Gridhot.ID - Kasus penjualan makanan yang tak higienis masih kerap dijumpai di tengah masyarakat Indonesia.
Oknum penjual diduga nekat berlaku curang dalam menjual makanannya untuk mendapat untung sebesar-besarnya.
Padahal yang dilakukan oknum penjual tersebut sangat berbahaya untuk pelanggannya.
Belakangan ini sebuah unggahan yang menyebutkan bintik putih pada ikan lele mengandung cacing bila dipecahkan, ramai dibicarakan pada media sosial Facebook, Jumat (14/2/2020).
Unggahan tersebut dibagikan pada grup Facebook Info Kesehatan.
Beragam respons diberitakan netizen.
Hingga Minggu (16/2/2020) pukul 14.00 WIB, unggahan tersebut telah disukai lebih dari 6.000 kali, dan dibagikan lebih dari 28.000 kali.
Dalam unggahan itu disebutkan bahwa jika menemukan bintik putih pada lele sebaiknya jangan dikonsumsi.
Benarkah informasi tersebut?
Kompas.com mengonfirmasinya kepada dokter hewan dari Lab Balai Uji Standar Karantina Ikan, BKIPM Kementerian Kelautan dan Perikanan, Drh. M. Aji Purbayu.
Ia mengatakan, bintik putih pada ikan lele tersebut bukan mengindikasikan ada cacing di dalamnya, melainkan parasit jenis protozoa.
"Bintik putih itu namanya cysta. Cysta Parasit Protozoa," kata Aji saat dihubungi Kompas.com, Minggu (16/2/2020).
Meski demikian, ia menekankan, perlu dilakukan uji laboratorium untuk memastikan lebih lanjut spesies parasit penyebabnya.
Ia mengatakan, protozoa terduga penyebab tidak menimbulkan penularan ke manusia atau tidak pernah ada laporan penelitian zoonosis.
Masih bisa dikonsumsi Jika menemukan ikan dengan kondisi seperti di atas, Aji mengatakan, masih bisa dikonsumsi.
Dengan catatan, diolah atau dimasak dengan benar-benar matang.
Lalu, ikan seperti apa yang sebaiknya jangan dikonsumsi? "Ikan tidak sehat.
Mengandung pengawet buatan atau bahan kimia berbahaya, contoh formalin," kata Aji.
Aji juga mengungkapkan, ciri-ciri ikan dengan formalin di antaranya, bola mata dan pupilnya tenggelam, keruh, serta tampak lendir kuning tebal.
Dari segi warna, ikan tampak pucat, kusam agak keputihan.
"Kalau mengandung formalin, ikan bila dipegang itu keras, kaku dan tegang," ujar Aji.
Selain itu, ikan yang mengandung kontaminan, contoh bakteri salmonella atau E-coli yang bersifat food borne disease dan atau alergen juga tidak layak dikonsumsi.
Demikian pula ikan yang dilihat dari kasat mata bermutu rendah misalnya berbau busuk dan daging atau jaring banyak yang rusak, termasuk tidak layak konsumsi.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Viral Bintik Putih pada Ikan Lele Disebut Mengandung Cacing, Benarkah?"