Jadi Musuh Bebuyutan dalam Persaingan Perekonomian Global, Donald Trump Putuskan Lakukan Gencatan Senjata Perang Dagang dengan Tiongkok, Tawarkan Bantuan untuk Kendalikan Wabah Corona

Rabu, 29 Januari 2020 | 07:13
Kolase Gridnetwork

Donald Trump tawarkan gencatan senjata perang dagangnya dengan China dan tawarkan bala bantuan untuk mengatasi virus corona

Gridhot.ID -Presiden AS Donald Trump menawarkan kepada China bantuan apa pun yang diperlukan pada hari Senin (27/1/2020) untuk mengendalikan wabah virus corona yang telah menewaskan 81 orang.

Virus corona telah menyebabkan puluhan juta warga China terdampar saat musim liburan Tahun Baru Imlek dan mengguncang pasar global.

Melansir Reuters, kecemasan akan penyebaran kasus ini menyebabkan saham global jatuh, harga minyak mencapai posisi terendah tiga bulan, dan yuan Tiongkok merosot ke level terlemahnya pada tahun 2020.

Baca Juga: Suguhkan Aksi Headbang Ala Penyanyi Rock, Sekelompok Gadis ABG yang Asik Joget Dugem di Atas Nisan Dicerca Netizen: Pada Kesurupan Baru Kapok

Investor khawatir akan dampak wabah virus corona terhadap kerusakan pada ekonomi terbesar kedua di dunia ini.

Apalagi ada larangan perjalanan dan perpanjangan liburan Tahun Baru Imlek.

"Kami sudah melakukan komunikasi yang sangat dekat dengan China mengenai virus ini," tweeted Trump, yang melancarkan perang dagang selama 18 bulan dengan Beijing dan baru saja melakukan gencatan senjata beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Corona Kini Dicap Sebagai Wabah Mematikan, Inilah 9 Virus Lainnya yang Tercatat Sejarah Pernah Lumpuhkan Hong Kong dan Asia, Banyak Berasal dari Binatang

"Kami telah menawarkan bantuan kepada Tiongkok dan Presiden Xi (Jinping). Para ahli kami luar biasa!" tweet Trump.

Terkait virus corona, Perdana Menteri China Li Keqiang turun langsung untuk mengunjungi kota Wuhan, pusat penyebaran virus, untuk menyemangati pekerja medis dan menjanjikan bala bantuan.

Mengunjungi Wuhan dengan pakaian pelindung dan topeng biru, Li memuji petugas medis dengan mengatakan 2.500 lebih banyak pekerja akan bergabung dengan mereka dalam dua hari ke depan.

Li juga mengunjungi lokasi rumah sakit baru yang akan selesai dibangun dalam beberapa hari.

Baca Juga: Kini Tersebar Hingga Negara Tetangga, Intelejen Israel Bongkar Dugaan Mengerikan Soal Virus Corona: Itu Salah Satu Senjata Biologi Buatan China

Li merupakan pemimpin paling senior China yang mengunjungi Wuhan sejak mewabahnya virus corona.

Kedatangan Li ditayangkan di TV pemerintah dan mengetengahkan pekerja medis dengan teriakan "Wuhan jiayou!" - ini merupakan dorongan untuk menjaga semangat mereka pekerja medis.

Kemarahan memuncak

Di media sosial China yang kerap disensor, para pejabat menghadapi kemarahan yang meningkat atas penyebaran virus corona.

Baca Juga: Datangi Polrestabes Bandung dengan Tujuan Tanyakan Hasil Autopsi Jasad Istrinya, Teddy Justru Hampir Pingsan Saat Lihat Kondisi Jenazah Lina: Tak Kuat Lihat Gergaji yang Buat Bedah

Virus ini diperkirakan berasal dari pasar tempat satwa liar dijual secara ilegal.

Beberapa orang mengkritik gubernur provinsi Hubei, yang mana Wuhan adalah ibu kotanya, setelah ia mengoreksi dirinya dua kali selama konferensi pers mengenai jumlah masker wajah yang diproduksi.

"Jika dia dapat mengacaukan data beberapa kali, tidak heran penyakitnya telah menyebar begitu parah," kata salah satu pengguna platform media sosial Weibo.

Dalam kritik-diri publik yang jarang terjadi, Walikota Wuhan Zhou Xianwang mengatakan manajemen krisis kota itu "tidak cukup baik" dan mengindikasikan ia bersedia untuk mengundurkan diri.

Salah satu kota pusat China yang berpenduduk 11 juta orang saat ini sudah terisolasi.

Baca Juga: Digrebek Media di Kediamannya Saat akan Diwawancara, Sosok Viral Nasri Banks Grand Prime Minister Sunda Empire Balik Badan Lalu Banting Pintu Rumahnya: Maaf, Saya Enggak Bisa Ngomong!

FP/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/WIN MCNAMEE
FP/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/WIN MCNAMEE

Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberikan keterangan pers di Gedung Putih, Washington, pada 8 Januari 2020.

Selain itu, sebagian besar Hubei, rumah bagi hampir 60 juta warga, berada di bawah semacam pembatasan perjalanan.

