Find Us On Social Media :

Kabar Kematiannya Masih Simpang Siur, Sosok Inilah yang Akhirnya Beberkan Fakta Tewasnya Tien Soeharto, Saksikan di Depan Mata Detik-detik Sang Ibu Negara Dijemput Ajal

Soeharto dan Ibu Tien

Gridhot.ID - Soeharto saat menjabat sebagai presiden telah ditinggalkan oleh istri tercinta karena meninggal dunia

Kematian sosok Siti Hartinah atau akrab disapa ibu Tien Soeharto itu menjadi sorotan besar masyarakat kala itu.

Pasalnya, kematian ibu Tien dianggap menyisakan teka-teki sendiri terkait kematiannya.

Baca Juga: Catatan Sejarah Wabah Mematikan Mirip Corona, Renggut Nyawa 200 Juta Orang Hingga Nyaris Musnahkan Populasi Manusia Dunia, Sumber Utamanya Mirip!

Penyebab meninggalnya ibu Tien Soeharto sempat menjadi simpang siur kebenarannya.

Berkaca dari fenomena itu, seorang sosok jenderal polisi ini membongkar kebenaran terkait kematian tokoh nasional tersebut.

Diberitakan GridPop.ID sebelumnya, anak kedua pasangan KPH Soemoharjomo dan Raden Ayu Hatmanti Hatmohoedojo meninggal pada 28 April 1996 di usia 72.

Baca Juga: Niat Hati Merantau ke Ibu Kota Untuk Meniti Karier, Saat Namanya Melejit, Artis Perempuan Ini Hampir Diperkosa Musisi Terkenal Indonesia

Setelah simpang siur penyebab kematiannya dipertanyakan publik, akhirnya kini terungkap sudah.

Dikutip dari Tribun Jatim, penyebab sebenarnya Ibu Tien wafat diungkap oleh mantan Kapolri Jenderal Polisi Purnawirawan Sutanto.

Hal itu juga menjawab rumor yang berbedar selama ini.

Saat itu, Jenderal Polisi Purnawirawan Sutanto rupanya menjadi saksi detik-detik wafatnya Tien Soeharto pada 1996 silam.

Baca Juga: Hasil Autopsi Almarhum Lina Dianggap Tak Bermasalah, Pengacara Sule Justru Temukan Kejanggalan Baru, Perhiasan Ibu Iky Pemberian Sule Senilai Rp 2 Miliar Raib

Hal itu seperti yang diceritakannya dalam buku berjudul 'Pak Harto, The Untold Stories'.

Sutanto mengaku, saat itu dia menyaksikan Soeharto terus mendampingi sang Ibu Negara.

"Saya menyaksikan langsung bagaimana Pak Harto mengalami kesedihan yang amat mendalam," kata Sutanto dalam buku itu.

Baca Juga: Nasib Malang Pedagang Bakso di Madiun Usai Difitnah Jual Bakso Daging Tikus, Ngaku Omzetnya Turun Drastis, Dari Sejuta Kini Sehari Cuma Terima Uang Rp 15 Ribu

Menurutnya, bagaimanapun seseorang pasti akan sedih saat kehilangan pendamping hidupnya selama puluhan tahun.

"Ibu Tien telah banyak berkorban dan menemani Pak Harto dalam suka dan duka. Namun, dalam keadaan itu Pak Harto tetap nampak tegar, tenang, dan tabah," ujar Sutanto.

Beberapa hari setelah peristiwa itu, Sutanto melanjutkan, beredar isu mengenai penyebab meninggalnya Tien.

Isu itu menyebutkan, Tien meninggal karena dua anak lelakinya, Tommy dan Bambang, saling berebut proyek mobil nasional.

Baca Juga: Resmi Dinyatakan Tak Ada Tindak Pidana dalam Kasus Kematian Lina, Rizky Febian Belum Tanda Tangani Hasil Autopsi, Polisi: Yang Bersangkutan Beralasan Sibuk

Keduanya pun terlibat baku tembak hingga satu di antara tembakan kemudian mengenai Tien.

"Itu adalah rumor dan cerita yang sangat kejam dan tidak benar sama sekali. Saya saksi hidup yang menyaksikan Ibu Tien terkena serangan jantung mendadak, membawanya ke mobil, dan terus menunggu di luar ruangan saat tim dokter RSPAD melakukan upaya medis," jelasnya.

Oleh karena itu, Sutanto pun berharap agar masyarakat tidak termakan rumor tersebut.

Baca Juga: Lagi Kencan Sesama Jenis di Kamar Hotel, Seorang Pria Disatroni 3 Pria Gay, Diperas dan Dianiaya hingga Tewas Mengenaskan

"Saya harap jangan sampai rumor tidak benar itu tetap dipercaya oleh sebagian orang yang hingga kini terus menganggapnya benar," ujar Sutanto.

Meninggalnya Tien Soeharto

Sementara itu, Jenderal Polisi Purnawirawan Sutanto memiliki sejumlah kenangan dengan keluarga besar Soeharto.

