Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Pandemi virus corona membuat para petugas medis Indonesia harus bekerja keras.
Namun, di balik kerja keras mereka, ternyata terdapat kekurangan yang mereka alami.
Petugas medis Indonesia kini kekurangan alat pelindung diri (APD) yang kini semakin langka.
Padahal, petugas medis yang berada di garda terdepan dalam menghadapi virus corona sangat membutuhkannya.
Dilansir Gridhot dari akun Twitter @Angela602, pemilik akun tersebut mengungkapkan bagaimana pengorbanan petugas medis ketika sudah menggunakan APD.
Akun tersebut menuliskan, bahwa apabila seorang petugas medis sudah mengenakan APD tersebut, maka baginya tidak mungkin untuk makan dan minum, bahkan buang air.
Menurut penuturannya, hal ini dapat berlangsung selama 8 hingga 12 jam bertugas.
"Perawat ketika sudah pake baju ini, tidak minum... tidak makan... tidak buang air kecil selama 8 jam... ada yang sampe 12 jam," tulis akun Twitter tersebut.
Ia juga mengungkapkan, apabila APD sudah dibuka, maka tidak dapat dipakai kembali dan segera disimpan di kantung infeksius.
"Kalau dibuka....baju tidak bisa di pake lagi dan segera disimpan dikantung infeksius," lanjutnya.
Hal tersebut tentu dilakukan agar dapat memaksimalkan penggunaan APD.
Pemilik akun Twitter @Angela602 bahkan menyebutkan harga satuan dari APD yang kini jumlahnya semakin menipis tersebut.
"harganya 500 ribu.. jumlahnya kini jadi langka karena kebutuhan makin banyak," tambahnya.
Ia pun menyertai tulisannya dengan sebuah foto.
Foto tersebut berupa seseorang yang tengah mengenakan APD lengkap.
Namun, menariknya lagi adalah, seseorang dalam foto tersebut menunjukkan suatu tulisan.
"Aji Umi aku haus tapi gak berani minum," isi tulisan tersebut.
Unggahan akun Twitter @Angela602 itu hingga Senin (23/3/2020) pukul 12.30 WIB telah diretweet lebih dari 28 ribu kali dan disukai lebih dari 43 ribu pengguna Twitter.
Oleh karenanya, sudah sepatutnya kita menaati anjuran pemerintah untuk tinggal di rumah selama 14 hari.
Hal tersebut perlu dilakukan untuk memutus rantai penyebaran virus corona.(*)