Find Us On Social Media :

Horor! Inilah Potret Situasi Mengerikan Ekuador di Tengah Wabah Covid-19, Mayat-mayat Korban Corona Hanya Digeletakkan di Jalanan, Petugas Angkat Tangan Urus Pemakaman

Mayat-mayat dibiarkan tergeletak di jalanan.

 

Gridhot.ID - Kasus pandemi corona ini telah mengubah kondisi dunia menjadi sangat berbeda.

Banyak negara yang kewalahan mengatasi dampak penyebaran yang terus meluas.

Termasuk negara satu ini yang mengaku angkat tangan karena jumlah korban meninggal terlalu banyak.

Baca Juga: Sudah THR-nya Terancam Dipangkas, Para PNS Dapat Ancaman Hukuman Tegas, Sanksi Disiplin Keras Jika Nekat Lakukan Mudik Sampai Liburan Luar Kota

Mengutip dari Daily Mirror pada Minggu (5/4/20), sebuah pemandangan mengerikan terlihat di mana mayat-mayat dibiarkan terbaring di pnggiran jalan.

Mayat-mayat itu hanya tertutup dengan plastik, dengan nasib yang tidak jelas.

Menurut laporan fenomena mengerikan itu terjadi di kota Guayaquil, kota terbesar di Ekuador.

Baca Juga: Hilang Bak Ditelan Bumi, Usai 7 Tahun Pacaran, Artis Cantik Ini Nekat Datangi Negara Asli Sang Kekasih, Berhasil Dipinang Tapi Ada Permintaan Berat

Fenomena mayat-mayat dibiarkan tergeletak itu disebabkan petugas medis yang mengaku kewalahan untuk mengurus jenazah yang semakin banyak.

Sementara kamar mayat di rumah sakit dan pemakaman sudah terlalu penuh.

Akibatnya, keluarganya di minta membawanya pulang, namun karena takut virusnya masih bisa menyebar mereka meninggalkannya di jalanan.

Orang-orang mengeluh, bahwa mereka tidak memiliki cara lain untuk membuang tubuh jenazah kerabat mereka yang meninggal itu.

Keluarga di Ekuador hanya memiliki pilihan meninggalkan mayat itu di pinggiran jalan, dan pasrah menunggu mereka akan diurus oleh petugas.

Baca Juga: Modal Tepuk Bahu dan Tanya Akun Instagram, Bintang Timnas Indonesia Ini Berhasil Pinang Model Cantik Hanya Dalam Waktu 3 Hari Kenalan, 4 Kata Ini Jadi Awal Kehidupan Rumah Tangganya

Tetapi prosesnya bisa memakan waktu untuk satu mayat bisa sampai tiga hari.

Secara resmi, sekitar 120 kematian dilaporkan tetapi presiden Lenin Moreno menyebut jumlahnya bisa lebih, karena pihak berwenang kewalahan untuk mengurusnya.

Sehingga data yang mereka kumpulkan juga keteteran.

Baca Juga: Militer Siap Turun Tangan, KSAD Andika Perkasa Pimpin Sendiri Perang Melawan Corona, Sulap Tenda Jadi Ruang Isolasi di Lapangan RS TNI AD Sampai Datangkan Personil Khusus

Satu unit petugas pemakaman terdiri dari tentara dan polisi, yang bertugas menguburkan orang mati dan mereka mengumpulkan 150 mayat setiap harinya.

Rumah sakit sudah tidak memiliki tempat tersisa untuk menampung mayat, sementara kamar mayat dan pemakaman juga tidak lagi memiliki kapasitas.

Warga yang meninggalkan mayat di jalanan mengaku sudah tidak memiliki solusi lain lagi.

Namun mayat-mayat itu sebagian sudah dikumpulkan oleh petugas karena kekawatiran jenazah itu masih bisa menyebarkan virus.

Selain itu orang-orang juga mengeluh karena sebagian mayat itu sudah mulai berbau dan membusuk.

Baca Juga: Teriak di Tengah Lautan Minta Pertolongan, Ratusan Penumpang KM Lambelu Lompat ke Laut dan Berenang ke Daratan, Lakukan Hal Nekat Usai Tau ABK Terjangkit Virus Corona

Seorang penduduk Guayaquil, Rosa Romero mengatakan, suaminya Bolivar Reyes meninggal setelah menderita gejala yang mirip virus corona tetapi tidak pernah diuji.

Tubuhnya tidak dimakamkan selama lebih dari satu hari, karena petugas pemakaman mengaku kewalahan menghadapi lonjakan.

Jumlah korban yang meninggal terus bertambah, kini pemerintah berencana membuat kamp khusus untuk menampung mayat.

Baca Juga: Hidup di Istana Mewah Anang Hermansyah, Siapa Sangka Aurel Akui Pernah Nyolong Uang, Putri Krisdayanti Takut Hidup Susah Sampai Nekat Obok-obok Dompet Sang Ayah

Pada hari Jumat (4/4), Layanan Nasional Departemen Risiko dan Manajemen Darurat Ekuador melaporkan 3.368 kasus  Covid-19.

Namun warga prihatin karena jumlahnya mungkin lebih banyak karena banyak yang tidak terkonfirmasi, namun meninggal dengan gejala Covid-19.

Presiden Lenin Moreno, mengatakan Guayaquil yang merupakan kota berpenduduk 3,8 juta akan memiliki kematian mencapai 2.500 dan 3.500.

Kontainer telah disiapkan di kota untuk diubah menjadi kamar mayat sementara untuk menampung jenazah yang belum terurus.

Baca Juga: Nangis-nangis, Ayu Ting Ting Mati Kutu Saat Anaknya Merengek: Bunda, Bilqis Minta Papa Sekarang!

"Kami sedang membangun kamp khusus untuk mereka yang meninggal," katanya.

Sementara itu laporan global menyebutkan sudah ada 1 juta orang di dunia terinfeksi virus corona, di 181 negara dan lebih dari 58.000 orang meninggal dunia.(*)

 

Artikel ini telah tayang di Intisari-Online.com dengan judul "Hanya Ditutupi Plastik Mayat-mayat Ini Dibiarkan Terbaring di Pinggir Jalan, Karena Petugas Kewalahan Urus Makam Jenazah Pasien Virus Corona"