Seperti Terjebak, Inilah Harga yang Harus Dibayar Sebuah Negara Jika Tak Sanggup Lunasi Utang Kepada China, Mulai dari Penyitaan Aset Hingga Pembangunan Pangkalan Militer

Kamis, 02 Januari 2020 | 08:13
The Sun

Negara-negara di seluruh dunia berhutang banyak kepada Presiden China Xi Jingping

GridHot.ID -Saat ini, China telah menjelma menjadi negara kaya raya.

Bahkan, karena kekayaannya, China mampu 'menjajah' negara lain.

Bagaimana caranya?

Baca Juga: Jadi Terdakwa Kasus Suap, Mantan Dirut Garuda Meminta Maaf: Karena Persahabatan Saya Khilaf

Dilansir dari artikel yang tayang di Intisari Online pada 5 September 2018, China 'menjajah' dengan cara meminjamkan sejumlah uang yang tidak akan sanggup dibayar oleh negara peminjam.

Sebagaimana dilansirdari The Sun, ketidaksanggupan membayar utang itu kemudian akandijadikan alatChina untuk merebut aset serta membangun pangkalan militer di negara peminjam.

Ada yang menyebut cara China sebagai 'diplomasi jebakan utang' atau 'kolonialisme utang'.

Baca Juga: Menangis Saat Bangun Tidur, Bocah Kecil Ini Dapati Kelaminya Berubah Bentuk, Mengaku Ada yang Mengganjal

Ya, China menawarkan pinjaman bagi negara-negara yang tidak mampu membayar, untuk kemudian menuntut konsesi.

Salah satu yang harus menanggung konsesi ini adalah Si Lanka.

Tahun 2017 lalu, Sri Lanka menyerahkan pelabuhan ke perusahaan-perusahaan yang dimiliki pemerintah China dengan sewa 99 tahun.

Baca Juga: Aroma Busuk Tercium Kemana-mana, Ibu Ini Telah Meninggal Selama Sepekan di Dalam Kamar, Namun Anehnya Sang Anak Tak Mengizinkan Siapapun Mengurus Jenazahnya

Sementara itu, Djibouti, tempat markas utama militer AS, tampaknya juga akan menyerahkan kendali atas pelabuhan ke perusahaan Beijing.

Maret 2018, mantan Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson mengatakan bahwa Beijing melakukan praktik peminjaman predator dan transaksi korup untuk menjadikan negara-negara kecil terbelit utang yang kemudian melemahkan kedaulatan mereka.

Disinyalir, diplomasi jebakan utang ini bahkan telah meluas hingga ke Pasifik.

Baca Juga: Telantarkan Bayinya Bersama Tumpukan Baju Kotor Hingga Tewas, Siswi Pondok Pesentren Ini Dijerat dengan Dua Undang-undang Sekaligus, Terancam Hukuman Penjara Minimal 15 Tahun

Beijing membuat pulau-pulau buatan manusia di Laut Cina Selatan yang mana hal itu dikhawatirkan akan digunakan sebagai pangkalan militer.

April 2018, China mendekati Vanuatu, negara kepulauan di Samudra Pasifik selatan untuk mendirikan pangkalan militer.

Baca Juga: Penangkapan Medina Zein Hanyalah Babak Awal, Mbah Mijan: Waspada, Dalam Waktu Dekat Ada Nama Baru yang Terciduk

The Timesmelaporkan, secara efektif, China akan meningkatkan kehadiran militernya di pintu gerbang utama ke pantai timur Australia.

Salah satunya adalah pembangunan dermaga terbesar di Pasifik Selatan yang dianggap mampu mengakomodasi kapal induk.

Lembaga think tank Lowy Institute Sydney, yang telah memantau secara dekat kegiatan-kegiatan China di Pasifik, memperkirakan Beijing telah menggelontorkan hampir 1,4 miliar poundsterling atau setara dengan Rp 27 Triliun ke negara-negara Pasifik sejak 2006.

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul "Cara China 'Menjajah' Negara-negara Lain: Beri Pinjaman yang 'Mustahil' Dilunasi"

(*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Intisari Online