Find Us On Social Media :

Bisa Bikin Miskin Rakyat, Semen Satu Sak Seharga Rp 2 Juta Hingga Mi Instan Seporsi Rp 30 Ribu, Ini Deretan Harga Tak Lazim Kebutuhan Pokok di Ilaga, Papua, Hal Ini Penyebabnya

Ilutrasi pembangunan jalan trans papua

Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade

Gridhot.ID - Pembangunan infrastruktur jalan di Indonesia memang belum merata hingga ke seluruh daerah.

Hal tersebut menjadi sebuah permasalahan terutama pada akses penghubung antar daerah.

Selain itu permasalahan belum meratanya infrastruktur jalan bisa memengaruhi faktor-faktor lain yang dinilai penting untuk masyarakat.

Baca Juga: Buka Suara Soal Fenomena Teror Ular Kobra Lewat Pandangan Metafisika, Mbah Mijan Peringatkan Akan Adanya Wabah Mematikan di Tengah Masyarakat: Saya Ngeri Sendiri Ngebayanginnya

Permasalahan inilah yang sedang dihadapi beberapa daerah di Papua.

Salah satunya adalah Kecamatan Ilaga, Papua.

Ilaga merupakan ibu kota kabupaten tertinggi di Indonesia.

Baca Juga: Saksikan Ibu Kandungnya Diperkosa Tetangganya di Depan Mata, Siswa SMK di Pasuruan Luapkan Dendamnya Sejak SD pada Pelaku, Tusuk Korban hingga Tewas Sebagai Balasan Nafsu Bejatnya

Daerah ini berada di pegunungan yang mempunyai suhu cukup dingin.

Melansir dari Antaranews.com, Kecamatan Ilaga masih mengalami kekurangan dalam infrastruktur jalan darat.

Tidak adanya jalur transportasi darat ke Kecamatan Ilaga, Papua membuat harga serba mahal.

Bahkan harga satu sak semen di Ilaga bisa mencapai Rp 2 Juta.

Baca Juga: Tepat di Atas Peti Jenazah Robek Kain Persaringan Tanda Perpisahan, Tunangan Kapten Anumerta Erizal Ikhlaskan Kepergian Sang Kekasih Secara Adat: Hari Ini Ade Udah Ikhlas

"Kehidupan di sini harganya lima kali lipat dari Surabaya, karena memang satu-satunya transportasi ke Ilaga hanya bisa melalui pesawat terbang, kami minta perhatian juga dari pemerintah pusat untuk masyarakat Ilaga, pembangunan harus jalan terus," ungkap Bupati Kabupaten Puncak, Willem Wandik.

Masyarakat di Ilaga rata-rata bekerja sebagai petani.

Untuk mendapatkan perlengkapan bertani, mereka harus membeli ke daerah terdekat yaitu Kabupaten Timika dengan menggunakan pesawat.

Baca Juga: Iis Dahlia Mati-matian Bela Sang Suami dari Cibiran Netizen, Akun Twitter @digeeembok Justru Bongkar Borok Satrio Dewandono Soal Pramugari Simpanannya: Udah Dikasih Lele Masih Minta Sardens

Sementara berdasarkan pengamatan antaranews.com, medan di daerah Ilaga memang hanya bisa ditempuh menggunakan pesawat perintis.

Tata letak geografis yang berbukit-bukut memungkinkan pembangunan jalan darat belum bisa direalisasikan.

Jika akan melakukan pembangunan, setidaknya membutuhkan perlengkapan lebih.

Hal ini menjadikan tingginya harga barang kebutuhan menjadi sebuah kewajaran.

Baca Juga: Hatinya Hancur Saat Lihat Sangkar Burungnya Rusak, Rendy Menyesal Kacer Seharga Rp 150 Jutanya Raib Padahal Sudah Bayar Mahal Biaya Bagasi, Ancam Pihak Maskapai Garuda ke Jalur Hukum

Untuk harga makanan golongan tertinggi, satu porsi mi instan bisa mencapai Rp 30 ribu.

Kemudian empat jerigen minyak goreng dihargai senilai Rp 800 ribu.

Untuk menghemat pengeluaran, masyarakat Ilaga memanfaatkan ubi sebagai kebutuhan pangannya.

Baca Juga: Makan di Warung Sederhana Jadi Hobinya, Ini Sosok Michael Bambang Hartono, Orang Terkaya di Indonesia, Bos Besar Djarum dan Bank BCA yang Tak Suka Hidup Foya-foya

Selain itu ubi juga menjadi jenis produk pertanian yang paling banyak diproduksi.

Masyarakat lokal mayoritas juga beternak babi untuk menunjang kebutuhannya.

Harga seekor babi besar senilai Rp 30 juta.(*)