Kabar Gembira, Amerika Berhasil Temukan Obat Virus Corona, Uji Coba Pada Pasien Positif Berikan Hasil yang Menakjubkan

Selasa, 21 April 2020 | 06:42
tribunnews.com

Ilustrasi obat corona virus

GridHot.ID - Wabah virus Corona (Covid-19) semakin hari semakin menakutkan.

Bagaimana tidak, virus Corona telah menginfeksi lebih 2 jutaan (tepatnya 2,399,849 jiwa) penduduk dunia danlebih 190 Negara di seluruh dunia.

Tingkat kematiannya juga sangat tinggi, yakni hingga ratusan ribu pasien (164,929 Jiwa).

Baca Juga: Lelang Jersey Ronaldo Seharga Rp 180 Juta demi Korban Corona, Martunis Ingat Kata-kata Ayah Angkatnya: Tuhan Akan Membalasnya Dua Kali Lipat

Virus Corona bisa menjadi ancaman bukan saja Kesehatan tetapi ancaman resesi ekonomi global dan sosial.

Khusus di Amerika Serikat, telah mewabah ke seluruh penjuru negeri, meliputi 50 negara bagian, dengan episentrum COVID-19 adalah New York. Jumlah infeksi sampai dengan hari ini adalah 761,379 jiwa, dan tingkat kematian 40,419 jiwa, dari seluruh jumlah test dengan menggunakan swab & qPCR telah mencapai lebih 4 jutaan sampel.

Selanjutnya, ada 2 jenis obat yang sedang mengalami uji coba (Clinical Trials) yaitu, Remdesivir vs. Hydroxy Chloroquine.

Baca Juga: Ditutup-tutupi dari Dunia Internasional, Siapa Sangka Amerika Serikat Punya Andil Besar dalam Melatih China Mendirikan Laboratorium Tempat Virus Corona Diciptakan, Seperti Apa?

Hasil Uji Klinis Memberikan Harapan

Ribuan Pasien Covid-19 dengan kasus yang parah di Amerika Serikat, diberikan obat remdesivir sebagai bagian ujicoba (Clinical Trials) obat pemangkas melawan Penyakit Corona Virus COVID-19.

Hasil uji klini obat Remdesivir ini memberikan hasil yang menakjubkan, di mana gambaran pasien yang awalnya masuk dengan kondisi yang parah dan kritis, dapat pulih dengan cepat, bahkan setelah beberapa hari dirawat sebagian besar dizinkan pulang kerumah karena telah dianggap telah sehat.

Sebagian besar pasien yang dilakukan uji klinis obat remdisivir ini, memiliki gejala pernapasan dan demam yang parah, tetapi dapat berakhir sembuh.

Baca Juga: Mudik dari Ibu Kota, Pensiunan Proyek Ini Dinyatakan Positif Corona, Buat Satu Gang Terisolasi Usai Pergi ke Tempat Karantina Pakai Motor

Tentu ini merupakan berita yang luar biasa menggembirakan.

Karena sebagaimana kita ketahui, bahwa COVID-19 ini telah menjadi wabah yang pandemic, dengan penderita diseluruh dunia, dengan jumlah kasus melewati 2 juta penduduk dunia, dengan kematian hamper mendekati 200 ribu jiwa.

Tentu menjadi momok dan sangat mengkhawatirkan seluruh dunia.

Baca Juga: 12 Karyawan PT Pertamina Berstatus ODP Corona Diusir Puluhan Warga dari Tempat Karantina, Lurah Setempat Paparkan Alasannya: Perusahaan Tak Melapor ke Kelurahan

Di tengah kekhawatiran tersebut, berita ini menjadi hal yang sangat mengembirakan. Karena uji klinis yang sedang berlangsung sehingga menjadi harapan penyembuhan dan obat pilihan terhadap COVID-19 tersebut.

Walaupun sampai saat ini belum ada terapi yang disetujui untuk pneumonia berat dan sindrom gangguan pernapasan akut disebabkan oleh COVID-19 ini.

Baca Juga: Lihai Mengaduk-aduk Emosi, Bupati Boltim Sengaja Keliling Desa Bawa Peti Mati, Sehan Salim Landjar Isyaratkan Pada Warga Kalau Virus Corona Lemah Tapi Kejam

Sebenarnya, Remdesivir merupakan antivirus untuk Ebola tetapi beberapa penelitian pada hewan menunjukkan obat itu dapat mencegah dan mengobati virus corona yang terkait dengan Covid-19, termasuk SARS dan MERS.

Sehinga Remdesivir menunjukkan obat dengan potensi terbaik untuk Covid-19. Dalam laporannya, Gilead sebagai sponsor penelitian ini, menjelaskan bahwa sebagian besar pasien COVID-19 yang parah, dalam pengobatan selama 6-10 harikebanyakan dari mereka akan sembuh.

Walaupun dalam penelitian ini memiliki keterbatasan, karena uji coba tidak memasukkan apa yang dikenal sebagai kelompok kontrol, sehingga akan sulit untuk mengatakan apakah obat tersebut benar-benar membantu pasien pulih lebih baik.

Baca Juga: Ahli dan Paranormal Prediksi Corona Akan Berakhir di Bulan Juni, Jurnalis Kondang Najwa Shihab Angkat Bicara: Dengan Data Aja Sulit Apalagi Tanpa Data, Mustahil!

Dengan kelompok kontrol, beberapa pasien tidak menerima obat yang sedang diuji sehingga dokter dapat menentukan apakah obat itu benar-benar mempengaruhi kondisi mereka.

Yang jelas, Uji coba obat (Clinical Trials) Remdesivir sedang berlangsung di puluhan pusat Kesehatan dan rumahsakit di Amerika Serikat.

Sebanyak 2.400 pasien dengan gejala Covid-19 yang parah di 152 lokasi percobaan di seluruh Amerika Serikat.

Baca Juga: Di Tengah Ketegangan Virus Corona Menyerang Dunia, China Justru Diam-diam Perkuat Cengkeramannya di Laut China Selatan, Dirikan 2 Distrik Baru di Perairan Bersengketa

Demikian pula, sedang berlangsung uji coba obat pada 1.600 pasien dengan gejala sedang di 169 rumah sakit dan klinik di seluruh dunia.

Karena ini akan menjadi kebutuhan mendesak untuk pengobatan COVID-19 di seluruh dunia.

Semoga saja hasilnya konsisten sehingga bisa ditetapkan sebagai obat utama dalam pengobatan penyakit COVID-19.

Baca Juga: Hilang Pemasukan Karena Virus Corona, Reza Rahadian Kelimpungan Hingga Ungkap Kesedihannya pada Orang Tua, Sang Aktor: Ma, Kakak Sedih Banget...

Selain Remdesevir juga telah dilakukan uji clinis pada ribuan pasien dengan menggunakan obat antimalaria (Hydroxy Chloroquine), namun obat anti malaria, 'Hydroxy Chloroquine' ini selain memberikan efek mengurangi gejala, ada kelemahannya, yaitu juga memberikan efek samping, berupa hypoglikemia hingga arrythmia atau gangguan irama jantung.

Karena kekurangannya, sehingga bisa saja obat Hydroxy Chloroquine cukup dijadikan sebagai obat pendukang atau supportif drugs.

Akhirnya, semoga dalam waktu yang tidak terlalu lama, Obat Pilihan anti COVID-19 bisa segera disahkan

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul "Kabar Baik, Amerika Serikat Temukan Obat Penyembuh untuk Virus Corona"

(*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Tribun Wow