Gridhot.ID - Wabah corona memang memberikan efek luar biasa bagi perekonomian.
Bahkan banyak masyarakat yang harus putar otak untuk memenuhi kehidupan sehari-hari selama masa lockdown.
Namun data ini menunjukkan adanya kegiatan unik yang dilakukan melihat dari kegiatan nasabah di bank.
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat, sepanjang kuartal I-2020, simpanan nasabah bernilai di atas Rp 5 miliar tumbuh paling tinggi mencapai 9,2% year to date (ytd) dengan nilai Rp 3.065 triliun.
Sementara nilai simpanan di bawah Rp 100 juta mencatat perlambatan paling tinggi, yakni turun 3% secara ytd dengan nilai Rp 857 triliun.
Untuk simpanan berkisar Rp 100 juta hingga di bawah Rp 1 miliar juga minus.
Sementara nilai simpanan di bawah Rp 100 juta mencatat perlambatan paling tinggi, yakni turun 3% secara ytd dengan nilai Rp 857 triliun.
Untuk simpanan berkisar Rp 100 juta hingga di bawah Rp 1 miliar menurun.
Ketua Dewan Komisioner LPS, Halim Alamsyah mengatakan, yang menopang pertumbuhan simpanan di atas Rp 5 miliar adalah dana milik pemerintah dan juga dana milik korporasi.
"Peningkatan dana di atas Rp 5 miliar lebih banyak didorong oleh penempatan dana oleh pemerintah kepada kementerian, dan pemerintah daerah. Ini juga didorong oleh penempatan dana oleh korporasi," kata Halim kepada KONTAN, Senin (4/5).
Tapi ada kemungkinan juga penabung individu. Ekonom Indef Bhima Yudhistira melihat ada indikasi kelas di sini.
"Kelas atas cenderung menabung dan menahan belanja. Sementara kelas menengah bawah mengambil simpanan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek mereka. Hal ini seiring dengan berkurangnya pendapatan dan kehilangan pekerjaan," terangnya.
Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Nasabah tajir rajin menabung, nasabah menengah bawah mulai makan tabungan.
(*)