Presiden Fretelin Mati Disambar Timah Panas TNI, Para Personil Kopassus dengan Senyap Berhasil Tangkap Xanana Gusmao, Tato Kepalan Tangan Jadi Ciri

Minggu, 09 Februari 2020 | 18:42
Commando/Museum Kopassus dan Puspen TNI

Xanana Gusmao

Gridhot.ID - Wabah Virus Corona yang berpusat di Wuhan, China membuat pemerintah berusaha menyelamatkan warga negaranya masing-masing.

Indonesia sendiri diketahui sudah mulai melakukan evakuasi pada Sabtu 1 Februari 2020 lalu.

Bukan hanya Indonesia, negara-negara macam Australia, Selandia Baru, Inggris, Jerman dan masih banyak lainnya mengevakuasi warga mereka dari China gegara virus ini.

Tak mau ketinggalan pula Timor Leste.

Baca Juga: Kini Cuma Bisa Ngemis-ngemis pada Indonesia untuk Atasi Virus Corona, Timor Leste Dulu Diprediksi Jadi Negara Gagal, Tak Bisa Atasi Huru Hara yang Buat Dili Porak Poranda Hingga Xanana Gusmao Nyaris Tewas Ditembak Warga

Negara tetangga Indonesia ini juga mau mengevakuasi warganya yang berada di Wuhan.

Namun apa lacur mereka tak mampu mengirim pesawat untuk menjemput warganya.

Masalah tambah pelik karena di Timor Leste tak punya kemampuan mengisolasi warganya agar aman dari Corona.

Lantas Timor Leste meminta tolong Indonesia.

Baca Juga: Suaminya Didapuk Jadi Komisaris Utama PT Antam, Penampilan Bella Shapira Berubah 180 Derajat, Makin Berkelas Saat Kenakan Hijab

Melansir Kompas.com, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace mengatakan, Timor Leste mengajukan permintaan izin untuk melakukan karantina terhadap 17 warganya di Bali.

Permintaan tersebut diajukan melalui Kedutaan Besar Indonesia di Timor Leste.

Hal ini menyikapi merebaknya wabah virus corona di dunia.

"Jadi Pemerintah Timor Leste, mereka minta fasilitas dan izin melalui Kedutaan Besar Indonesia di Timor Leste untuk karantina 17 warga negaranya di Bali selama dua sampai tiga minggu," kata Cok Ace kepada wartawan, Senin (3/2/2020), dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Berang Saat Tahu Kisah Asmarani Dongku yang Tak Dikasih Hadiah Meski Juara Satu, Hotman Paris Semprot Pemkab Poso: Disuruh Berlari 21 Km, Dimana Hati Nuranimu

Menyikapi permintaan tersebut, Cok Ace melakukan rapat bersama dengan Pemprov Bali dan tentu saja Bali satu suara menolak permintaan tak tahu malu Timor Leste itu.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Bali, I Ketut Suarjaya, Selasa (4/1/2020).

"Kita menolak dijadikan tempat karantina. Kita tak dapat menerima usulan mereka," kata Suarjaya.

Menurut Suarjaya, penolakan tersebut telah sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang menyetop sementara kunjungan dari China.

KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Xanana Gusmao

Baca Juga: Merasa Khawatir dan Dihantui Rasa Takut, Wirang Birawa Ungkap Firasat Buruk, Sampai Singgung Bencana yang Pernah Melanda Banten dan Lombok

Sementara itu Menteri Perencanaan dan Investasi Strategis Republik Demokratik Timor Leste Xanana Gusmao membenarkan bahwa negaranya meminta bantuan ke Indonesia soal antisipasi penularan virus corona.

Xanana Gusmao diketahui melakukan kunjungan ke Indonesia untuk bertemu Menteri Koordinator Bidang Plitik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, di kantor Kemenpolhukam dalam rangka membahas perbatasan negara, Selasa (4/2/2020).

"Iya. Karena harus mengerti bahwa kita tidak punya fasilitas, tidak punya apa-apa. Oleh karena itu, kita minta kalau bisa (bantuan), seperti negara-negara lain," ujar Xanana di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (4/2/2020).

