Gridhot.ID - Dunia digemparkan dengan tragedi penembakan yang terjadi di Thailand.
Penembakan brutal tersebut mengakibatkan puluhan orang terluka hingga tewas di tempat kejadian.
Penembakan brutal tersebut dilaporkan telah mengakibatkan 58 orang terluka.
Selain itu, insiden yang berlangsung pada 8 Februari 2020 di Terminal 21 Nakhon Ratchasima atau dikenal sebagai Korat, telah menewaskan 30 orang, termasuk sang penembak.
Melansir dari World of Buzz pada Jumat (14/2/2020), seorang pelajar yang dikenal bernama Ativa kini sedang menjadi sorotan publik setempat.
Sebab, Ativa yang masih berumur 18 tahun itu disebut-sebut telah menjadi pahlawan di dunia nyata.
Ativa memilih mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan 8 orang dalam aksi penembakan brutal tertsebut.
Di hari yang menegangkan tersebut, sang teroris diketahui sempat melarikan diri ke lantai LG mall menuju ruang pembeku.
Ativa dan 8 orang yang ada di sana pun akhirnya bertemu dengan sang teroris.
Di antara 8 orang yang ada di sana, Ativa disebutkan sebagai bocah pemberani yang bersedia melangkah keluar.
Ativa melangkah keluar untuk menghalangi sang teroris agar tak bisa masuk dalam ruangan tersebut.
Singkat cerita, Ativa pun akhirnya tertembak dan terbunuh.
Dari aksi perlawanan Ativa itulah, 8 orang yang berada di ruangan tersebut berhasil lolos dan melarikan diri.
Kini keluarga sang bocah pun mengaku bersedih dan sangat berduka.
Nenek Ativa yang berusia 73 tahun terlihat tak dapat membendung air matanya.
Ia menyampaikan bahwa sang cucu seharusnya kini masih belajar dan menyelesaikan sekolahnya.
Sementara itu, ibu Ativa yang disebutkan bekerja di Terminal 21 sebagai cleaning service, sedang bekerja keras agar dapat menyekolahkan putranya hingga perguruan tinggi.
Kini sang ibu dan nenek hanya bisa mengenang Ativa sebagai anak penurut dan tidak pernah mengeluh.
Sebelumnya sang nenek mengaku tak tahu apabila cucunya kala itu tengah menjadi korban penembakan brutal.
Ia baru mengetahui setelah seorang tetangga memberitahunya.
"Dia seharusnya penuh harapan untuk masa depannya, tetapi karena penembakan yang tidak masuk akal ini, Ativa kehilangan nyawanya di usia yang begitu muda," ujar sang nenek bersedih.
Kini, sang nenek pun berharap agar pemerintah Thailand memperhatikan kasus ini dan berbelasungkawa terhadap para korban dan keluarganya.
Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul Korbankan Nyawanya Sendiri Demi Selamatkan 8 Orang, Remaja 18 Tahun ini Tewas dalam Penembakan Brutal di Thailand.
(*)