Find Us On Social Media :

SD Aja Belum Tamat, Belasan Bocah di Sukabumi Lakukan Aksi Tawuran Pakai Celurit hingga Gir, Sekolah Beri Sanksi Ini Usai Para Pelaku Terciduk

Ilustrasi tawuran pelajar.

Gridhot.ID - Tawuran antar pelajar memang kerap terjadi di dunia pendidikan Tanah Air.

Biasanya siswa dari kalangan SMA maupun SMP yang melakukannya.

Tapi, tawuran yang terjadi di Sukabumi ini terjadi di antara siswa yang masih duduk di bangku SD.

Baca Juga: Terbongkar! Misteri Penemuan Jasad Siswi SMP dalam Gorong-gorong, Dibunuh Ayahnya yang Muak Terus-terusan Dengar Rengekan Minta Uang Study Tour

Tawuran antarpelajar SD pecah di wilayah Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (21/2/2020) lalu. Peristiwa ini berlangsung di lapangan sekitar ''Gedung Putih'', Desa Purwasari, Kecamatan Cicurug.

Pelajar yang tawuran ini akhirnya diketahui berasal dari SDN 1 Purwasari dengan SDN 2 Nyangkowek Kecamatan Cicuru.

Tidak ada ada korban luka dalam tawuran yang akhirnya dibubarkan warga sekitar lokasi.

Baca Juga: BIN Kecolongan, Siswa SMA Cilacap Ini Masih Lebih Canggih dari Badan Pemerintah, Sukses Bobol Web Resmi dengan Proteksi Terbaik di Indonesia, Ini Rahasianya

Bahkan tawuran yang melibatkan sekitar belasan anak ini direkam.

Videonya berdurasi 36 detik telah menyebar di sejumlah WhatsApp group (WAG) sejak Rabu (26/2/2020).

Dalam videonya yang singkat itu terlihat sejumlah pelajar saling berhadapan dan saling kejar.

Mereka mempersenjatai dengan alat gir dan senjata tajam clurit.

Kepala Seksi Kesiswaan Sekolah Dasar, Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, Unang Hidayat membenarkan telah terjadi tawuran antar pelajar SD di Cicurug pada Jumat pekan lalu.

''Tawuran ini dipicu kesalahpahaman antar para pelajar,'' kata Unang kepada wartawan selesai menghadiri pertemuan orangtua siswa yang terlibat tawuran di SDN 2 Nyangkowek Cicurug, Kamis (27/2/2020).

Baca Juga: Ngaku Hubungannya dengan Raffi Ahmad Cuma Gimmick, Sosok Ini Bongkar Alam Bawah Sadar Ayu Ting Ting Soal Kedekatannya dengan Ayah Rafatar: Cemburu Jika Lagi Mesra dengan Gigi

Sebelumnya sudah ada pertemuan pihak sekolah

Unang menjelaskan perkara tawuran pelajar SD ini sudah diketahui oleh kedua sekolah masing-masing.

Dan lanjut dia sebenarnya tawuran tersebut sudah ada pertemuan dan penyelesaian pada Senin (24/2/2020) lalu.

''Sudah diselesaikan secara internal,'' jelas Unang yang baru sekitar dua bulan menjabat sebagai Kepala Seksi Kesiswaan SD.

Baca Juga: BCL Sangat Terpuruk, Sahabat Sebut Pandangan Mata Istri Ashraf Sinclair Kosong, Tak Kuasa Meninggalkan Pulang ke Malaysia

Saat ini, Unang melanjutkan, kembali digelar pertemuan terakhir dengan menghadirkan semua orangtua pelajar yang terlibat dan pihak kedua sekolah serta unsur Muspika Cicurug.

''Kesimpulannya, masalah dianggap selesai sampai di sini, tidak dibawa ke ranah hukum,'' ujar Unang yang sebelumnya bertugas di Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Sukabumi.

''Tapi pembinaan terus berjalan oleh Polsek Cicurug, sekolah, dan orangtua,'' sambung Unang.

Selain itu, kata Unang, dibentuk juga Satuan Tugas Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), pertemuan kedua pihak untuk perdamaian.