Siapa sangka Xanana yang dulu merupakan pentolan Fretilin dengan lantang menuduh Indonesia penjajah dan harus angkat kaki dari Timor Timur kini merengek meminta 'mantan penjajahnya' agar mau menolong mereka.

Baca Juga: Kepincut Kegantengan Arkana, Inul Daratista Minta Izin Nikita Mirzani Angkat Anaknya, Nyai: Tiga-tiganya Aja!

Bahkan Xanana juga tegaskan dulu Indonesia bukan saudara orang-orang Timor Timur, saudara mereka adalah Australia dan Portugal yang mendukung referendum agar Bumi Lorosae merdeka kini terlunta memelas agar ditolong Indonesia.

Ada kisah menarik mengenai Xanana dimana saat konflik Timor Timur ia bisa saja mati seketika saat tim Pemburu Kopassus membekuknya.

Mengutip Majalah Commando edisi 04/X/2014, usai presiden Fretilin Nicolau Lobato mati disambar timah panas TNI pada 31 Desember 1978, praktis partai garis keras penentang intergrasi Timtim ke Indonesia ini hanya menyisakan sosok pemimpin di tangan Xanana Gusmao.

Masyarakat Timtim sendiri yakin jika Xanana Gusmao layaknya si Pitung Betawi yang sulit ditangkap oleh musuh.

Dokumen TNI
Dokumen TNI

Pasukan TNI

Baca Juga: Usai Ngaku Bisa Panggil Nabi dan Malaikat, Pengobatan Ningsih Tinampi Digerebek IDI dan Pemprov Jatim, Dinas Kesehatan Sampai Beri Peringatan Keras Ini

Namun tidak bagi TNI. Bermula terjadinya serangan kelompok bersenjata di Mercado Baucau pada 5 Oktober 1992 saat berlangsungnya pameran pembangunan dalam rangka HUT TNI, seorang prajurit dari Yonif 315 gugur dan senjatanya dirampas.

Mendapati adanya sinyalemen bahaya ini, Satuan Tugas Pasukan Khusus (Satgaspassus-X) Kopassus merespon cepat.

Dibawah pimpinan Letkol Inf Mahidin Simbolon, Satgaspassus-X mulai bergerak dengan kekuatan 8 perwira, 12 bintara dan dua tamtama.

Dalam operasi, tim pemburu ini awalnya berhasil menangkap seorang jaringan klandesten Baucau-Dili-Manatuto yang ambil bagian dalam penyerangan 5 0ktober 1992, yakni bernama Antonio Anacleto Sera.

Baca Juga: Dunia Berdecak Kagum Karena Hanya Butuh 8 Hari Bangun Rumah Sakit Darurat Wabah Virus Corona di Wuhan China, Sang Arsitek Ternyata Lahir dan Besar di Jember, Begini Sosoknya

Dari Anacleto Sera diketahui tentang adanya jaringan antara seorang mahasiswa Universitas Timor Timor bernama Fernando dan pengusaha Tionghoa Akuilong dengan Xanana Gusmao.

Mengetahui fakta ini maka Letkol Simbolon membentuk operasi penyelidikan guna mengetahui dimana target berada.

Satu persatu tim menciduk orang-orang yang dicurigai jaringan Xanana.

Pengorekan informasi terhadap para terduga ini tidaklah mudah, mereka tetap bungkam walau akhirnya tim berhasil memaksa mereka buka mulut.

Baca Juga: Jadi Orang Pertama yang Peringatkan Adanya Wabah Corona, Dokter Li Wenliang Dikabarkan Hembuskan Nafas Terakhirnya karena Terjangkit Corona, Kisahkan Sakit yang Dialami Sebelum Meninggal

Hasil interogasi kemudian membawa tim menemui orang kepercayaan Xanana yakni Paulo Alves yang berperan sebagai Pembuka Jalan jika sedang mengawal pemimpin Fretilin itu.

Namun sial bagi tim, saat Paulo hendak digrebek pada 12 November 1992 target berhasil lolos.

Tim frustrasi lantaran operasi penangkapan Xanana terancam gagal.

