Find Us On Social Media :

Mantan Napi yang Pernah Sodomi Ajudannya Ini Kini Gigit Jari, Dikhianati Mahathir Mohamad, Gagal Pimpin Malaysia Sebagai Perdana Manteri

Anwar Ibrahim

Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari

Gridhot.ID - Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad telah mengirimkan surat pengunduran diri kepada Raja Malaysia, Sultan Abdullah.

Surat pengunduran dirinya yang tiba-tiba itu dikirim pada Senin (24/2/2020) pukul 13.00 waktu setempat.

Dilansir Gridhot dari Kompas.com, kantor Mahathir resmi mengonfirmasikan pengunduran dirinya.

Baca Juga: Siap Bertarung di Pilkada Medan, Menantu Jokowi Risih Dengar Tudingan Soal Dinasti Politik, Bobby Nasution: Kita Cuma Ingin Berbuat Untuk Tanah Lahir Kita!

Pengunduran diri Mahathir tentunya tidak diduga sama sekali karena tidak ada indikasi politisi berusia 94 tahun ini berencana lengser.

Berita pengunduran diri ini menjadi klimaks dari kemelut politik yang mengguncang Malaysia sejak Minggu kemarin.

Ketidakpastian politik melanda Malaysia setelah muncul kabar Mahathir akan mengumumkan pembentukan koalisi baru.

Baca Juga: Pilih Jadi Pengusaha Ketimbang Terjun ke Dunia Politik, Nama Putra Sulung Megawati Justru Muncul di Kasus Suap Impor Bawang, Begini Respon Jaksa dalam Persidangan

Koalisi yang disebut-sebut bernama Pakatan Nasional ini akan didukung oleh kubu oposisi Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dan Partai Islam Se-Malaysia (PAS).

Pembentukan koalisi baru berarti bubarnya koalisi berkuasa Pakatan Harapan serta batalnya kesepakatan transisi kekuasaan antara Mahathir dengan politisi senior Anwar Ibrahim.

Seperti diketahui, Pakatan Harapan telah sepakat Anwar akan menggantikan Mahathir pada Mei 2020.

Hal itu disampaikan Anwar kepada awak media saat Konvensi Pemuda Nasional 2019.

Baca Juga: 35 Kali 'Slonong Boy' Perairan Ambalat, TNI AL Terpaksa Pamerkan Rudal Canggih 'Yakhont' Buatan Rusia ke Kapal Perang Malaysia, Auto Panik dan Cabut dari Lokasi

Awak media menanyakan bagaimana perasaan Anwar setelah tepat setahun dibebaskan dari penjara.

Sebelumnya, Anwar dijebloskan ke penjara atas sodomi yang ia lakukan kepada mantan ajudannya, Mohd Saiful Bukhari Azlan pada tahun 2008 silam.

Anwar dibebaskan dari penjara dan mendapat pengampunan dari Raja Malaysia pada 16 Mei menyusul kemenangan koalisi Pakatan Harapan dalam pemilu 9 Mei 2018.

Baca Juga: Sudah Baik-baik Dijemput Pakai Armada Khusus Tapi Malah Ejek Pesawat Indonesia, Menhan Malaysia Nyatanya Sedang Kebingungan Cari Armada Tambahan, Negaranya Kurang Duit, Akhirnya Pilih Modif Pesawat Lama

Dia mengaku setelah bebas bepergian untuk bertemu dengan para pendukung maupun sahabatnya baik dari berada di tingkat distrik hingga luar negeri.

"Saya bahkan bertemu dengan para pemimpin akar rumput, aktivis, hingga organisasi non-pemerintah," ujar tokoh politik berusia 72 tahun tersebut.

Mengutip Kontan.co.id, politisi berusia 72 tahun itu telah menunggu selama 22 tahun sejak dia dipecat oleh Perdana Menteri Mahathir Mohamad dan dipenjara karena tuduhan korupsi dan sodomi pada tahun 1998.

Anwar akhirnya buka suara di tengah beredarnya kabar bahwa koalisi baru pemerintahan Malaysia akan segera diumumkan.

Baca Juga: Tentara Inggris Sampai Kocar-kacir, Pasukan Kostrad Buat Manuver Secepat Kilat di Perbatasan Indonesia Malaysia, Musuh Bahkah Tak Mampu Beri Serangan Balasan

“Saya jujur sangat kaget dengan dinamika politik yang sedang terjadi. Ini adalah pengkhianatan karena jelas sudah ada janji Mahathir akan menyerahkan kekuasaan ke saya,” tutur Anwar di kediamannya, Minggu malam (23/2/2020) dikutip oleh Malaysia Kini.

Dia merujuk kepada janji Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad yang akan menyerahkan kursi kepadanya setelah dua tahun menjabat.

Anwar melanjutkan walau kaget, dia sudah mengetahui upaya untuk menjegalnya menjadi orang nomor satu Negeri “Jiran” Pembentukan koalisi pemerintahan baru akan terdiri dari pecahan Koalisi Pakatan Harapan dipimpin oleh Partai Bersatu.

Baca Juga: Jauh Sebelum Luhut Bermimpi Indonesia Punya Senjata Nuklir, Soekarno Pernah Bikin Dunia Panas Dingin Gara-gara Uji Cobanya Ledakkan Bom Atom, Australia Hingga Malaysia Sampai Ketakutan

Sudah bukan rahasia lagi bahwa Mahathir tidak tulus menginginkan Anwar menjadi suksesornya.

Berkali-kali Mahathir menolak menjawab dengan tegas apakah Anwar akan menggantikannya memimpin negara tetangga Indonesia dan Malaysia tersebut.

Politisi berjuluk Dr M itu juga kerap mengubah jawabannya ketika ditanya kapankah dia akan menyerahkan kekuasaan ke mantan musuh politiknya.

Puncaknya dengan pembentukan koalisi pemerintahan baru ini, kesepakatan itu menjadi hanya sekedar janji.

Baca Juga: Kebakaran Jenggot Saat Cendol Disebut Berasal dari Singapura, Malaysia Ngegas Hingga Tantang Awak Media, Indonesia Justru Beri Respon Ini Saat 2 Negara Tetangga Rebutan Klaim Budaya

Mantan orang kepercayaan Anwar Ibrahim yang juga Deputi Presiden PKR Azmin Ali digadang-gadang menjadi nama baru untuk menggantikan Mahathir.

Memburuknya hubungan Anwar dan Azmin dalam setahun belakangan ini adalah skenario politik yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.

Azmin setia menemani Anwar sejak dia dipenjara dan juga merupakan salah satu dari sedikit orang yang memiliki akses khusus dan rutin membesuk Anwar.

Baca Juga: Seenak Jidat Sebut Pesawat Buatan Indonesia Lambat, Menhan Malaysia Seolah Tak Punya Kaca, Negaranya Sendiri Cuma Bisa Buat Senjata Buruk Rupa, Endingnya Justru Dicemooh Dunia

Namun keinginan Mahathir melihat Azmin menjadi penerusnya dan ambisi PM Azmin akhirnya membubarkan persahabatan Anwar dan Azmin yang saat ini terlibat perang dingin antara satu sama lain.(*)