Find Us On Social Media :

Dulunya Gunakan Uang Dolar Untuk Tisu Toilet, Mantan Negara Terkaya di Dunia Ini Kini Alami Krisis, Rakyatnya Jatuh Miskin Karena Hobi Foya-foya

Banyak negara yang dulu berjaya namun kini sengsara, salah satunya adalah Nauru. Nauru adalah sebuah negara pulau kecil di Samudra Pasifik

Gridhot.ID - Pernahkah anda mendengar nama negara Nauru?

Nauru adalah sebuah negara pulau kecil di Samudra Pasifik dengan luas hanya 21 kilometer persegi.

Nama negara ini memang masih asing didengar sebagian besar masyarakat dunia.

Baca Juga: Sempat Diragukan Soal Penanganan Virus Corona, Kepala Litbang Biotek Kesehatan Indonesia Beri Gebrakan, Hanya Butuh Sehari Saja Uji Sampel Virus

Padahal Nauru dikenal sebagai negara kecil yang pernah menduduki predikat negara terkaya di dunia.

Namun itu dulu.

Ini adalah negara terkecil di Pasifik Selatan dan negara terkecil ketiga berdasarkan wilayah di dunia.

Baca Juga: Pos Pamrahwan Jila Diberondong Peluru Pasukan KKB, Dandim Mimika Buru Dalang Penembakan: Pelaku Tetap Akan Kami Cari!

Nauru awalnya dihuni oleh orang-orang Mikronesia dan Polinesia selama setidaknya 3.000 tahun, yang terisolasi kecuali dari pelaut atau narapidana yang melarikan diri, sampai akhir abad ke-19 ketika dianeksasi dan diklaim sebagai koloni oleh Kekaisaran Jerman.

Bangsa Eropa segera menemukan deposit fosfat dan pulau kecil itu menjadi tambang terbuka, dieksploitasi oleh kekuatan kolonial asing.

Setelah memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1968, penambangan diintensifkan sampai sebagian besar fosfat telah dilucuti.

Dalam proses penambangan fosfat untuk menyuburkan ladang di tempat yang jauh, negara telah membuat banyak lokasi menjadi rusak.

Baca Juga: Kebanyakan Nonton Film Porno, Pemuda Putus Sekolah Ini Tak Bisa Tahan Hasrat Mesumnya, Nekat Bunuh dan Perkosa Jasad Gadis yang Sering Diintipnya Saat Mandi

Hari ini, pulau ini adalah gurun tandus dengan puncak batu kapur bergerigi yang menutupi 80% pulau.

Nauru menghasilkan miliaran dolar dari fosfat, yang digunakan dalam produksi pupuk.

Penduduk dibayar untuk melakukan pekerjaan panas dan kotor menggali fosfat dari antara fosil terumbu karang.

Baca Juga: Tantang Rusia Perang Dagang, Raja Salman Bakal Bela Mati-matian Negaranya, Arab Saudi Siap Banjiri Pasar Dunia dengan Minyak Mentah

Mereka menjadi punya banyak uang, membeli tiket untuk membawa mereka pada perjalanan belanja ke Hawaii, Guam dan Singapura.

Seorang kepala polisi bahkan membeli Lamborghini berwarna kuning, kemudian mendapati dirinya terlalu gemuk untuk muat di belakang kemudi.

"Dari tahun 1970-an hingga 1990-an kami dihujani kekayaan tapi kami tidak tahu cara menanganinya," kata Evi Agir, 40, seorang penduduk pulau Nauru yang memainkan gitarnya di bawah naungan pohon ketika anak-anak berlari-lari di sekitar kakinya.

"Hampir tidak ada orang yang berpikir untuk menginvestasikan uang itu."

Baca Juga: Dulu Sering Dibully Tetangganya Karena Kondisi Ekonomi Keluarga, Putri Tukang Ojek Ini Berhasil Raih Pangkat Kowad TNI, Tekad dan Perjuangannya Dapat Pujian Dari Istri KSAD Andhika Perkasa

Manoa Tongamalo, 43, yang terancam pengangguran mengatakan, "Banyak hal-hal bodoh terjadi. Orang-orang akan pergi ke toko, membeli beberapa permen, membayar dengan banyak uang dan tidak minta kembalian."

"Mereka bahkan menggunakan uang itu sebagai kertas toilet."

Karena keserakahan manusia dan gemar hidup berfoya-foya, kini Nauru menjadi negara yang miskin dan keindahan alamnya juga telah rusak. (*)

Artikel ini telah tayang di Intisari-Online.com dengan judul "Pernah Pakai Dolar untuk Tisu Toilet, Mantan Negara Kaya Ini Kini Sengsara karena Penduduknya Gemar Foya-foya"