''Juga akan dilanjutkan komunikasi dengan pihak kepolisian untuk pembinaan ke sekolah, khusus bagi anak-anak terlibat,'' kata Uang.

Baca Juga: Hidupnya Nyaris Sempurna, Sandra Dewi Mendadak Singgung Soal Takut Mati, Bersikukuh Tak Mau Anak-anaknya Punya Ibu Tiri, Ada Apa?

Para pelaku diberikan pembinaan

Kepala SDN 2 Nyangkowek, Jaelani menuturkan perkara tawuran oknum pelajar ini sudah diselesaikan pada Senin (24/2/2020).

Dia pun tidak berpikir bila aksi tawuran tersebut ada yang merekam video.

''Video viralnya itu hari Rabu, padahal Senin sudah selesai permasalahannya,'' tutur Jaelani kepada wartawan, Kamis siang.

Baca Juga: Istri Ashraf Sinclair Belum Berani Tidur di Kamar Tempat Kematian Sang Suami, Kondisi Kejiwaan BCL dan Noah Diungkap Psikolog, Singgung Soal Trauma dan Dukungan

Jaelani menjelaskan sejak mendapatkan informasi tawuran langsung melakukan langkah dan upaya.

Termasuk menelusuri alat yang dipakai tawuran seperti penggaris besi, clurit dan kayu.

''Yang dibawa anak dari sini salah satunya penggaris besi, tetapi ternyata diluar sudah ada clurit dan gir.

Kalau kayu mereka mengaku mengambil di lokasi tawuran,'' jelas dia.

Selanjutnya, Senin (24/2/2020) menggelar pertemuan dengan seluruh orangtua pelaku.

Baca Juga: Berawal dari Kenalan di Facebook, Wanita Ini Sukses Gasak Motor Pria-pria Hidung Belang, Ajak Pesta Miras dan Gratiskan Tubuhnya untuk Hubungan Intim

Hasil pertemuan itu menghasilkan beberapa komitmen, di antaranya selama sebulan penuh, anak-anak harus diantarjemput orangtuanya.

''Pada saat mengantar dan menjemput, orangtua harus menandatangani kehadiran,'' jelas dia.

Sementara Kepala SDN 1 Puwasari Yus Winarya mengungkapkan peristiwa tawuran pelajar SD ini sangat memprihatinkan.

Baca Juga: Sebelumnya Bikin Ulah Tampar dan Fintah Pemulung, Sosok Ini Kini Serang BCL dengan Komentar Sadis Hingga Bikin Kesal Netizen: Coba Suruh Suaminya Meninggal, Enak Nggak?

Terlebih lagi, dia mengakui sebelumnya sempat menjabat sebagai Kepala SDN 2 Nyangkowek.

Yus menuturkan anak yang terlibat tawuran diberikan sanksi berupa pembinaan dalam rangkaian Penguatan Pendidikan Karakter.

Ada perjanjian dengan ortu siswa yang terlibat tawuran

Juga termasuk perjanjian dengan para orangtua siswa yang terlibat tawuran.

''Orangtua siswa harus antarjemput. Guru juga mempunyai buku kecil sebagai catatan dan anak-anak diberikan pekerjaan rumah setiap harinya,'' tutur dia.

''Misalnya hari ini anak disuruh menulis surat pendek dari Al Quran sekitar dua lembar, besoknya dirubah dengan menulis maknanya,'' sambung Yus.

Baca Juga: Asik Selfie Sambil Pamer Senjata Api, Pengasuh Ini Tak Sengaja Lepaskan Tembakan ke Anak Asuhnya, Tembus Perut Si Bocah 10 Tahun Hingga Kritis

Sehingga, lanjut Yus, sanksi pembinaan bagi para siswa yang terlibat tawuran ada sisi edukatif.

''Satu pemahaman tentang Al Quran, kedua menulis secara huruf Arab dan menulis bersambung,'' kata Yus.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tawuran Antar-pelajar SD Pecah, Masing-masing Bersenjatakan Celurit dan Gir"