Menahan Tangis, Pelaku Pemukul Perawat di Semarang Minta Maaf, Budi: Saya Cuma Menggetok, Bukan Menganiaya

Minggu, 12 April 2020 | 20:00
Kolase Instagram @lambe_turah @resmob_polrestabessmg

Polisi menangkap pelaku pemukul perawat di Semarang

Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari

Gridhot.ID - Beberapa waktu lalu beredar video viral yang menunjukkan seorang pasien menampar perawat.

Pasien itu tak terima ketika diingatkan oleh sang perawat untuk mengenakan masker.

Oleh karenanya, ia dengan serta merta memukul bagian kepala perawat tersebut.

Baca Juga: Masuk Rumah Sakit Gara-gara Corona, Wanita Asal Padang Ini Kaget Ponselnya Tak Berhenti Berdering, Putuskan Lakukan Satu Hal Hingga Hanya Keluarga Dekat yang Tahu

Melansir Kompas.com, rupanya kejadian tersebut terjadi pada Kamis (9/4/2020) sekitar pukul 09.00 WIB.

Dari keterangan yang didapat polisi, kasus itu bermula saat seorang perawat berinisial HM yang bertugas di klinik tersebut menegur seorang satpam berinisial B karena tak memakai masker ketika datang untuk berobat.

Diduga tak terima diingatkan tersebut, pelaku kemudian emosi dan memukul kepala korban cukup keras.

Baca Juga: Pasca Erupsi Gunung Anak Krakatau dan Suara Dentuman Misterius Hantui Warga Jabodetabek, Viral Catatan Tangan Diduga Milik Anak Indigo, Singgung Adanya Sosok yang Akan Kembali

Aksi pemukulan itu juga sempat terekam kamera CCTV dan kemudian viral di media sosial.

"Karena tidak terima kemudian terlapor B melakukan pemukulan," jelas Plt Kapolsek Semarang Timur, Iptu Budi Antoro, pada Kompas.com, Sabtu (11/4/2020).

Akibat pemukulan itu, korban tersebut sempat mengaku pusing serta trauma terhadap pelaku.

Tak terima dengan perlakuan itu, korban kemudian melaporkannya ke Polsek Semarang Timur.

Baca Juga: Anggota Mapolres Memberamo dan Keluarganya Diminta Tidak Keluar Mako, Pasca Pecah Bentrok TNI dengan Polri, 2 Polisi Tewas, Kapolda Papua Ambil Langkah Ini

Dilansir Gridhot dari Tribunjateng.com, Polrestabes Semarang berhasil meringkus Budi Cahyono (43) warga Kemijen Semarang Timur yang melakukan tindakan pemukulan terhadap Hidayatul Munawaroh (30), perawat di Klinik Pratama Dwi Puspita.

Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Asep Mauludin menuturkan, pelaku ditangkap di rumahnya oleh tim Resmob Polrestabes Semarang bekerjasama dengan Polsek Semarang Timur, Sabtu (11/4/2020) sekira pukul 20.15 WIB.

"Motif tersangka melakukan pemukulan lantaran emosi selepas diingatkan perawat di klinik tersebut," terangnya kepada Tribun Jateng, Minggu (12/4/2020).

Baca Juga: Tiba-tiba Datangi Tuannya saat Hujan, Kehadiran Garaga Buat Panji Petualang Kegirangan, King Kobra Itu Alami Perubahan Signifikan Usai Dilepas ke Alam Liar Selama 2 Bulan

Berdasarkan penuturan Asep, saat melakukan aksinya, tersangka dalam kondisi sadar tidak terpengaruh minuman keras atau obat-obatan.

"Tersangka sehari-hari bekerja sebagai penjaga malam di SD Islam Sultan Agung 4 Kota Semarang," tandasnya.

Ditambahkan, akibat tersangka melakukan penganiayaan dijerat dengan pasal 351 ayat 1 dan pasal 335 KUHPidana dengan ancaman hukuman 2 tahun 8 bulan penjara.

Melansir sumber yang sama, pelaku mengaku menyesal setelah melakukan tindakan pemukulan terhadap Hidayatul Munawaroh (30), perawat di Klinik Pratama Dwi Puspita, Kamis (9/4/2020).

Baca Juga: Ngamuk Balik ke Satgas Amole TNI-Polri, KKB Tembaki 2 Mobil Patroli, Ini Nomer Lambung Kendaraan Logistik yang Jadi Sasaran

Sambil menahan tangis, Budi menerangkan melakukan aksi penganiayaan lantaran disuruh memakai masker padahal saat itu dia memohon agar anaknya yang sakit diperiksa terlebih dahulu.

"Saat itu saya bingung sebab saya akan memeriksakan anak yang sedang sakit panas dan batuk tapi disuruh pakai masker," ujarnya saat konferensi pers di Kantor Polrestabes Semarang, Minggu (12/4/2020).

Budi menyatakan minta maaf karena melakukan perbuatan itu.

Baca Juga: Kompori Warga Agar Tolak Pemakaman Jenazah Perawat Positif Virus Corona, Provokator yang Ditangkap Pihak Kepolisian Ternyata Bukan Orang Sembarangan, Mereka Merupakan Tokoh Masyarakat Desa yang Dihormati

Dia mengaku sangat menyesal atas perbuatannya.

"Saya cuma menggetok wajah perawat itu, bukan melakukan penganiayaan," terang penjaga malam di sebuah SD di Semarang ini.(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber Kompas.com, Tribunjateng.com