Cara Licik Israel Dirikan Negaranya, Semena-mena Curi Kesempatan Setelah Inggris Angkat Kaki dari Palestina, Digencar Negara Timur Tengah Tapi Tetap Keras Kepala Bertahan

Sabtu, 14 Desember 2019 | 20:42
Military Watch Magazine

Israel

Gridhot.ID - Sejarah berdirinya negara Israel memang penuh kontroversi.

Diketahui Israel memanfaatkan kesempatan di tanggal 14 Mei 1948.

Pada tengah malam 14 Mei 1948, momen mandat Inggris atas Palestina berakhir sudah.

Baca Juga: Riwayat Pembunuh Paling Kejam di Indonesia, Mantan Pencuri Lembu yang Bunuh 42 Wanita Tanpa Belas Kasih, Tertawa Ketika Divonis Hukuman Mati

"Mencuri" kesempatan tersebut, maka 12 jam sebelumnya, tokoh pergerakan Israel, Ben-Gurion memproklamirkan lahirnya negara Israel.

Negara baru ini dalam tempo satu jam diakui oleh AS, yang di mata pihak Arab membuktikan telah terjadinya kolusi antara kaum Yahudi dengan Washington.

Uni Soviet juga mengakui tiga hari kemudian, namun Inggris dan Prancis baru mengakui Israel pada tahun 1949.

Baca Juga: Kebelet Ingin Viral, 2 Remaja Ini Mandi Sambil Mengedarai Motor Keliling Kota, Ujung-ujungnya Justru Diciduk Pihak Kepolisian

Apa yang dilakukan Ben-Gurion ini, selain untuk menghindari hari Sabbath yang merupakan hari suci Yahudi, juga untuk mendahului pihak Arab yang mengancam invansi wilayah Palestina begitu Inggris resmi angkat kaki.

Meski dalam kenyataannya pertempuran antara orang Yahudi dengan Arab Palestina telah terjadi jauh hari sebelum Inggris hengkang.

Orang sering menyebut tahap ini masih sebagai “perang saudara” (civil war).

Baca Juga: Divonis Rehabilitasi 7 Bulan, Jefri Nichol Tiba-tiba Muncul di Konferensi Pers Film Habibie & Ainun 3, Tak Kuasa Menahan Tangis Saat Bertemu Reza Rahardian

Konflik ini acap sangat kejam, dengan pembunuhan massal yang dilakukan oleh kedua pihak terhadap para tahanan atau penduduk sipil.

Peristiwa di Deir Yassin misalnya pada April 1948 ketika orang Yahudi yang tergabung dalam Irgun dan Stern membunuh lebih dari 250 orang Arab Palestina, termasuk wanita dan anak-anak desa tersebut.

Pembantaian mereka lakukan setelah pasukan “reguler” Haganah yang merebut desa itu meninggalkan tempat tersebut.

Baca Juga: Menjerit Kesakitan, Syahrini Keluhkan Kulit Tangannya yang Mengelupas Karena Cakaran Kuku Para Penggemar

Aksi ini pun dibalas pada bulan Mei sesudah pasukan Legiun Arab berhasil merebut pemukiman Yahudi, Etzion.

Begitu pun pasukan reguler Transyordania ini pergi, maka orang Arab Palestina pun datang dan membunuhi para pemukim Yahudi.

Invasi negara-negara Arab ke Palestina terjadi sesuai rencana, yaitu pada tengah malam tanggal 14/15 Mei 1948 sesaat sesudah Inggris melepaskan mandatnya.

Baca Juga: Punya Gelar Mentereng dari Universitas Hukum Ternama, Anak Bungsu Hotman Paris Rela Berlutut di Hadapan Banyak Orang Demi Ikat Tali Sepatu Ayahnya, Benarkah Agar Dapat Warisan?

Empat resimen Legiun Arab melintasi jembatan Allenby yang memisahkan Transyordania dengan Palestina.

Tujuan utama pasukan yang masih dipimpin opsir-opsir berkebangsaan Inggris ini adalah Yerusalem ditambah Nablus dan Ramallah sebagai sasaran antara.

