Takut Kalah dari Indonesia yang Segera Miliki NASAMS, Negara Tetangga Ini Rela Lakukan Negosiasi Rumit dengan China, Paksa Diri Boyong SY-400 Meski Harus Ngutang

Jumat, 10 April 2020 | 20:42
Kongsberg

Myanmar Sudah Beli Rudal Pertahanan Udara Jarak Jauh SY-400 Berjangkauan 400 Km

Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari

Gridhot.ID - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) memiliki susunan strategi alat utama sistem persenjataan (alutsista).

Hal tersebut penting dalam melaksanakan tugasnya untuk menjaga kedaulatan wilayah udara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Namun rupanya, sistem pertahanan udara (Hanud) platform darat Indonesia terbilang masih minim.

Baca Juga: Awalnya Diminta Buat Tato Kalimat Syahadat, Pria yang Disebut-sebut Mantan Yakuza Ini Lalu Pilih Mualaf, Dulunya Berandal Berhobi Merajah Kini Beribadah Sampai Makkah dan Madinah

Melansir Sosok.id, meski demikian rupanya pertahanan udara negeri ini sedang mendapat asupan sistem hanud dari Norwegia.

Adapun sistem hanud tersebut, yakni Norwegian Advanced Surface to Air Missile System (NASAMS) yang dibuat oleh pabrikan Kongsberg.

Mengutip Tribunnews, dalam kontrak senilai 77 juta dolar AS tersebut, Indonesia akan segera mendapatkan peralatan peluncur rudal, radar, pos komando serta radio dan sistem integrasi.

Baca Juga: Militer Siap Turun Tangan, KSAD Andika Perkasa Pimpin Sendiri Perang Melawan Corona, Sulap Tenda Jadi Ruang Isolasi di Lapangan RS TNI AD Sampai Datangkan Personil Khusus

Meski demikian, rudal Advanced Medium-Range Air-to-Air Missile (AMRAAM) sebagai senjata pelibas pesawat musuh harus dibeli terpisah dari pabrikan Raytheon Amerika Serikat (AS).

Presiden Kongsberg Defence and Aerospace, Eirik Lie, mengaku senang atas kesepakatan tersebut.

Ia pun menyebutkan bahwa Indonesia akan menjadi negara pertama yang akan memiliki sistem pertahanan tersebut di kawasan.

Sebagai informasi, negara yang sudah memiliki NASAMS adalah Finlandia, Belanda, AS, Spanyol dan Oman.

Baca Juga: 16 Tahun Sambung Hidup di Dunia Militer, AHY Sakit Hati Profesi Kebanggaannya Dihina Habis-habisan, Suami Annisa Pohan Tak Terima TNI Direndahkan Hingga Luapkan Amarah di Media Sosial

"Semakin banyaknya (negara) yang menggunakan (NASAMS), telah mengkonfirmasi bahwa NASAMS adalah sistem pertahanan udara paling modern dan maju di dunia," katanya.

NASAMS sendiri dikategorikan hanud jarak sedang.

Meski demikian, bisa didongkrak performanya menjadi jarak jauh namun dengan berbagai penyesuaian.

Baca Juga: Tolak Isolasi Mandiri, Emak-emak Viral yang Bentak Petugas Covid 19 dan TNI Saat Didata Bikin Geram Wali Kota Solo, Pak Rudy: Nggak Mau Diatur Jangan di Solo!

Tahu jika negara serantau sedang besar-besaran memodernisasi perangkat perangnya, Myanmar tak mau ketinggalan.

Dilansir dariarmyrecognition.com, Rabu (8/4/2020) militer Myanmar segera menerima sistem hanud jarak jauh dari China, yakni SY-400.

Rudal pertahanan udara asli buatan negeri Tirai Bambu tersebut bakal mendongkrak kapasitas hanud Myanmar ke level tertinggi dalam sejarah negara itu berdiri.

Army Recognition
Army Recognition

SY-400 bakal mendongkrak kapasitas hanud Myanmar ke level tertinggi

Diberitakan pulabahwa China juga akan melakukan Transfer of Technology (ToT) plus sejumlah utang kepada Myanmar.

Baca Juga: Viral TNI-Polri Berjaga di Depan Pintu, Pihak Keluarga Meraung-raung di Depan Rumah Sakit, Diduga Rebutan Jenazah Pasien Corona, Ini Kata Pemda

Sistem hanud SY-400 dipersenjatai dengan rudal DF-12A yang mampu melahap target dengan radius 400 km dari titik peluncuran.

Bahkan dalam satu platform SY-400 dapat dipersenjatai dengan 8 rudal DF-12A.

DF-12A rupanya dapat menggunakan berbagai hulu ledak sesuai target yang akan dienyahkan.

Baca Juga: Bersitegang dengan Aparat TNI dan Polisi yang Berjaga, Puluhan Warga Ngamuk Rebutan Jenazah PDP Covid-19 dengan Petugas RS, Ngotot Ingin Makamkan dan Memandikannya sendiri

Pun dilengkapi dengan pemandu GPS/INS agar lebih presisi.

SY-400 menggunakan truk militer Wanshan 8x8 yang mempunyai jarak jelajah sejauh 650 km untuk membantu mobilitasnya.

Missile Threat
Missile Threat

Rudal DF-12A sebagai senjata SY-400

Myanmar dan China telah melakukan negosiasi yang sangat rumit sebelum akhirnya berhasil mendapatkanSY-400.

Baca Juga: Andika Perkasa Tak Puas Hanya Terima Laporan Seadanya, Sang KSAD TNI Minta Jenderal Bintang Dua Keluar Ruangan, Durasi Video Conference Jadi Pertimbangan

Pada akhirnya tercapailah sebuah kesepakatan meskipun kemungkinan besar deal tersebut lebih menguntungkan China.

(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber Tribunnews.com, Sosok.id, armyrecognition.com