Find Us On Social Media :

'Rasa Takut Akan Tertular Terus Menghantui Saya Setiap Hari, Walau Saya Sudah Memakai Alat Perlindungan Diri'

Perawat pasien Corona di Riau

Gridhot.ID - Virus corona atau Covid-19 sudah menyebar hingga ke 18 kota di Indonesia.

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo pun meminta segenap masyarakat untuk melakukan aktivitas di rumah. 

Selain itu, Jokowi juga meminta masyarakat untuk menjaga jarak sosial guna antisipasi penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Bolak-balik Dilabrak Warga Tapi Tak Kapok, Ria Ricis Masih Nekat Ngevlog Hingga Buat Kemurunan di Tengah Wabah Corona, Tetangga Murka: Sumpah Ini Egois dan Kurang Ajar!

Sementara itu, jumlah pasien terinfeksi corona juga semakin bertambah banyak. 

Tentu ini bukan hal mudah bagi petugas kesehatan untuk menangani Covid-19.

Hari demi hari, petugas medis pun kewalahan menangani pasien hingga imunitas mereka menurun dan mempermudah virus untuk masuk ke tubuh.

Baca Juga: Menghilang Sejak Bercerai dengan Caisar YKS, Indadari Ternyata Suspect Covid-19, Suami Barunya Kini Berencana Beli Alat Tes Virus Corona: Doakan Ya, Harganya Bikin Biji Mata Keluar!

Sudah ada 32 tenaga medis terinfeksi corona, dan 7 orang dokter meninggal dunia.

Mendengar petugas kesehatan yang tengah berjuang melawan corona, rasa-rasanya kita memang harus memberikan apresiasi besar bagi mereka.

Sebab, hanya ucapan semangat dan terima kasih yang bisa membuat mereka hidup melawan corona.

Baca Juga: Virus Corona Ternyata Mudah Hancur, Ahli Ungkap Barang yang Bisa Dipakai Masyarakat Lawan Covid-19, Tak Perlu Repot di Apotik, Ternyata Banyak Dijual di Warung

Ini pun yang dicurahkan Nurul Hidayati (29), yang bertugas menjadi perawat untuk ruangan isolasi corona di RS Raja Ahmad Tabib, Kepulauan Riau.

Lewat sambungan telepon kepada NOVA, ia menangis menceritakan betapa sulit pekerjaannya.

"Ini bukan pekerjaan mudah untuk dilakukan. Ini berat. Saya dihantui rasa takut saat ditugaskan."

Baca Juga: 2 Warga Solo yang Meninggal Dunia Karena Positif Virus Corona Sempat Menghadiri Acara, Seminar Anti Riba di Hotel Bogor Diduga Jadi Tempat Penyebaran Covid-19, Peserta Lain Kini Jalani Tes, Begini Hasilnya

"Tapi, ya, memang saya sadar kalau ini adalah tugas saya, demi Indonesia. Saya kuat," katanya dengan suara serak.

Ia memang tidak bisa menolak tugasnya ini.

Nurul memang harus menjalaninya, walau sangat berat untuk dilalui, terlebih ia harus meninggalkan ibunya yang sedang sakit jantung di rumah.

"Dia khawatir dengan keadaan saya. Tapi, saya berusaha untuk meyakinkan dia kalau semua akan baik-baik saja. Lalu, mama bilang, 'Ya sudah, itu memang tugas mu, tapi kabari kami, ya'," jelasnya.

 Baca Juga: Nyaris Terkurung di Spanyol Gara-gara Virus Corona, Cucu Mendiang BJ Habibie Ini Jadi WNI Terakhir yang Keluar dari Eropa, Awalnya Sempat Takut Tak Bisa Pulang ke Indonesia

Tapi, beruntungnya, orang tua Nurul sudah merelakan anaknya pergi bertugas.

"Setiap hari saya selalu telepon orang tua untuk mengabari kondisi saya, agar mereka tidak cemas dengan saya. Setiap hari. Saya juga bilang ke mereka agar mereka tidak keluar rumah, agar tidak terinfeksi," pungkasnya.

Bukan hanya meninggalkan orang tua di rumah yang membuatnya berat, tetapi juga pekerjaannya sendiri.

 Baca Juga: Negara di Dunia Berlomba-lomba Kembangkan Vaksin Virus Corona, Sosok Ini Sebut Urin dan Kotoran Sapi Bisa Sembuhkan Pasien Covid-19, Salah Satu Rumah Sakit Sudah Buktikan Keampuhannya

"Setiap hari saya harus memakai sepatu boots dan itu berat. Saya juga harus memakai hazmet suit dan kacamata googles. Seragam perlindungan itu membuat saya memang risih. Tubuh saya merasa kurang nyaman memakai baju, karena baju itu sangat panas," jelasnya.

Suhu udara untuk perawatan pasien corona memang harus dibuat negatif.

Kata Nurul, itu untuk menghambat penyebaran virus dan kuman.

Baca Juga: Bak Jilat Ludah Sendiri Pasca Koar-koar Korea Utara Tak Terjangkit Virus Corona, Kim Jong Un Ternyata Diam-diam Minta Bantuan Rusia, Ajukan Permohonan untuk Dikirimi Alat Uji Tes Covid-19

Tapi, ruangan itu membuatnya berkeringat dan panas sehingga ia pun risih dengan perlengkapan yang dipakainya.

Cuma ya, hanya itu yang bisa melindungi Nurul dari penyebaran virus.

"Untungnya, pasien saya kondisinya terlihat sehat. Dia juga tenang selama dirawat. Jadi, saya merasa tidak terlalu berat dengan tugas saya ini. Cuma, ya itu, rasa takut akan tertular terus menghantui saya setiap hari, walaupun saya sudah memakai alat perlindungan diri dengan sebaik-baiknya," jelasnya.

Baca Juga: Jauh Sebelum 2 WNI Positif Virus Corona, Roy Kiyoshi Sudah Lebih Dulu Singgung Penyakit Aneh Akan Bermunculan, Ramalannya Terbukti Benar?

Maka dari itu, di waktu istirahatnya, ia sering mencurahkan hatinya merawat pasien Covid-19 di rumah sakit.

Karena ia merasa bersemangat kembali saat melihat ribuan dukungan yang diterimanya lewat media sosial.

Ia mengisahkan dukungan terus datang padanya, usai Jokowi memberikan apresiasi terhadap perawat di Hari Perawat Nasional 2020 pada 17 Maret lalu.

Baca Juga: Sempat Tuduh Indonesia Jadi Biang Kerok Virus Corona, China Justru Gercep Bantu Tanah Air Lawan Wabah, Prabowo Subianto Jadi Sosok Tengah Sambung Silaturahmi

"Saya menangis membaca cuitan itu, rasanya seperti mendapatkan penyemangat mood yang luar biasa selama saya bekerja menjadi perawat. Ini merupakan hal besar bagi saya terutama saat kondisi seperti ini," jelasnya dengan suara tangis.

Menurutnya, yang diperlukan sekarang bukan harta dan benda, melainkan dukungan mental untuk tetap semangat melewati hari demi hari di ruangan isolasi yang panas itu.

"Karena cuma ini yang bisa membangun mental saya dan teman-teman petugas kesehatan lainnya. Saya hanya bisa menguatkan petugas garda terdepan corona untuk tetap semangat dan selalu jaga kesehatan," tutupnya.

Artikel ini telah tayang di NOVA dengan judul: "EKSKLUSIF: Perawat Pasien Corona di Riau Akhirnya Curahkan Hatinya: Ruangan Isolasi Panas." 

(*)