Lantaran Tradisi, Laki-laki dan Perempuan di Dua Desa Ini Tidak Boleh Saling Mencintai, Jika Melanggar Akan Ada Musibah yang Terjadi

Jumat, 20 Desember 2019 | 10:42
dok. kompas.com

Tradisi Asrah Batin

GridHot.ID–Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak etnis, suku, dan kepercayaan.

Jadi tidak mengherankan apabila Indonesia memiliki beragam tradisi unik yang berbeda-beda.

Salah satu tradisi unik yang ada di Indonesia adalah tradisi Asrah Batin di Grobogan, Jawa Tengah, tepatnya di Desa Karanglangu dan Desa Ngombak.

Baca Juga: Tiap Bulan Bergaji 30 Juta Tapi Tak Bisa Menyimpan Harta, Ini Sederet Fakta Tersembunyi Kehidupan TKI Korea Selatan, Terjebak Kenyamanan Jadi Alasan

Dalam tradisi budaya yang sudah berlangsung sejak ratusan tahun silam ini, warga Desa Karanglangu berduyun-duyun melintasi sungai berarus deras sedalam 70 sentimeter yang membelah Desa Karanglangu dan Desa Ngombak.

Sementara itu, warga Desa Ngombak menyambut kedatangan warga Desa Karanglangu dengan pelayanan yang maksimal. Mulai dari mempersiapkan sejumlah relawan yang berjaga-jaga di sungai sebut saja TNI, Polri dan perwakilan warga.

Para tamu juga dimanjakan dengan hiburan kesenian serta suguhan hidangan khas Jawa yang beraneka ragam.

Baca Juga: Nyaris Dipenjara 2 Kali, Inilah Sederet Fakta Masa Lalu Syahrini, Penyanyi Kondang yang Memiliki Penghasilan Rp 1 Miliar Sehari

Dalam tradisi yang digelar setiap dua tahun sekali ini, Kepala Desa Karanglangu dan perangkat Desa Karanglangu dijemput oleh pihak Desa Ngombak menggunakan rakit yang dihias sedemikian rupa.

Adapun warga Desa Karanglangu, baik tua maupun muda, menyeberangi sungai dengan berjalan kaki secara hati-hati dengan dibantu pengawalan warga Desa Ngomba

Baca Juga: Hanya Bisa Tercengang, Pria Ini Temukan Bongkahan Emas Seberat 87 Gram, Para Ahli Menilai Harganya Bisa Mencapai Satu Miliar Rupiah

Seperti yang dilansir dari Kompas.com, tradisi Asrah Batin erat hubungannya dengan kepercayaan warga tentang sosok Kedhana dan Kedhini, yaitu Raden Sutejo dan Roro Musiah, yang diyakini sebagai leluhur pendiri Desa Karanglangu dan Desa Ngombak.

Menurut mitologi, Kedhana dan Kedhini adalah saudara kandung. Mereka terpisah sewaktu keduanya masih kecil.

Keduanya berkelana secara terpisah melewati hutan dan sungai, hingga akhirnya Kedhana berhenti dan menetap di suatu desa yang diberi nama dengan Desa Karanglangu.

Baca Juga: Selalu Merasa Superior, Pasukan Militer Israel Tiba-tiba Menjadi Ketakutan Saat Hadapi Serangan Sniper Hamas, Ternyata Ini Alasannya

Sedangkan, Kedhini berhenti dan menetap di suatu desa yang diberi nama Desa Ngombak.

Singkat cerita setelah keduanya dewasa, mereka pun bertemu hingga saling jatuh cinta dan hampir menikah.

Pernikahan itu akhirnya urung terjadi setelah terungkap bahwa mereka adalah kakak beradik yang telah lama terpisah.

Baca Juga: Pernah Dibilang Tak Punya Sopan Santun oleh Iis Dahlia, Karier Penyanyi Muda Ini Justru Semakin Moncer Hingga Membuatnya Mampu Bangun Rumah Seharga Miliaran Rupiah

Kepala Desa Ngombak, Kartini, menyampaikan, secara turun-temurun tradisi Asrah Batin ini dilaksanakan pada Minggu Kliwon untuk mengenang Kedhana dan Kedhini.

Asrah Batin sendiri merupakan kata lain dari "Pasrah Batin". Berusaha ikhlas dengan kenyataan yang terjadi.

Pasrah Batin juga pengejawantahan dari rasa syukur kepada Sang Khalik. Sebab, atas izin-Nya, pernikahan terlarang antara saudara sekandung tersebut akhirnya urung terjadi.

Baca Juga: SKCK Prabowo Subianto Sempat Bocor di Media, Warganet Pertanyakan Kasus Penghilangan Aktivis 1998, Benarkah Menhan Tidak Memiliki Catatan Kriminal?

"Rencananya, rombongan Desa Karanglangu hendak mengantar Kedhana melamar Kedhini di Desa Ngombak. Namun, nasib berkata lain. Prosesi pernikahan gagal dan diganti menjadi hajatan syukuran, karena ternyata Kedhana Kedhini adalah saudara kandung yang lama terpisah. Bentuk syukur kepada Tuhan yang telah membuka tabir. Momen sedih dan bahagia bercampur menjadi satu," ungkap Kartini.

Sementara itu, tokoh Masyarakat Desa Ngombak, Mahfud, mengatakan, kisah sepak terjang hubungan sedarah antara Kedhana dan Kedhini yang mewarnai desa mereka bukan omong kosong belaka.

Selain dibuktikan dengan keberadaan makam dan petilasan. Terbukti juga sejak turun temurun, pemuda-pemudi warga Desa Karanglangu dan warga Desa Ngombak dilarang untuk saling mencintai maupun mengikat janji suci menuju ke jenjang pernikahan.

"Warga Desa Karanglangu dan Ngombak adalah saudara tua dan muda. Turun temurun laki-laki dan perempuan dari dua desa itu tidak diperbolekan untuk saling menikah. Warga percaya jika melanggar akan ada musibah. Dahulu pernah ada yang melanggar dan meninggal dunia. Hingga saat ini belum ada yang berani melanggar. Kami pun menjaga tradisi itu. Wallahu alam," terang Mahfud.

Artikel ini telah tayang di NOVA dengan judul "Warga Dua Desa di Indonesia Ini Tak Boleh Saling Jatuh Cinta Karena Tradisi"

(*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber NOVA