Find Us On Social Media :

Bak Menang Perang Usai Dibelenggu Musuh yang Kuat, Inilah yang Dirasakan Para Pramugari dan Awak Kabin Setelah Era Ari Ashkara Berakhir, Banyak yang Gelar Tumpengan hingga Undang Anak Yatim

Pramugari Garuda Indonesia, Yosephine dalam acara iNews, Senin (9/12/2019).

Gridhot.ID - Terbongkarnya kasus penyelundupan yang dilakukan Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara menguak berbagai macam fakta.

Ari Askhara diduga memiliki seorang selir atau kekasih gelap yang bernama Puteri Novitasari Ramli.

Melansir dari YouTube Official iNews, Senin (9/12/2019), pramugari Garuda Indonesia bernama Yosephine turut berkomentar terkait kepemimpian Ari Askhara sebagai Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia.

Baca Juga: Terbongkar! Tugasnya Ternyata Tak Hanya Layani Penumpang, Para Pramugari Baru Garuda Wajib Jalankan Tugas Sampingan Sebagai Gundik, Bahkan Ari Ashkara Tega Jadikan Mereka 'Upeti' Bagi Rekan Bisnisnya

Sebelumnya diketahui, Ari Askhara telah dipecat oleh Menteri BUMN, Erick Thohir karena diduga menyelundupkan motor Harley davidson dan sepeda brimpton dalam Maskapai Garuda Indonesia GA 9721 Air Bus A300-900 Neo.

Yosephine menuturkan, banyak awak kabin yang merasa lega setelah Ari Askhara dicopot dari jabatannya.

"Pencopotan ini kami awak kabin banyak merasa ya, rasanya duri yang tertanjam di dalam itu lepas akhirnya gitu," jelas Yosephine.

Baca Juga: Kondisi Kedua Kaki Anggota Brimob Ini Mengecil hingga Membuat Lumpuh, Seorang Bhayangkari Tunjukkan Potret Perjuangannya untuk Suami Tercinta dengan Menggendongnya Kemanapun Pergi: Kakiku untuk Aku dan Suamiku

Wujud dari kelegaan tersebut, banyak dari teman-teman Yosephine yang melakukan syukuran atas dicopotnya Ari Askhara sebagai Dirut Garuda Indonesia.

"Setelah tahu itu, banyak teman-teman yang melakukan tumpengan, syukuran, ngundang anak yatim," ungkap Yosephine.

Yosephine mengungkapkan banyak kebijakan yang diterapkan oleh Ari Askhara yang menyulitkan awak kabin.

Seperti penerbangan Pulang Pergi (PP), pramugari harus bekerja selama 18 jam sehari.

Baca Juga: Harganya Jauh Lebih Murah Tujuh Kali Lipat, Produsen Sepeda Lokal Manfaatkan Momen Kasus Penyelundupan Brompton oleh Ari Ashkara Buat Promosi: Gak Perlu Selundup-Selundupan, Harga Terjangkau, Kualitas Memukau!

Kejadian tersebut dialami oleh Hersanti, yang melayani penerbangan Jakarta-Melbourne-Jakarta.

"Yang paling parah durinya itu seperti penerbangan PP itu lo," jelas Yosephine.

Yosephine menyatakan berdasarkan regulasi yang ada minumum awak kabin bekerja itu 14 jam, tapi kenyataannya bisa mencapai 18 jam.

Baca Juga: Bawa Ransel Jalan di Tengah Keramaian Jakarta, Orang Gila Ini dengan Santainya Hamburkan Uang Rp 7,6 Juta, Bikin Heboh Warga yang Ramai-ramai Memungutinya

"Tapi kenyataannya kita terbang itu nggak murni 14 jam karena kita kerja dimulai pada saat kita lapor di airport, 1,5 jam sebelum scedule itu kita sudah masuk dalam duty, nah jadi bisa lebih, belum lagi transit di luar negeri," ungkap Yosephine.

Lebih lanjut, Yosephine mengungkapkan adanya kebijakan jaminan uang terbang yang tidak adil antara junior, senior dan manajer.

Jaminan tersebut harusnya berlaku untuk awak kabin yang tengah sakit atau sedang discord.

Tapi menjadi tidak adil ketika kebijakan itu berlaku untuk manajer yang di struktural.

Baca Juga: Jurus Jitu Erick Thohir Obrak-abrik Perusahaan BUMN, Pakai 6 Cara yang Buat Yunarto Wijaya Terkagum-kagum: Rini Soemarno Ngapain Aja Kemarin?

Bagi manajer yang duduk di struktural mereka bisa berkumpul bersama keluarga saat hari Sabtu dan Minggu.

Serta saat hari libur nasional mereka juga bisa mengambil libur untuk berkumpul bersama keluarga.

Namun, bagi awak kabin yang tidak duduk di struktural mereka tetap harus melayani penerbangan.

Baca Juga: Bak Makanan Sehari-hari, KPK Tak Heran Ari Ashkara Harus Dipaksa Lepas Jabatan karena Kasus Penyelundupan, Saut Situmorang: Cerita Lama dan Sudah Jadi Rahasia Umum!

"Jadi di struktural itu double pembayaran, tunjangan jabatan dia dapat, tunjangan jaminan jam terbang dia dapat, padahal belum tentu sebulannya jam terbangnya sampai 60 jam," paparnya.

Terkait kebijakan tersebut sebenarnya resminya belum ada, namun sudah diimpplementasikan bulan Bovember lalu.

"Dan semua teman-teman kaget karena dari kita sendiri awak kabin tidak diberitahu berapa nominalnya," ungkapnya.

Yosephine mengungkapkan soal kebijakan tersebut hanya ada beberapa tim yang mensosialisasikan tetapi tidak jelas, hanya dalam bentuk powerpoint.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul "Pramugari Senior Garuda: Banyak Teman-teman Gelar Tumpengan Usai Pemecatan Dirut Garuda"