Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega
Gridhot.ID - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua belakangan terus menerus membuat onar.
Dikutip dari Antara, Dandrem 172 PWY Kol Inf Binsar Sianipar menyebut jembatan yang menghubungkan Batas Batu-Kenyam, Nduga tidak bisa dilewati akibat dirusak KKB.
"Memang benar jembatan yang menghubungkan Batas Batu-Kenyam dirusak KKB, sekitar tanggal 20 Desember sehingga masyarakat kesulitan mendroping logistik ke ibukota Nduga," ujar Sianipar,Jumat (27/12/2019).
"Selain merusak jembatan hingga tidak bisa dilewati, KKB juga menembak anggota yang sedang berpatroli sehingga terjadi kontak tembak," lanjutnya.
Ia mengatakan selama ini logistik diangkut menggunakan kapal-kapal kecil dari Timika dan jarang yang dikirim dengan menggunakan pesawat.
Namun, dengan terputusnya jembatan penghubung itu menyebabkab logistik masih tertahan di Batas Batu.
Konvoi kendaraan warga juga tidak bisa melintasi sungai karena saat ini airnya cukup deras.
"TNI akan segera memperbaiki dan membuat jembatan sementara sehingga warga kembali dapat melintas di atas sungai tersebut," kata Sianipar.
Danrem 127/PWY yang membawahi empat Kodim yang terbesar di 11 Kabupaten itu mengaku secara keseluruhan situasi di Kabupaten Nduga relatif kondusif.
"Secara keseluruhan situasi di Kabupaten Nduga relatif kondusif," ujarnya.
Di balik kejadian itu, KKB Papua melalui akun Facebook TPNPB turutmembuat pernyataan,Jumat (27/12/2019).
KKB pimpinan Egianus Kogoya mengaku terlibat baku tembak dengan aparat TNI di Kenyam pada 19 Desember 2019.
KKB mengklaim dua prajurit TNI tertembak hingga menyebabkan satu diataranya meninggal dunia.
"Pada hari Kamis tanggal 19 Desember 2019 pukul 04:00 Subu pagi dini hari telah terjadi kontak senjata antara pasukan TPNPB dan TNI di Koteid Jalan raya Pelabuhan Momugu Batas Batu Kabupaten Nduga Papua Ibu Kota Kenyam.
Pasukan TNI sedang menggunakan 6 truk dari Pelabuhan Droping Pasukan Baru Ke Ibu Kota Kenyam secara rahasia.
Truk tersebut pulang balik drop pasukan TNI dua kali dan yang ke tiga kalinya terjadi kontak senjata dengan Pasukan TPNPB, yang akibatnya dua truk Pasukan Militer dan Polisi Indonesia hancur total disitu, dan dua anggota TNI Tertembak satu meninggal Dunia satu lagi Kritis di tangan TPNPB."
Kelompok separatis itu menyatakan jika kontak senjata masih terus berlanjut sampai 20 Desember 2019.
Hendrik Lokbere salah satu warga sipil Papua pun turut tewas dalam pertumpahan darah di Kenyam.
KKB Papua lantas menuding prajurit TNI yang mengakibatkan Hendrik Lokbere meninggal dunia.
"Dan ke-esokan Harinya yaitu Jumat tanggal 20 Desember 2019 pukul 4:52 sore telah terjadi kontak senjata antara pasukan TPNPB dan pasukan TNI di jalan Pelabuhan Momugu-Keneyam, yang akibatnya sebuah truk muatan pasukan TNI dan dua buah mobil Strada Triton muatan pasukan TNI jadi sasaran tembak dari Pasukan TPNPB dan 5 orang Prajurit TNI tewas 5 lainnya krisis, namun dua yang yang lainya meninggal di Rumah sakit umum Keneyam.
Pada hari jumat tanggal 20 Desember 2019 pukul 6:30 Sore waktu Ndudama, Hendrik Lokbere tertembak mati oleh Pasukan Militer Indonesia.
Ditembak mati saat perjalanan menggunakan sebuah truk menuju ke Koteid, dengan tujuan menjemput Masayakat di Kebun....."tulisnya.
Tak berhenti sampai disitu, Egianus Kogoya memberikan 8 poin pernyataan terkait kematian Hendrik Lokbere.
1. Saya Selaku Panglima TPNPB Kodap III Ndugama Bridgen Egianus Kogeya menjampaikan Kepada Presiden Republik Indonesia Jokowi dan Panglima TNI Segerah bersikan Sampah mu, yaitu Warga Non Papua yang ada di Kabupaten Nduga dan segera tinggalkan Ndugama;
2. Kematian Hendrik Lokbere pihak militer Indonesia mengatakan Egianus Kogeya menembak Warga sipil atas Nama Hendrik Lokbere adalah Kegagalan Pemerintah Indonesia dan militer yang terlalu bodok membuat laporan seperti itu;
3. Sejak tanggal 22 Desember 2019 pukul 6:30 sore detik-detik penembak terhadap Hendrik Lokbere adalah detik-detik tutupnya semua akses Pembangunan di Kabupaten Nduga;
4. Jika Pemerintah Indonesia sudah mengajarkan TPNPB Membunuh warga sipil, maka warga non Papua yang ada di Kabupaten Nduga kami akan Bunuh semua tidak Pandang Buluh;
5. Jalan Raya Pelabuhan Momugu ke Keneyam ibu Kota Kabupaten Nduga adalah Areal perang TPNPB, jika TNI melihat Langsung menembak mati warga civil adalah Kegagalan Pasukan TNI di lapangan;
6. Pada tanggal 19 dan 20 Desember 2019 itu pasukan TPNPB sudah berhasil menembak mati 9 anggota TNI dan 3 masih kritis 4 unit Mobil Strada dan alat berat sudah di bakar. Oleh karena itu Militer dan Polisi Indonesia harus segera umumkan semua kejadian itu;
7. Perang kami TPNPB Kodap III Ndugama tetap akan Perang terus sampai Kemerdekaan Papua barat jatuh di tangan kami dan kami akan berhenti perang;
8. Tertembaknya Hendrik Lokbere adalah Bertanda kekalahan Pasukan TNI di lapangan perang selama 1 Tahun antara Pasukan TPNPB dan Pasukan Militer dan Poliis Indonesia di Ndugama-Papua.
(*)