Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Buaya yang ada di Sungai Palu sudah empat tahun ini menjadi perhatian dunia.
Pasalnya, sebuah ban motor matic melingkar di leher buaya tersebut dan mengancam nyawanya.
Berbagai upaya untuk melepaskan ban sudah dilakukan.
Namun, hingga kini belum ada satu orang pun yang berhasil menangkapnya.
Melansir Antara, tim satgas Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah yang dibantu dua orang ahli reptil dari Australia terus memburu buaya berkalung ban tersebut.
Ketua Tim satgas BKSDA Sulteng, Haruna, mengatakan tetap berusaha untuk menangkap buaya itu sehingga bisa melepaskan ban yang melilit leher buaya tersebut.
Ia mengatakan penyisiran sepanjang daerah aliran sungan (DAS) Sungai Palu pada Kamis ini akan dilanjutkan dengan menurunkan sejumlah personel dari BKSDA, polisi, dan juga dibantu dua ahli reptil dari Australia.
"Kita akan menyusuri sungai dari muara sampai ke titik-titik yang menjadi target untuk menangkap buaya tersebut," katanya.
Penangkapan buaya yang selama ini menghuni Sungai Palu itu dilakukan pihak BKSDA karena buaya itu terjerat ban motor di lehernya sehingga dikhawatirkan jika binatang itu semakin besar, ia bisa mati.
Oleh karena itu, upaya untuk melepaskan buaya dari jeratan ban terus dilakukan tim satgas BKSDA bersama dua orang ahli buaya dari Australia.
"Ya kita berharap buaya itu bisa secepatnya ditangkap untuk selanjutnya ban yang melilit leher buaya bisa dilepaskan," kata Haruna.
Dilansir dari TribunManado.co.id, sejak 2016, Dinas BKSDA Sulawesi Tengah telah mencoba untuk menyelamatkan dan melepaskan ban dari leher buaya tersebut.
Beberapa usaha di antaranya dengan jala yang diberi pemberat dan menggunakan kerangkeng.
Namun, upaya itu tak berhasil.
Upaya melepaskan ban dari leher buaya terus dilakukan.
Salah satunya datang dari Panji si Petualang.
Bersama timnya, Panji datang ke sungai Palu tahun 2018 untuk mencoba menangkap buaya tersebut.
Namun, saat itu Panji masih kesulitan menentukan cara menangkap buaya.
"Kita bisa saja pakai pancing dengan menggunakan umpan daging, cuma posisinya kalau pakai kail takutnya mulut buaya bisa terluka.
Atau bisa juga saya berenang sampai onggokan pasir dimana buaya berkalung ban itu berjemur, kemudian kita jerat pake tali, cuma memang resikonya besar," ujar Panji, Minggu (21/1/2018).
"Karena selain arusnya deras, saya juga berpikir karena ada satu buaya lagi yang besarnya sama, juga sedang berjemur. Jangan sampai saya nantinya yang diselamatkan,” kata Panji menambahkan.
Upaya Panji menangkap buaya gagal dilakukan.
BKSDA Sulawesi Tengah menggelar sayembara untuk menangkap dan membebaskan buaya yang terjerat ban bekas di lehernya.
Menurut Kepala BKSDA Sulawesi Tengah, Hasmuni Hasmar, pihaknya kekurangan personel untuk menyisir sungai Palu hingga Teluk Palu.
Beberapa pihak sebenarnya sudah berinisiatif melakukan penyisiran.
Namun, hingga saat ini belum berhasil.
Namun, tak berselang lama, sayembara ditutup karena sepi peminat.
BKSDA kemudian membentuk satgas untuk menangkap buaya tersebut.
Tim kemudian merancang strategi menangkap buaya, yaitu menggunakan harpun (sejenis tombak).
Namun, upaya itu tidak juga berhasil.
Pada awal Februari 2020, BKSDA Sulawesi Tengah memanggil dua ahli satwa asal australia, Matthew Nicolas Wright and Chris Wilson.
Hal itu dilakukan setelah berkosultasi dengan Direktur KKH Kementerian LHK.
Matt merupakan pengisi acara dalam salah satu program di National Geographic.
Ia memang berpengalaman dalam pemindahan satwa liar yang masuk ke kawasan permukiman.
Dalam laman mattwright.com.au, Matt disebut sudah menangkap puluhan buaya.
Di Palu, strategi penangkapan buaya dengan membuat perangkap ukuran panjang 4 meter, lebar 1,2 meter, dan tinggi 1 meter.
Jebakan akan dipasang di Jembatan 2, Jalan Gusti Ngurah Rai, Kota Palu, Sulawesi Tengah, dengan menggunakan umpan satu ekor bebek hidup.
"Saya berharap trap ini bisa berhasil berdasarkan pengalaman kami di lapangan. Sudah banyak buaya yang kami tangkap dengan menggunakan trap atau jebakan ini," kata Matt, Selasa (11/2/2020).
Tim Satgas menyiapkan dua trap untuk menangkap dan melepaskan ban di leher buaya, tapi baru satu yang digunakan.
Namun, jebakan yang dipasang belum membuahkan hasil hingga Rabu (12/2/2020).
Ada seekor buaya di depan pintu jebakan.
Namun, bukan buaya berkalung ban.(*)