Dibenci Pribumi Sampai Ditolak Anak Buahnya Sendiri, Idjon Djani Tak Gentar Jadi Komandan Pertama Pasukan Baret Merah, Jabatannya Hampir Dilucuti Petinggi, Nyatanya Tak Ada yang Mampu Gantikan Sosoknya

Jumat, 17 April 2020 | 20:13
kolase via TNI dan majalah Angkasa

Idjon Djanbi yang jadi bapak pertama Kopassus

Gridhot.ID - Kisah Kopassus dalam perjalanannya hingga saat ini memang menarik untuk diperbincangkan.

Meski terkenal keras dan fokus, sempat ada drama di awal terbentuknya pasukan baret merah tersebut.

Cerita dimulai dari Agen intelijen tersohor Benny Moerdani tercatat pernah bergabung di pasukan elite Indonesia, Kopassus.

Saat berusia 21 tahun dan tergabung di pasukan berbaret merah, Benny Moerdani menentang karena tidak ingin dilatih oleh Idjon Djanbi.

Baca Juga: Kapok Pernah Nikah dengan Janda Kaya, Nassar Pengin Persunting Daun Muda, Mantan Suami Muzdalifah: Menikah dengan yang Punya Embel-embel Itu Nggak Semudah yang Dibayangkan

Mochamad Idjon Djanbi adalah komandan pertama Kopassus atau saat itu disebut Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD).

Idjon Djanbi sebenarnya bukan orang asli Indonesia dan memiliki nama asli Rokus Bernadus Visser.

Ia kemudian berganti nama setelah menjadi mualaf dan menikah dengan seorang perempuan sunda.

Idjon Djanbi sebenarnya bekas prajurit komando Belanda.

Baca Juga: Ngasal Cari Suami yang Penting Kaya, Nasib Artis Cantik Ini Endingnya Sengsara, Diusir Mertua dan Diangkut Pakai Truk ke Kampung Halamannya: Maklum Masih Polos

Maka dari itu para anggota pasukan Kopassus, termasuk Benny Moerdani yang tengah dilatih di Batujajar pada awal 1954, mencurigai Idjon Djanbi.

Mereka takut kalau Idjon Djanbi adalah mata-mata asing.

Bahkan mereka memiliki sebutan khusus untuk komandan mereka sendiri.

Idjon Djanbi disebut dengan inisial MID, yakni Militaire Inlichtingen Dienst atau detasemen intelijen militer Belanda.

Repro Majalah Angkasa
Repro Majalah Angkasa

Benny Moerdani

Baca Juga: Minta Instagram dan Facebooknya Dibanjiri Laporan, Yasonna Laoly Belum Temukan Bukti Pungli di Lapas, Menkumham : Kalau Ada yang Tahu, Tolong Laporkan!

Melansir dari buku Benny Moerdani yang Belum Terungkap (2018), Benny Moerdani mengawali karirnya dari Solo sebagai tentara pelajar.

Mulai Januari 1951, ia menempuh pendidikan di Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat di Bandung.

Ia lulus sebagai perwira remaja pada April 1952.

Kemudian, Benny menjalani pendidikan Sekolah Pelatih Infanteri.

Baca Juga: Seolah Mancing, Akun Instagram Dewa 19 Tiba-tiba Unggah Foto Ahmad Dhani Akur Sepanggung dengan Maia Estianty dan Mulan Jameela, Netizen: Ditunggu Reuni 2 Bunda Cantik Ini

Di sekolah itu, Benny Moerdani dilatih keras sebagai calon instruktur pasukan komando di markas KKAD.

Benny digembleng oleh Idjon Djanbi selama enam bulan.

Kerasnya latihan membuat Benny dan kawan-kawan sering menggerutu di belakang sang komandan.

Sosok Idjon Djanbi digambarkan oleh Aloysius Sugiyanto, angakatan pertama yang juga dilatih oleh Idjon Djanbi.

Baca Juga: Tinggal Seatap dengan Mertua, Ahok Iba Lihat Ayah Puput Nastiti Devi di Tengah Wabah Corona, BTP: Kalau Pulang Harus Disemprot Disinfektan

Aloysius Sugiyanto mengatakan idjon Djanbi adalah komandan dengan disiplin tinggi.

Penolakan yang dilakukan oleh siswa terhadap Idjon Djanbi tidak mendapat tanggapan.

Ken Boy dalam bukunya, kopassus, mengatakan sejumlah pemimpin militer setuju melucuti kewenangan Djanbi, termasuk mengurangi porsi dalam melatih.

Namun, rencana tersebut tak dapat terlaksana karena belum ada calon yang kuat untuk menggantikan Djanbi.

Baca Juga: Kelewat Sultan, Rachel Vennya Cuci Kepiting Pakai Air Mineral Rp 750 Ribu, Aksi Sang Selebgram Bikin Netizen Geleng-geleng Kepala: Maaf Banget Nggak Tau Kalau Mahal, Habis 10 Botol

Akhirnya, Mayor RE Djaelani dari Divisi Siliwangi diangkat sebagai wakil dari Idjon Djanbi.

Setelah melalui pelatihan keras, sebanyak 44 siswa dari 80 orang dinyatakan lulus, Benny salah satu di antaranya.

Meski dinyatakan lulus, bukan berarti penolakan mereka terhadap Idjon Djanbi telah padam.

Pada 25 Juli 1955, KKAD berganti nama menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat atau RPKAD.

Baca Juga: Anisa Rahma Reunian dengan Personel Cherrybelle, Netizen Malah Heboh Pertanyakan Sosok Sarwendah, Kemana Istri Ruben Onsu?

Setahun kemudian, kekuatan RPKAD meningkat berkali lipat.

RPKAD menerima 126 siswa sebagai tambahan kekuatan.

Merasa kemampuannya bertambah, kader senior RPKAD mengusulkan agar komandan diganti menjadi pribumi.

Para petinggi militer di Jakarta setuju dengan usul tersebut.

Baca Juga: Kapok Tak Ada dalam Kamus Hidupnya, Rosa Meldianti Lagi-lagi Bikin Ulah, Dewi Perssik Sampai Gedeg, Sindir Sang Keponakan Pakai Kata-kata Menohok

Idjon Djanbi ditawari jabatan yang jauh dari pelatihan komando.

Ia tersinggung dan memilih untuk pensiun.

Akhirnya, Idjon Djanbi menjadi kepala perkebunan di sekitar Cianjur, Jawa Barat.

Mayor RE Djaelani yang sebelumnya menjabat sebagai wakil diangkat menjadi pengganti Idjon Djanbi.

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Benny Moerdani Menentang Keras Dilatih Idjon Djanbi, Tak Melunak hingga Komandannya Dicopot.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Tribun Jabar