Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Sebuah peristiwa terjadi dalam penerbangan Singapore Airlines dari Singapura menuju Auckland pada 1 Januari 2020.
Seorang penumpang first class Singapore Airlines menemukan sebuah sekrup kecil di dalam sup jamur labu yang sedang dinikmatinya.
Kasus tersebut terungkap ke publik setelah beredar melalui sebuah ulasan dalam WeChat.
Dilansir dari Stomp, Selasa (18/2/2020), penumpang tersebut menceritakan pengalamannya melalui sebuah ulasan dalam WeChat tentang penemuan sekrup dalam sup di kelas Suite SIA SQ285.
"Saya mengeluarkan sekrup (dari sup) dan semua awak kabin mungkin merasa gugup saat melihat sekrup saya beri unjuk ke mereka," tutur pemilik akun WeChat @travelwilly.
Penumpang tersebut menulis ulasan lengkap pengalaman naik first class Singapore Airlines, termasuk bagian menemukan sekrup di hidangan supnya.
Ia mengaku merasa cukup beruntung menemukan sekrup tersebut.
Sebab sebelum menelan seluruh kuah sup, dia sempat merasa ada sebuah benda tajam di dalam mulutnya.
Penemuan tersebut dapat dikatakan sebagai sebuah kejutan baginya dalam pengalaman perjalanannya terbang bersama Singapore Airlines.
Pasalnya, sebelum ada kejadian penemuan sekrup, ia mengaku memiliki waktu yang menyenangkan saat duduk di kelas Suite Singapore Airlines.
Melansir Kontan.co.id, sebagai bentuk permintaan maaf, kru pesawat langsung menawarkan voucher senilai US$ 200 atau Rp 2.800.000.
Uang sejumlah tersebut digunakan sebagai kompensasi atas layanan yang dia terima.
Namun, tawaran tersebut ditolak oleh penumpang yang mendapati sekrup tersebut.
"Tetapi, saya tidak lagi memiliki selera di sisa penerbangan," kata dia.
Penumpang itu mengatakan, dia kemudian menulis surat ke manajemen Singapore Airlines.
Setelah investigasi dilakukan, Singapore Airlines pun memberikan penjelasan kepada penumpang tersebut.
"Mereka menemukan baut yang hilang berasal dari salah satu blender dapurnya ketika dicampur ke dalam mangkuk sup," urai dia.
Baut tersebut berhasil melewati detektor logam dan masuk begitu saja ke dalam ke pesawat, dipanaskan dalam microwave, dan disajikan kepada penumpang.
Penumpang itu pun menambahkan dia tidak menerima kompensasi lebih lanjut untuk insiden itu.
"Sulit dipercaya voucher senilai US$ 200 untuk penumpang kelas satu untuk membenarkan pengalaman yang telah dihilangkan oleh Singapore Airlines," tulis dia.
"Bagaimana menurut anda?" tambah dia.
Di akhir artikel, dia mengatakan dia akan memberikan nilai untuk perjalanannya lima bintang dari lima jika bukan karena insiden baut.
Dia juga menulis, dalam hal tersebut, tidak peduli seberapa hebat pesawat A380 ini dan betapa bagusnya kru Singapore Airlines, tetapi sangat memalukan bahwa insiden seperti itu terjadi di dalam penerbangan Singapore Airlines dan bagaimana mereka menanganinya.
Menanggapi hal tersebut, seorang juru bicara SIA mengatakan: "Singapore Airlines menyesal bahwa seorang penumpang yang bepergian dengan penerbangan SQ285 dari Singapura ke Auckland pada 1 Januari 2020 telah menemukan sebuah baut di salah satu makanan yang disajikan di atas pesawat.
"Kami dengan tulus meminta maaf kepada penumpang atas insiden yang tidak menguntungkan ini dan kesusahan yang ditimbulkannya."
"Kami segera bekerja dengan penyedia katering untuk memeriksa semua peralatan dapur dan perlengkapan lainnya."
"Staf juga diingatkan untuk mematuhi prosedur keamanan penanganan makanan yang ketat."
"Untuk mencegah berulangnya kejadian serupa, katering kami menerapkan deteksi logam untuk semua makanan yang disiapkan di fasilitas mereka dan mereka juga mengeksplorasi peralatan dapur baru yang dapat mengurangi risiko ini."
"Kami berharap semua makanan kami memenuhi standar keamanan tinggi secara konsisten dan kami kecewa dengan penemuan ini," kata jubir tersebut.(*)