Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Satgas SAR Aceh dan aparat gabungan kepolisian dan TNI akhirnya menemukan dua orang yang tersesat.
Keduanya adalah ayah dan anak, yakni Suwarno (47) dan putranya, Hardi Pratama (23).
Mereka ditemukan dalam kondisi memprihatinkan meskipun nyawa mereka pada akhirnya tertolong.
Melansir TribunJatim.com, detik-detik penemuan keduanya juga menjadi perhatian warga setempat hingga beberapa media.
Kondisi mereka saat ditemukan lemas dan begitu trauma serta shock.
Satgas dan Tim SAR Aceh akhirnya berhasil menemukan dua orang yang tersesat saat mencari kayu alim di hutan Baturong.
Menurut informasi yang ada kedua orang itu adalah ayah dan anak, yakni Suwarno (47) dan putranya, Hardi Pratama (23).
Pada saat itu keduanya ditemukan dalam keadaan trauma dan lemas.
Dikarenakan tersesat di hutan Baturong, Aceh Tamiang selama tiga hari.
Keduanya menjalani pemeriksaan medis di Klinik PT Ampli usai ditemukan regu penolong, Senin (23/3/2020) petang.
Kapolsek Tamiang Hulu, IPDA Surya Dharma menjelaskan posisi keduanya saat ditemukan sudah terlalu jauh dari tepi hutan Kampung Harumsari, Kecamatan Tamiang Hulu.
"Saat ditemukan posisi mereka sudah menyeberang ke Kampung Kaloy. Ini yang menyebabkan mereka kelelahan," kata Surya, Senin (30/3/2020) malam.
Usai menjalani pemeriksaan medis, keduanya kemudian diantar pulang ke rumah Suwarno di Dusun Mawar, Kampung Harumsari, Tamiang Hulu.
Hardi sendiri merupakan penduduk Dusun Bangunsari II, Kampung Alurselebu, Kecamatan Kejuruanmuda, Aceh Tamiang.
Ayah dan anak ini hilang saat mencari kayu alim di hutan Baturong, Tamiang Hulu sejak Jumat (27/3/2020) siang.
Keberadaan keduanya sempat terdeteksi regu penolong karena pada hari kedua ponsel mereka masih terhubung.
Ketika itu kedua korban tidak bisa menjelaskan posisi keberadaan mereka sehingga menyulitkan tim penolong melakukan evakuasi.
Petugas sempat menyarankan keduanya menandai titik keberadaan dengan menyalakan api.
Hari ketiga pencarian petugas sempat putus komunikasi dengan korban karena lokasi pencarian sudah terlalu menjorok ke dalam hutan sehingga tidak ada sinyal telekomunikasi.
Namun sayup-sayup teriakan kedua korban sempat didengar petugas yang kemudian mengubah pola pencarian dengan membagi dua tim untuk melakukan penyisiran secara melingkar.
"Tadi ada anggota yang melaporkan kalau sempat mendengar sahutan suara dari korban. Ini lagi diusahakan mencari sumber suara itu," kata Surya yang berharap bantuan doa dari masyarakat.
Ketua Satgas SAR Aceh Tamiang, Khairul menambahkan selain medan berat, kendala utama yang dihadapi regu penolong ialah tidak adanya sinyal ponsel.
Sebelumnya dia berharap kedua korban menuruti imbauan petugas untuk menandai lokasi dengan menyalakan api.
"Komunikasi kita dengan anggota di lapangan terputus karena tidak ada sinyal.”
“Kami berharap korban segera menyalakan api biar keberadaannya mudah dideteksi," kata Boy, sapaan akrab Khairul.
Boy menambahkan radius pencarian korban terbilang jauh karena memakan waktu tempuh lima jam.
Ayah dan anak yang hilang tersesat di hutan Aceh Tamiang disarankan memasang tanda dengan membakar api.
Diharapkan kepulan asap yang dimunculkan dari api itu bisa dijadikan panduan bagi regu penolong untuk menjemput.
"Tapi sampai menjelang malam tadi belum terlihat kepulan asap. Mudah-mudahan besok ada kemajuan," kata Kapolsek Tamiang Hulu, Ipda Surya Dharma.
Dilansir dari Serambinews.com, Ketua Satgas SAR Aceh Tamiang, Khairul, mengatakan bahwa selama tersesat keduanya sama sekali tidak mendapat asupan makanan.
Hal tersebut lantaran bekal roti yang dibawa keduanya sudah habis.
Keduanya hanya bertahan hidup dengan minum air putih yang sejak awal dibawa menggunakan jeriken.
"Karena niatnya kan mau pulang hari, jadi tidak ada bawa bekal makanan. Cuma air yang mereka konsumsi," kata Boy, sapaan Khairul, Selasa (31/3/2020).(*)