Sutanto memang pernah menjadi ajudan Soeharto dari tahun 1995 hingga 1998.

Satu di antara kenangan yang masih diingat oleh Sutanto adalah saat dia menjadi saksi detik-detik wafatnya Tien Soeharto.

Baca Juga: Pakai Masker Sambil Ngantre di Ruang Tunggu RS, Maia Estianty Kepergok Sedang Hantar Dul Jaelani yang Nampak Pucat dengan Selang Infus, Terserang Penyakit Serius?

Saat itu, dia baru saja menemani Soeharto memancing di Anyer, pada Jumat, 26 April 1996.

Ketika Soeharto sedang memancing, rupanya Tien sedang berada di sentra pembibitan buah Mekarsari.

Menurut Sutanto, saat itu Tien terlalu asyik dan bergembira melihat sejumlah tanaman yang sedang berbuah di tempat itu.

Sehingga, dia pun kurang memperhatikan kesehatannya.

Baca Juga: Diguna-guna Teman Syuting hingga Redupkan Kariernya, Pelawak Senior Ini Ngaku Sama Sekali Tak Simpan Dendam: Siapapun Dia, Saya Ampuni

Padahal, sebenarnya Tien tidak boleh berjalan terlalu jauh dan lama.

Alasannya, Tien memang sedang mengidap penyakit gangguan jantung.

Saat Soeharto kembali ke rumah dan bertemu istri pada sore harinya, menurut Sutanto, suasana berlangsung seperti biasanya.

Meski demikian, kala itu Tien tetap harus terus beristirahat karena kelelahan.

Namun, sesuatu tiba-tiba terjadi pada Minggu (28/4/1996) dini hari, tepatnya sekitar pukul 04.00 WIB.

Baca Juga: Lamar Anak Gadis Orang Terkaya Sedunia, Pria Arab Ini Merasa Jadi Lelaki Paling Beruntung, Calon Mantu Bill Gates Bukan Orang Sembarangan, Ini Sosoknya

"Baru pada Minggu dini hari sebelum subuh, sekitar pukul 04.00, Ibu Tien mendapat serangan jantung mendadak," kata Sutanto, seperti dikutip dalam buku 'Pak Harto, The Untold Stories'.

Saat itu, sang Ibu Negara terlihat sulit bernapas sehingga dilarikan ke RSPAD Gatot Subroto.

"Saya melihat dokter Kepresidenan, Hari Sabardi, memberi bantuan awal pernapasan dengan tabung oksigen. Saya sendiri turut membawa Ibu Negara dari rumah ke mobil dan selanjutnya ke RSPAD. Saat itu, selain Pak Harto, Mas Tommy dan Mas Sigit ikut mendampingi," sambung Sutanto.

Baca Juga: Hilang Bak Ditelan Bumi Saat Pengumuman Hasil Autopsi Lina, Sule Merasa Sudah Tak Punya Kepentingan Lagi, Ayah Rizky Febian: Saya Kan Bukan Siapa-siapa

Sejumlah upaya medis untuk menyelamatkan Tien pun dilakukan oleh tim dokter, meski pada akhirnya Tien menghembuskan napas terakhirnya.

"Sekitar pukul 05.10, Ibu Tien menghembuskan napas terakhir dan meninggalkan berbagai kenangan kepada seluruh rakyat Indonesia," kata Sutanto.

12 tahun setelah Tien meninggal, Soeharto menyusul sang kekasih hati ke keabadian pada 27 Januari 2008.

Soeharto dan Tien dimakamkan di mausoleum bagi keluarga Presiden Republik Indonesia ke-2 bernama Astana Giribangun.

Dikutip dari Tribunnews.com, kompleks makam ini terletak di lereng Gunung Lawu pada ketinggian 660 meter di atas permukaan laut, tepatnya di di Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah, sekitar 35 km di sebelah timur kota Surakarta.

Baca Juga: Jalani Bahtera Rumah Tangga Selama 1 Tahun dan Dikaruniai Seorang Putra, Mbak You Bongkar Sifat Asli Puput Nastiti Devi Selama Hidup Bersama Ahok: Orangnya Suka Memaksakan Diri

Di atas komplek Astana Giribangun, terdapat Astana Mangadeg, yakni komplek pemakaman para penguasa Mangkunegaran, salah satu pecahan Kesultanan Mataram.

Astana Mangadeg berada di ketinggian 750 meter dpl, sedangkan Giribangun pada 660 meter dpl. Di Astana Mangadeg dimakamkan Mangkunegara (MN) I alias Pangeran Sambernyawa, Mangkunegara II, dan Mangkunegara III.

Pemilihan posisi berada di bawah Mangadeg itu bukan tanpa alasan. Yakni untuk tetap menghormati para penguasa Mangkunegaran, mengingat Ibu Tien Soeharto adalah keturunan Mangkunegara III. (*)

Artikel ini telah tayang di GridPop.ID dengan judul "Jenderal Polisi Bongkar Penyebab Kematian Ibu Tien Soeharto yang Selama Ini Jadi Tanda Tanya, Ini Fakta Sebenarnya"