Di tempat lain di China, orang-orang dari wilayah itu menghadapi pertanyaan tentang pergerakan mereka.

"Orang-orang Hubei didiskriminasi," seorang warga Wuhan mengeluh di jejaring media sosial Weibo.

Baca Juga: Pamer Gaya Rambut Baru Sambil Sodorkan Bibir Manyun ke Kamera, Swafoto Nella Kharisma Berhasil Goda Penggemarnya, Dory Harsa: Duh 'Emoticon Hati Retak'

Beberapa kasus terkait dengan orang yang melakukan perjalanan dari Wuhan telah dikonfirmasi di lebih dari dua puluh negara, mulai Jepang hingga Amerika Serikat, di mana pihak berwenang mengatakan mereka memiliki 110 orang yang tengah diselidiki di 26 negara.

Sri Lanka merupakan negara terbaru yang mengkonfirmasi kasus virus corona.

Investor khawatir

Investor khawatir tentang dampak pada perjalanan, pariwisata dan kegiatan ekonomi yang lebih luas.

Konsensusnya adalah bahwa dalam jangka pendek, output ekonomi akan terpukul ketika pihak berwenang membatasi perjalanan dan memperpanjang pekan liburan Tahun Baru selama tiga hari untuk membatasi penyebaran virus.

Bursa saham Asia dan Eropa jatuh. Indeks Nikkei Jepang, misalnya, anjlok 2%, yang merupakan penurunan harian terbesar dalam lima bulan terakhir.

Baca Juga: Diam-diam TNI AL Amati Pergerakan Tiongkok, Laksamana Muda Muhammad Ali Bocorkan Strategi China Menagi Persaingan di Laut China Selatan, Nekat Pakai Cara Licik Ini Meski Langgar Hukum Internasional

Pun demikian dengan indeks acuan Eropa yang turun lebih dari 2%. Di sisi lain, permintaan untuk aset safe-haven seperti yen Jepang dan Treasury note melonjak tajam.

"China adalah pendorong terbesar pertumbuhan global sehingga ini tidak mungkin dimulai di tempat yang lebih buruk," kata Alec Young, direktur pelaksana FTSE Russell untuk riset pasar global.

Selama wabah Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) 2002-2003, yang berasal dari China dan menewaskan hampir 800 orang di seluruh dunia, permintaan penumpang udara di Asia anjlok 45%. Industri perjalanan lebih bergantung pada pelancong Tiongkok sekarang.

Baca Juga: Mulai Was-was Kekayaan Indonesia Diincar Negara-negara Maju, Sri Mulyani Ajak Duduk Bersama Menhan dan Panglima TNI, Siap Tambah Anggaran Demi Persenjataan

Angka resmi terbaru menyebutkan jumlah total kasus virus corona yang dikonfirmasi di Tiongkok mencapai 2.835 orang, di mana sekitar setengahnya berada di Hubei.

Beberapa ahli menduga, angka korban yang terinveksi virus corona jauh lebih tinggi.

Pejabat Hubei menginformasikan, jumlah kematian di wilayah itu naik menjadi 76 orang dari sebelumnya 56 orang, dengan lima kematian di tempat lain di China termasuk yang pertama di Beijing.

Hong Kong yang memiliki delapan kasus, melarang masuknya warga yang mengunjungi Hubei baru-baru ini.

Beberapa operator tur wisata Eropa membatalkan perjalanan ke China, sementara pemerintah di seluruh dunia berupaya keras untuk memulangkan warga negaranya.

Baca Juga: Ogah Tawar Menawar Soal Ibu Kota Baru, Jokowi Akan Boyong Semua PNS Tingkat Pusat ke Penajam Paser Utara: Kalau Tidak Mau Ya Tetap Saya Paksa!

Twitter @arsian_hidayat

Warga Wuhan berjatuhan diduga karena virus corona

Secara resmi dikenal sebagai 2019-nCoV, virus corona yang baru diidentifikasi dapat menyebabkan pneumonia.

Akan tetapi masih terlalu dini untuk mengetahui seberapa besar bahayanya dan seberapa mudah penyebarannya.

"Apa yang kita ketahui tentang virus ini adalah bahwa penularan terjadi melalui kontak manusia tetapi kita berbicara tentang kontak dekat, yaitu kurang dari satu meter," kata Jerome Salomon, seorang pejabat senior di kementerian kesehatan Prancis.

Baca Juga: 4 Hari Lagi Hasil Autopsi Jenazah Lina Diumumkan, Teddy Mendadak Temui Pengacara Kondang Hotman Paris, Cerita Blak-blakan Penyebab Kematian Istrinya

"Berpapasan dengan seseorang yang terinfeksi di jalan tidak menimbulkan ancaman.

Risiko rendah ketika Anda menghabiskan sedikit waktu di dekat orang itu dan menjadi lebih tinggi ketika Anda menghabiskan banyak waktu di dekat orang itu," papar Salomon.(*)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Trump tawarkan bantuan apa pun kepada China untuk kendalikan wabah virus corona

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Kontan.co.id