Gridhot.ID - Pandemi virus corona masih terus menyebar di Indonesia.
Tercatat hingga Selasa (28/4/2020) siang sebanyak 9.511 orang positif terinfeksi virus corona.
Sementara itu, 7.484 orang kini tengah dalam proses pemulihan.
Baca Juga: Memprihatinkan, Tak Lagi Miliki Penghasilan, Ibu Hamil 9 Bulan Ini Mengaku Pasrah Tinggal di Jalanan
Berbagai upaya untuk memutus mata rantai penyebaran virus yang bermula di Wuhan, China ini.
Melansir Antara, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, sebelumnya pernah menyampaikan sejumlah langkah pencegahan.
Di antaranya melakukan pembatasan kontak fisik dalam aktivitas sehari-hari, baik di dalam maupun di luar rumah.
Pemerintah pun mengimbau masyarakat untuk di rumah saja.
Oleh karena itu sejumlah perkantoran dan perusahaan menerapkan sistem bekerja dari rumah (work from home/WFH) selama pandemi global ini berlangsung.
Tak hanya itu, sekolah dan universitas juga menerapkan belajar dari rumah.
Hingga pada akhirnya pemerintah mengeluarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah yang menjadi zona merah penyebaran virus corona.
Akan tetapi, dengan diterapkannya kebijakan-kebijakan tersebut, rupanya justru mendorong sektor-sektor lain ikut terdampak.
Dilansir dari Kompas.com, untuk mengatasi hal itu, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayor Jenderal Sisriadi mengatakan, TNI menyiapkan pasukan.
Pasukan yang disiapkan tersebut guna meredam gejolak sosial apabila pandemi Covid-19 di Indonesia semakin memburuk.
Hal itu dilakukan sebagai upaya antisipasi dari TNI di bidang pertahanan.
"Kita menyiapkan pasukan-pasukan kita untuk menghadapi dampak gejolak sosial yang bisa mengarah ke arah anarkis. Sehingga dampak keamanan bisa kita perkecil jika kita siapkan lebih awal," ujar Sisriadi dalam diskusi online Jakarta Defence Studies, Selasa (28/4/2020).
Menurut Sisriadi, pandemi Covid-19 bukan semata-mata hanya sekadar masalah kesehatan.
Melainkan juga menyangkut masalah sosial, politik, dan ekonomi.
Dia mengatakan, ketika permasalahan ekonomi menyentuh masyarakat akar rumput, maka hal itu berkaitan erat dengan masalah "perut" atau kebutuhan pokok.
Apabila hal tersebut dibiarkan, lanjut dia, maka bisa mengundang masalah keamanan yang lebih besar.
"Untuk itu dalam menyikapi hal ini TNI telah menyiapkan beberapa langkah urgensi untuk menghadapi kemungkinan terburuk di bidang keamanan masyarakat," kata dia.(*)