Endus Ketidak Jujuran China Soal Asal Muasal Corona, Jerman Tuntut Tiongkok Bayar Ganti Rugi Atas Wabah Covid-19 yang Lumpuhkan Dunia

Jumat, 24 April 2020 | 11:13
Daily Mirror/Kolase

Ilustrasi- virus corona di China.

Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari

Gridhot.ID - Beberapa waktu lalu Inggris dan Amerika Serikat (AS) secara kompak ngotot menyalahkan China sebagai biang kerok munculnya virus corona.

Pasalnya mereka menemukan banyak hal disembunyikan oleh China.

Hal ini pun lantas menjadi masalah global yang belum bisa diatasi pada saat ini.

Baca Juga: Takut Dikucilkan Warga, Pria Asal Lombok yang Diduga Terjangkit Virus Corona Menolak Saat Akan Dievakuasi Petugas, Kepala Dinas Kesehatan Angkat Suara

Melansir Intisari-online.com, dua negara yang kini bergabung dengan Inggris dan Amerika adalah Prancis dan Jerman.

Bahkan kini Jerman menjadi negara yang paling ngotot menyalahkan China atas bencana yang memicu kepanikan masyarakat dunia ini.

Melansir Daily Express pada Senin (20/4/20), Jerman melayangkan tuntutan dalam nominal uang kepada Beijing atas pandemi Covid-19.

Baca Juga: Diejek China Karena Pasukan Militernya Banyak yang Kena Corona, Amerika Serikat Kebakaran Jenggot, Operasi Tempur Skala Besar Pakai Kapal Amfibi Langsung Digencarkan Negeri Paman Sam

Menurut keterangan, mereka menuntut ganti rugi pada Tiongkok sebesar 130 miliar poundsterling atau setara dengan Rp 2.512 triliun.

Mereka juga melayangkan kemarahan kepada China yang merupakan tempat asal virus tersebut.

Serangan yang dilakukan Jerman tersebut, bermula dari temuan bahwa Beijing tampaknya menutup skala informasi dari krisis tersebut, dan menyembunyikan sumber wabah.

Sejak kemunculannya di China beberapa bulan lalu, China tidak memberikan informasi penting seperti mengungkap asal mula virus hingga pasien nol juga belum ditemukan.

Baca Juga: Mantan Narapidana, Ahmad Dhani Dukung Penuh Kebijakan Menkumham Yasonna Laoly di Tengah Pandemi Corona, Suami Mulan Jameela: Saya Yakin 98 Persen Napi yang Bebas Banyak Manfaatnya

Bahkan jumlah kasus yang mereka laporan juga ternyata disembunyikan, terbukti dari beberapa waktu lalu setelah ditekan oleh banyak pihak akhirnya China merevisi jumlah korbannya.

Mereka menambahkan hingga 50% dari jumlah korban yang meninggal, dalam jumlah di atas 1.000 orang.

Pada Sabtu (19/4) Donald Trump memperingatkan bahwa China harus menerima konsekuensi serius jika negara itu 'secara sadar' bertanggung jawab karena menyebabkan pademi virus corona.

Baca Juga: Jauh Sebelum Iran Kepung Kapal Amerika, TNI AL Pernah Lakukan Hal Gila Sampai Buat US Navy Ketar-ketir Saat Kepergok Slonong Boy, Tak Gentar Giring Kapal Induk AS Keluar ZEE RI

Trump mengatakan pada wartawan, "Itu bisa saja diberhentikan oleh China, sebelum wabah itu meluas ke seluruh dunia."

"Jika itu adalah kesalahan, kesalahan tetaplah kesalahan, maka harus ada konsekuensi untuk itu," jelasnya.

Dia juga mengatakan, "Kesalahan yang keluar kendali, ataukan ini dilakukan dengan kesengajaan?"

Presiden Trump telah berulang kali menuduh Tiongkok sebagai negara yang tidak transparan, dan mengungkapkan kasus Covid-19 kepada dunia.

Baca Juga: Turun Gunung ke Pusat Kota Mimika, Penduduk Lokal Ngaku Kelaparan di Tengah Wabah Corona, Veronica Koman: Aku Lapar! Kata Pria Pribumi Tua di Tanah Tambang Emas Terbesar di Dunia

Minggu ini pemerintah China juga merevisi jumlah korban virus corona di Wuhan yang melonjak hingga 50%.

Inggris juga telah bergabung, dengan pejabat intelijen AS dalam menyelidiki klaim virus tersebut berasal dari kebocoran di laboratorium Wuhan.

Selain itu, Jerman juga meluapkan kemarahannya kepada China dengan meluncurkan bom tagihan kepada negeri tirai bambu dengan jumlah fantastis.

Baca Juga: Temuan Lama Bangkit Kembali, Darah Onta Ternyata Bisa Dijadikan Vaksin Corona, Peneliti Belgia Jelas Sifat Luar Biasa Antibodi Hewan Tersebut

Mereka menuntut China mengganti rugi atas wabah Covid-19 yang kini melanda seluruh dunia.

Jumlah 130 miliar Pound atau Rp 2.512 triliun ini untuk menutup kerugian sektor pariwisata, industri film, penerbangan, dan bisnis kecil di Jerman.

Mengutip Kompas.com, Kanselir Jerman, Angela Merkel meminta China agar transparan terkait penanganan mereka melawan wabah virus corona.

Sejak wabah virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 itu merebak sejak Desember 2019, Beijing mendapat sorotan atas cara mereka mengatasi krisis.

Baca Juga: Kabar Gembira, Amerika Berhasil Temukan Obat Virus Corona, Uji Coba Pada Pasien Positif Berikan Hasil yang Menakjubkan

Kritis yang muncul menyatakan, China dianggap menurunkan cakupan dan dampak yang timbul karena merebaknya pandemi virus corona.

Sang Kanselir Jerman mendesak Beijing untuk membuka informasi mengenai masa awal pandemi, terutama sumber dari SARS-Cov-2 tersebut.

Baca Juga: Temuan Vaksin Makin Jauh Tak Terlihat, Peneliti Temukan Virus Corona Mampu Bermutasi di Berbagai Tahap Secara Mengerikan, Gerogoti Sel Inangnya Hingga Rusak, Ilmuwan: Sudah Berbeda dari yang di Wuhan!

"Saya percaya semakin transparan China terkait asal virus, semakin baik bagi dunia untuk belajar mengatasinya," kata dia dikutip AFP Senin (20/4/2020).(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber Kompas.com, intisari-online.com