Pada waktu yang sama, pasukan Mesir bergerak ke utara menuju Gaza, sementara pasukan Lebanon ke selatan menyusuri jalan raya sepanjang pantai dan pasukan Suriah masuk dari timur untuk merebut wilayah Galilea.

Baca Juga: Seolah Baik-baik Saja, Warganet Justru Pergoki Syahrini Banting Kiriman Lipstik dari BCL, Sang Penyanyi Dianggap Tak Bisa Menghargai Pemberian Orang

Pasukan Irak yang bergerak di selatan pasukan Suriah, bertujuan mencapai pantai Laut Tengah sehingga memotong Israel menjadi dua.

Dalam perang Timur Tengah yang pertama ini, pasukan Israel memiliki keuntungan karena mereka berada dalam satu komando, sedangkan pasukan negara-negara Arab memiliki komando sendiri-sendiri.

Kalau pun ada koordinasi, sifatnya minim sekali. Pada hari pertama perang, Tel Aviv yang dijadikan ibukota Israel dibom pesawat Mesir, sehingga pidato radio Ben-Gurion untuk menjelaskan mengapa negara Israel diproklamirkan menjadi terputus-putus.

Baca Juga: Bongkar Borok Sisi Asih Hingga Samakan dengan Gundik Ari Ashkara, Puteri Novitasari, Akun Instagram Presenter Ini Banjir Hujatan Netizen: Ikut Nimbrug Biar Kecipratan Hits Ya..

Pasukan Suriah gagal mencapai sasaran awal merebut dua desa di Lembah Yordan, namun mereka berhasil menguasai Mishmar Hayarden meskipun menghadapi perlawanan sengit.

Pasukan Irak yang terdiri dari dua brigade infanteri dengan dukungan satuan lapis baja, berhasil mendekati kota Natanya di pantai Laut Tengah.

Namun sebelum mereka sempat memotong Israel menjadi dua, gerakan tentara Irak ini dapat dihentikan oleh pasukan Palmach Israel yang bertahan mati-matian.

Baca Juga: Sempat Sandera Aparat yang Baru Selesai Salat Jumat, Ini Kronologi Penyerangan Kelompok Teroris Mujahidin Indonesia Timur Pimpinan Ali Kalora, Seorang Anggota Brimob Sampai Kehilangan Nyawa

Pertempuran hebat terjadi di seantero wilayah, termasuk Yerusalem dan sekitarnya. Upaya Israel untuk merebut kota lama Yerusalem digagalkan oleh pasukan Legiun Arab.

PBB segera berusaha melerai peperangan ini dengan menunjuk penengah/mediator, Count Bernadotte dari Swedia.

Namun setiap kali perhentian permusuhan tercapai, maka sifatnya selalu sementara karena setiap kali pula perang berkecamuk lagi.

Baca Juga: Bukti Foto Tak Bisa Dielak, Wanita Asal Indonesia Ini Ternyata Punya 2 Suami dan Seorang Selingkuhan, Bagaimana Bisa?

Sehingga peperangan pertama antara Arab-Israel tahun 1948-49 ini pun dapat dibagi dalam beberapa tahap, diawali dengan “perang saudara” yang terjadi menjelang kepergian Inggris hingga masuknya pasukan negara-negara Arab pada 15 Mei 1948.

Peperangan dengan pasukan dari negara-negara Arab ini diakhiri dengan gencatan senjata pada 11 Juni, untuk kemudian pecah lagi pada 9 Juli yang terkenal dengan sebutan “perang sembilan hari”, yang terutama terjadi di sektor utara dan tengah.

Namun hingga kini konflik antara negara-negara Arab dengan Israel terus terjadi akibat tindakan licik Israel mendirikan negara dengan cara mencuri itu.

Baca Juga: Baru Saja Dilantik di Istana Negara, Watimpres Sudah Punya Tugas Besar Menanti, Bertanggung Jawab Kepada Presiden dan Merahasiakan Segala Nasihat yang Diberikan

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul Selalu Bikin Kisruh, Negara Israel Ternyata Didirikan dengan Cara 'Mencuri'.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber intisari