Find Us On Social Media :

Punya Lisensi Terbangkan Helikopter dan Pesawat Cessna, Pria Pemandu Pesawat Ini Kini Rela Bergelut dengan Sampah Sebagai Petugas PPSU: Saya Belajar Banyak Soal Kesederhanaan

Habibi dan pesawat Cessna

Gridhot.ID - Seseorang memang tak pernah tau nasibnya di masa depan.

Yang hanya bisa dilakukan seseorang adalah menjalani hidup sebaik-baiknya untuk mencapai masa depan yang cerah.

Namun, orang memang tak pernah ada yang tahu nasibnya, seperti yang dialami Khairil Habibi (26) yang sudah sekolah pilot tapi malah jadi petugas kebersihan di Jakarta.

Baca Juga: Partainya Selama Ini Tegas Tolak Narkotika, Anggota DPR Fraksi PKS Ini Justru Berikan Usulan Kontroversial Saat Hadiri Rapat Menteri Perdagangan, Minta Pemerintah Untuk Ekspor Ganja

Habibi pernah sekolah pilot dan jadi pemandu pesawat.

Sempat berangan-angan menjadi seorang pilot pesawat, takdir Habibi tak seperti yang disangkanya.

Dari balik kemudi pesawat, jalan hidupnya malah membawa Habibi ke Kantor Kelurahan Lebak Bulus.

Baca Juga: Usianya Masih 18 Tahun, Remaja Putri Ini Jadi Dalang Kasus Penculikan dan Perdagangan Bayi, Ditawarkan Lewat Facebook Seharga Rp 2 Juta

Berseragam jingga khas Petugas PPSU, ia berjibaku dengan persoalan sampah Ibu Kota.

Ia mendapatkan banyak pelajaran hidup sebagai Petugas Kebersihan meski sebagian orang memandangnya sebelah mata.

Sambil bekerja, para petugas PPSU masih bisa tertawa lepas di tengah kebutuhan hidup yang mendesak untuk dicukupi.

Di Ruang Sekretaris Lurah Lebak Bulus, TribunJakarta.com bertemu dengan sosok Habibi.

Khairil Habibi mengisahkan perjalanan kariernya hingga bisa terjun menjadi petugas kebersihan.

Baca Juga: Pernah Melalang Buana ke Indonesia, Inilah Sosok Pedofil Australia yang Tak Kalah Bejat dengan Reynard Sinaga, Perkosa Ribuan Anak dan Koleksi Video Pelecehan Seksualnya

Pada tahun 2017, Habibi masuk ke salah satu sekolah penerbangan di Indonesia.

Menjadi pilot dipilih Habibi karena ingin mencari pengalaman baru dalam hidupnya.

"Saya sih sebenarnya disuruh jadi PNS sama orangtua saya. Tapi saya enggak suka maunya bebas."

"Waktu itu ada pembukaan sekolah penerbangan, saya masuk di sana," ungkap Habibi saat ditemui pada Senin (3/2/2020).

Baca Juga: 250 WNI Dari China Tiba di Bandara Hang Nadim Batam, Petugas Medis Langsung Lakukan Proses Screening, Disemprot Cairan Disinfektan Sebelum Lanjut Diterbangkan ke Natuna

Biaya yang dikeluarkan terbilang besar demi mengejar keinginannya itu.

Selama setahun, Habibi belajar mengenai dasar-dasar penerbangan dan praktik mengemudikan pesawat.

Bisa Kemudikan Pesawat hingga Helikopter

Di sekolah penerbangan itu, Habibi belajar bagaimana menerbangkan beberapa jenis pesawat.

Ia pernah mengemudikan pesawat twin engine yang berpenumpang 8 orang.

Selain itu, pesawat capung merek Cessna dan helikopter pun pernah ia jajal.

Baca Juga: Jengkel Lihat Tingkah Anaknya yang Hiperaktif Ganggu Penumpang Lain, Seorang Ayah Tega Taruh Putranya di Atas Rak Bagasi Kereta hingga Menangis Histeris: Jangan Nakal Ya!

Namun kala berlatih, pesawat yang dikendalikan Habibi hanya di ketinggian sekitar 2.000 kaki.

Menurutnya, standar latihan pesawat berada di 5.000 kaki ke bawah.

Menjadi Pemandu Pesawat

Selepas lulus, Habibi mendapatkan lisensi terbang.

Baca Juga: Kabar Kematiannya Masih Simpang Siur, Sosok Inilah yang Akhirnya Beberkan Fakta Tewasnya Tien Soeharto, Saksikan di Depan Mata Detik-detik Sang Ibu Negara Dijemput Ajal

Ia pun telah melamar ke berbagai maskapai penerbangan di Indonesia.

Ia mengatakan ada tiga maskapai ternama Indonesia yang diajukan akan tetapi lowongan itu sedang tak tersedia.

Berlarut-larut menunggu tak menampakkan titik terang, Habibi memutuskan beralih profesi.

