Gridhot.ID - Wabah virus corona memang sedang memasuki masa puncak di Indonesia.
Bahkan jumlah kasus total kini sudah menyentuh angka 11.000.
Namun ada kabar baik yang mengikuti masa-masa sulit ini.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini, Kamis (30/4/2020) menunjukkan penguatan menjadi Rp 14,895 per dollar AS di pasar spot Bloomberg pukul 13.05 WIB.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pun bersyukur atas penguatan nilai tukar tersebut.
Menurut dia, selama ini pergerakan nilai tukar yang sempat menembus Rp 16.000 di pertengahan Maret undervalue.
Sebab defisit transaksi berjalan tahun ini, menurut Perry akan jauh lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan.
"Rupiah hari ini alhamdulillah di bawah Rp 15.000. Sekarang di-trading Rp 14.800 hingga Rp 14.000 dan akan terus menguat," ujar Perry ketika melakukan rapat kerja dengan anggota Komisi XI DPR RI, Kamis (30/4/2020).
Lebih lanjut dia pun mengatakan, pada kuartal pertama tahun ini, defisit transaksi berjalan akan lebih rendah dari 1,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Angka tersebut lenij rendah dibandingkan perkiraan yang di kisaran 2,5 persen hingga 3 persen dari PDB.
"Kalau CAD rendah, tekor defisit lebih rendah, dan itu mendukung nilai tukar menguat," ujar Perry.
Faktor lain yang mendukung penguatan rupiah adalah perbedaan suku bunga di dalam negeri dan luar negeri yang cukup tinggi.
Dia mencontohkan, jika Surat Berharga Negara (SBN) pada lelang beberapa waktu lalu sempat menyentuh angka yield (imbal hasil) 8,08 persen saat ini sudah turun di kisaran 7,97 persen.
"Itupun kalau dibandingkan dengan suku bunga Amerika Serikat, perbedaannya lebih dari 7,5 persen.
Nah 7,5 persen ini akan menarik inflow ke dalam negeri, termasuk di SBN," ujar dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gubernur BI: Alhamdulillah Rupiah Menguat di Bawah Rp 15.000"
(*)