun mengaku bahwa Irfan sempat menodongkan senjata ke arahnya dan terdengar letusan tembakan.
Tembakan pertama, Panji bisa mengelak sehingga peluru mengenai paha seseorang yang disebut sebagai orang Irfan.
Namun tembakan berikutnya melukai tangan kiri Panji.
Baca Juga: Diciduk Sepekan Sebelum Ulang Tahun, Bupati Talaud Sri Wahyumi Manalip Gagal Dapat Kado Mewah
"Korbannya (penembakan) di sana ada dua, orangnya IN dan saya," ucapnya
Setelah itu, Panji dibawa oleh sejumlah orang ke kantor Irfan.
Lalu, Irfan memberikan uang sejumlah uang yang ditagih oleh Panji, yaitu Rp 500 juta.
"Saya dirangkul IN yang sambil menenteng senpinya, persis di depan kantor IN dia ancam bunuh saya. Katanya kamu di sini bikin masalah terus, kamu di sini bikin rusuh terus. Padahal kita di sana tidak ada niat keributan, sajam pun kita tak ada," kata Panji menirukan ucapan pelaku.
Panji kemudian dibawa masuk ke kantor Irfan.
Di situlah, Panji diberi uang Rp 500 juta untuk pembayaran utang.
Baca Juga: Diciduk Sepekan Sebelum Ulang Tahun, Bupati Talaud Sri Wahyumi Manalip Gagal Dapat Kado Mewah
"Hanya caranya (membayar) pun uang dilempar ke bawah diinjak-injak. Saya berlumuran darah, uangnya pun kena darah saya," katanya.
Dalam kondisi terluka dan menahan rasa sakit, Panji tak lagi memikirkan uang.
"Dari situ saya keluar tanpa memikirkan uang, saya lari ke RSUD, kemudian lanjut ke polres untuk bikin laporan. Jadi ceritanya memang Rp 500 juta dibayar tapi setelah terjadi penembakan," tuturnya.
Melansir dari Tribun Jabar,Bupati Majalengka Karna Sobahi membenarkan pria bernama Irfan Nur Alam adalah anak kandungnya.
"Benar, Irfan itu anak kandung dan darah daging saya asli," ujar Bupati saat dihubungi via ponselnya, Selasa (12/11/2019).
Penyelidik Satreskrim Polres Majalengka sudah menggelar olah TKP di Ruko Hana Sakura.
Saat ini, kasus itu sedang ditangani dan masih dalam penyelidikan.
"Sebagai keluarga, saya menghormati dan mengikuti proses hukum yang berlaku," ujarnya.
Sobahi mengatakan, hingga saat ini, belum diketahui penyebab pasti bagaimana peristiwa itu terjadi.
Adapun informasi yang berkembang baru sebatas informasi dari pelapor.
"Saat ini tim penasehat hukum sedang menyusun prolog kejadian yg sebenarnya. Kami akan berupaya dari awal sampai jelas kejadiannya supaya masyarakat terima informasi yang obyektif. Sebab yang viral ini baru dari pihak pelapor," kata dia.
Hanya saja kata Sobari, informasi yang dia terima, sumber masalahnya itu bukan sebatas utang pencairan proyek.
"Saya pastikan bukan soal proyek dan yang berkaitan langsung utang bukan dengan Irfan tapi orang yang namanya Andi," ujar dia.
Adapun sosok Andi ini sebelumnya diakui Panji sebagai temannya.
Panji menanyakan pada Andi ihwal uang proyek.
Andi kata Panji, menyebut uang berada di Irfan.
Sementara itu, Irfan merupakan ASN di Setda Pemkab Majalengka dengan pangkat eselon III A.
Diketahui Irfan menjabat Kabag Ekonomi dan Pembangunan.
(*)