Ia memilih mengemban pendidikan lagi di sekolah penerbangan serupa untuk mengambil lisensi pemandu pesawat atau marshaller.

Selama dua bulan, Habibi bisa menamatkan pendidikan itu.

Baca Juga: Demi Konten TikTok, Wanita Ini Nekat Posting Adegan Cium Reino Barack, Syahrini: Mbak Bukan Muhrim, Nanti Dimarahi Mama

"Selepas lulus saya sempat bekerja di Bandara Hang Nadim sebagai pemandu pesawat dan helikopter selama satu tahun," ungkapnya.

Habibi merasakan bekerja di Batam berjarak jauh dengan rumah asalnya di kawasan Cinere.

Apalagi, ia bertemu jodoh di sana dan hendak menikah.

Ia memutuskan untuk meminta mutasi ke sekitaran pulau Jawa.

Baca Juga: Hidupnya Bergelimang Harta Usai Dipersunting Konglomerat, Sandra Dewi Blak-blakan Selama 3 Tahun Menikah Tak Pernah Minta Uang ke Harvey Moies: Kalo Nggak Dikasih, Ya Nggak Minta

Namun, tak ada bandara di sana yang memiliki lowongan untuk pemandu pesawat.

"Akhirnya saya keluar," ujarnya.

Jadi Petugas Kebersihan

Setelah menikah, Habibi pernah bekerja sebentar di sebuah perusahaan e-commerce.

Ia kemudian melabuhkan diri ke Kantor Kelurahan Lebak Bulus sebagai petugas kebersihan.

Awalnya, pihak keluarga tak setuju dengan pekerjaan yang dipilih Habibi.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Hampir Seminggu Terisolasi di Wuhan China, 245 WNI Akhirnya Berhasil Dievakuasi Pulang ke Tanah Air, Mendarat dengan Selamat di Bandara Hang Nadim Batam

"Istri saya dan keluarga mulanya enggak setuju. Tapi saya ingin mencari pengalaman baru."

"Saya juga masih penasaran kerja jadi petugas kebersihan," tambahnya.

Dari segi penghasilan, pendapatannya sebagai pemandu pesawat dan petugas kebersihan jelas berbeda.

Di lingkungan pekerjaan, Habibi harus menyesuaikan pergaulannya dengan pekerja di lapangan dan belajar membersihkan lingkungan.

Baca Juga: Sudah 3 Kali Menikah di Usia 34 Tahun, Dewi Perssik Ngaku Baru Rasakan Hal Ini Saat Bersama Angga Wijaya: Baru Kali Ini Rasakan Punya Suami yang Selalu Ada

Pasalnya, ia mengakui belum pernah memegang sapu untuk membersihkan sampah.

Ia juga ditugaskan untuk mengendarakan mobil operational PPSU.

"Dulu awal-awal saya ditugaskan membersihkan sampah di sekitar wilayah Lebak Bulus," ungkapnya.

Seiring berjalannya waktu, ia diminta oleh pihak kelurahan untuk bekerja di bagian dalam kantor kelurahan.

Ia membantu membuat desain untuk keperluan kelurahan.

Kendati demikian, ada banyak pelajaran hidup yang didapat dari bekerja bersama rekan-rekan PPSU di lapangan.

Ia tak memandang sebelah mata rekan-rekannya lantaran mereka belajar dari pengalamannya selama hidup.

Baca Juga: Tenda Barak dan Tempat Tidur Darurat Telah Terpasang, TNI Bekerjasama dengan Kemenkes Sulap Hanggar Pesawat Jadi RS Darurat, Inilah Penampakan Lokasi Isolasi WNI yang Dipulangkan dari China ke Natuna

Misalnya, seorang petugas PPSU bisa membuat alat yang bisa menghidupkan kembali mesin pompa air yang rusak.

"Mesin pompa air yang rusak, harganya bisa mencapai Rp 2 juta, bisa diakalin."

"Dia belajar dari pengalaman. Belum tentu profesor punya ilmu ini," ujarnya seraya berkelakar.

Selain itu, Habibi belajar akan kesederhanaan hidup.

Baca Juga: Catatan Sejarah Wabah Mematikan Mirip Corona, Renggut Nyawa 200 Juta Orang Hingga Nyaris Musnahkan Populasi Manusia Dunia, Sumber Utamanya Mirip!

Ia mengetahui setiap orang memiliki kesulitan dalam hidupnya masing-masing.

Tak terkecuali sebagian petugas PPSU, mereka masih bisa tersenyum dan tertawa bersama-sama seolah tak ada beban dalam hidupnya.

"Saya belajar arti kesederhanaan. Selama bekerja di sini saya banyak mendapatkan banyak pelajaran hidup," beber Habibi.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul "Kisah Habibi, Petugas PPSU Lebak Bulus: Bisa Kemudikan Pesawat hingga Helikopter"