Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Karyawan PT Freeport Indonesia (PTFI) diberondong tembakan oleh orang tidak di kenal di Gedung Perkantoran PTFI Kuala Kencana, Papua, Senin (30/3/2020) lalu.
Seorang karyawan PT Freeport Indonesia yang merupakan warga negara asing (WNA) tewas akibat tembakan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) itu.
Penembakan tersebut juga mengakibatkan dua WNI yang juga karyawan Freeport mengalami luka-luka.
Melansir TribunPapua.com, upaya penegakan hukum pasukan gabungan TNI-Polri terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di kabupaten Mimika, Papua membuahkan hasil.
Tim berhasil menangkap penasihat Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Timika, Indius Sambom alias Ivan Sambom yang mengaku berperan sebagai pemberi informasi atau mata-mata bagi kelompok Tentara Pembebasan Nasional-Organisasi Papua Merdeka atau TPN-OPM
"Ivan Sambom ini selain mata-mata TPN-OPM, merangkap pula sebagai pegawai security PT Freeport Indonesia," ujar Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw dalam keterangannya, Kamis (16/4/2020).
Diungkap Paulus, Ivan Sambom mengakui beberapa kali memberikan informasi kepada KKB pimpinan Lekagak Telenggen, Militer Murib, Abubakar Kogoya, Yunus Kobogau terkait informasi pergeseran pasukan maupun melaporkan update situasi posisi aparat keamanan.
"Dari hasil penyelidikan ditemukan fakta bahwa Ivan Sambom juga mengaku sebagai komandan Logistik TPN-OPM," ungkap Paulus.
Ini sesuai dengan keterangan Ivan yang menyatakan memberi fasilitas tempat tinggal dan bahan makanan terhadap kelompok Abubakar Kogoya sebelum dilakukan penindakan oleh petugas.
Menurut saksi, kelompok itu membawa senjata api laras panjang saat masuk lokasi kejadian.
”Ada saksi yang melihat mereka menenteng senjata laras panjang. Saat itu ada enam aparat keamanan yang bertugas dan langsung melakukan upaya pencegahan, sehingga KKB tidak bisa masuk di daerah Gedung Perkantoran,” kata Kapolres.
Setelah melancarkan aksinya, kelompok itu melarikan diri dan kenabali masuk ke dalam hutan disekitar Kuala Kencana.
Menurut saksi, kelompok itu membawa senjata api laras panjang saat masuk lokasi kejadian.
”Ada saksi yang melihat mereka menenteng senjata laras panjang. Saat itu ada enam aparat keamanan yang bertugas dan langsung melakukan upaya pencegahan, sehingga KKB tidak bisa masuk di daerah Gedung Perkantoran,” kata Kapolres.
Setelah melancarkan aksinya, kelompok itu melarikan diri dan kenabali masuk ke dalam hutan disekitar Kuala Kencana.
Sementara itu, dilansir Gridhot dari laman Tribrata.polri.go.id, Kapolda Papua, Irjen Pol. Drs. Paulus Waterpauw mengungkapkan, salah satu oknum security PT. Freeport Indonesia yang juga merupakan anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) merancang atau menjadi aktor dibalik kejadian penembakan karyawan Freeport di Kuala Kencana, Kabupaten Mimika, 30 Maret 2020 lalu.
“Kami cukup terkejut, nampaknya dia bukan orang yang biasa, dia merupakan pengatur beberapa kejadian yang ada di Timika, termasuk diduga juga melakukan penembakan yang terjadi di Kabupaten Mimika,” jelas Irjen Pol. Paulus, Rabu (6/05/20).
Irjen Pol. Paulus Waterpauw juga mengatakan, pelaku saat ini sudah diamankan dan kepolisian sedang menggali siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam aksi penembakan karyawan Freeport yang menewaskan WNA asal New Zeland bernama Graeme Thomas Weal dan melukai 2 WNI.
“Kami sedang menggali terus, mudah-mudahan akan terkuak semua dengan pihak-pihak yang melatar belakangi mereka ini. Karena statusnya ada mereka sebagai security tapi aktivitasnya itu di luar dari itu, yang jauh bersinergi dengan kelompok-kelompok ini,” tuturnya.
Jenderal Bintang Dua itu menjelaskan, pelaku yang jadi security di Freeport mengaku sudah lama bergabung dengan KKB.
Pelaku pada tahun 2004 menjadi karyawan Freeport dan pada tahun 2009 pelaku bergabung bersama KKB dan kemudian tahun 2014 dilantik menjadi koordinator.
Kapolda juga mengatakan, saat ini KKB masih mencari logistik. Logistik yang dimaksud ada dua, yaitu bahan pangan dan amunisi.
“Kami juga ketahui bahwa mereka sudah bakar batu itu artinya mereka memang siap untuk berjuang habis- habisan,” papar Irjen Pol. Paulus.
Mantan Kapolda Papua Barat itu juga mengatakan, personil TNI-Polri di Timika saat ini sudah cukup dan beberapa kali telah melakukan langkah-langkah penindakan terhadap KKB yang sering melakukan aksi mengganggu keamanan di Papua, khususnya di Timika, Kabupaten Mimika.
“Kami tidak akan membiarkan mereka lepas begitu saja. Kami ini adalah alat negara dan negara tak boleh lemah dengan kepentingan satu atau dua pihak. Jadi aparat keamanan TNI-Polri akan melakukan upaya sedemikian rupa untuk melakukan upaya penegakan hukum di negara ini,” tutur mantan Kapolda Sumut itu.(*)