Akan tetapi titik terang kembali datang saat tim melakukan penelusuran secara estafeta pada peristiwa Bunaria Komplek-Same 1990.

Baca Juga: Tumbalkan Nyawanya Sendiri Demi Beritahu Masyarakat Tentang Corona, Dokter Ahli yang Pertama Kali Peringatkan Virus Mematikan Tersebut Kini Meninggal Dunia, Diancam Polisi Jika Berani Menyebarkan Segala Informasinya

Keuletan dan kerja keras tim akhirnya membuahkan hasil.

Dari keterangan seorang estafeta Xanana yakni Yose Tilman alias Akasio, tim berhasil mengendus persembunyian Xanana.

Xanana disinyalir bersembunyi dalam lubang bawah tanah milik seorang anggota polisi Koptu Augusto Pereira di Desa Lahane Barat, Dili.

Tak mau menyia-nyiakan peluang, Letkol Simbolon langsung perintahkan tim pemburu bergerak untuk secepat mungkin menyergap Xanana.

Baca Juga: 'Daripada Saya Mati di Rumah, Lebih Baik Saya Mati di Depan Istana, Akan Lebih Membanggakan Anak Istri'

Pasalnya situasi dilapangan dapat berubah sangat cepat dan kemungkinan Xanana berpindah tempat amat besar.

Maka pada pagi-pagi buta pukul 05.00 WIT tanggal 20 November 1992, tim pemburu dengan dua jip Toyota Hardtop dan sebuah Toyota Kijang melesat menuju sasaran.

Ketika sudah mendekati sasaran, tim melihat ada dua orang anggota polisi juga bergerak menuju Dili, belakangan diketahui satu dari polisi itu adalah Koptu Augusto Pereira.

Tim penyergap segera menyebar mengepung rumah persembunyian Xanana.

Baca Juga: Kini Cuma Bisa Ngemis-ngemis pada Indonesia untuk Atasi Virus Corona, Timor Leste Dulu Diprediksi Jadi Negara Gagal, Tak Bisa Atasi Huru Hara yang Buat Dili Porak Poranda Hingga Xanana Gusmao Nyaris Tewas Ditembak Warga

Pukul 06.00 WIT tim mulai masuk ke rumah, serangan kilat ini tentunya amat mengagetkan.

Penghuni rumah dibangunkan dan diamankan, dengan amat senyap para personil Kopassus itu stelling siaga menghadapi kemungkinan terburuk.

Ketika memasuki kamar yang ditempati Xanana, tim melihat sasaran tak ada disana.

Tapi itu malah pertanda baik lantaran menurut briefing Xanana bersembunyi dr lubang bawah tanah.

Baca Juga: Dihadang Minibus Misterius Saat Bersepeda Pulang Sekolah, Dua Bocah SD Lancarkan Aksi Heroik Saat Temannya Dipaksa Pria Dewasa Masuk ke Mobil, Gigit dan Lempari Si Penculik hingga Kabur

Tim lantas mengobok-obok tumpukan pakaian dibawah lemari dan mendapati adanya papan penutup lubang

Bingo! setelah dibuka tim langsung menodongkan senapan SS1 mereka kedalam lubang.

"Xanana jangan bergerak!," teriak anggota tim.

Kemudian dari dalam lubang munculah seseorang berwajah klimis tanpa baju dan hanya mengenakan celana pendek sembari pasang wajah ketakutan.

Baca Juga: Bukan Asal Ngomong Pakai Ilmu Terawangan, Para Ahli Yakin Virus Corona Bakal Lenyap Sendiri Pada Mei 2020, Begini Penjelasannya...

Setelah ia diborgol, tim segera mengecek ciri-ciri yang bersangkutan ada Tato Kepalan Tangan di lengan kiri yang menjadi bukti jika ia Xanana Gusmao.

Perburuan TNI atas Xanana Gusmao sendiri sudah berlangsung 17 tahun saat itu.

Keberhasilan penangkapan ini juga mendapat apresiasi dari Presiden Soeharto.

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Dulu Sebut Indonesia Penjajah dan Sekarang Minta Uluran Tangan, Begini Kisah Xanana Gusmao Kala Dibekuk Tim Pemburu Kopassus.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber intisari online