Find Us On Social Media :

Ambrukkan Moral Bertempur Fretelin, Pasukan Legendaris Satgas Rajawali Kompi Pemburu Ternyata Bentukan Sosok Ini, Bikin Gerombolan Pengacau Keamanan Ciut Nyali Hingga Jadi Cikal Bakal Raider TNI

Sosok pembentuk Satgas Rajawali Kompi Pemburu

Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari

Gridhot.ID - Didirikan sejak tahun 1945, Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah angkatan perang Indonesia.

TNI dulunya bermula dari Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Kini, pada tahun 2020, berdasarkan Global Fire Power, Indonesia menduduki peringkat 16 di dunia.

Baca Juga: Lama Tak Ketemu Keluarga karena Totalitas Bertugas Perangi corona, Kepala BNPB Dapat Kejutan Istimewa Ulang Tahun dari Sang Istri: Keren Banget Uni Santi, Sangat Menyentuh

Melansir Intisari, TNI terdiri dari tiga angkatan bersenjata, yakni angkatan darat (TNI AD), angkatan udara (TNI AU), dan angkatan laut (TNI AL).

Tak cukup di situ, TNI rupanya juga memiliki pasukan elit.

Bahkan anggota pasukan elit tersebut memiliki kemampuan yang luar biasa.

Baca Juga: Sempat Dirawat dan Dipantau Prabowo Subianto, Mantan KSAD Djoko Santoso Berpulang, Dahnil Anzar Ceritakan Sosok Mantan Panglima TNI, Disebut Paling Sering Dibanggakan Sang Menteri Pertahanan

Salah satu pasukan elite di tubuh TNI ialah Raider.

Namun, bagaimana awal mula terbentuknya Raider TNI?

Dilansir dari arsip Gridhot, Indonesia memiliki riwayat panjang pergolakan dan pemberontakan di dalam negeri yang diklasifikasikan sebagai separatis, gerakan pengacau keamanan (GPK) dan kelompok kriminal bersenjata.

Gerakan-gerakan tersebut dinilai sebagai gerakan Insurjen alias perang dalam skala kecil yang berlarut.

Maka sebagai penjaga kedaulatan Republik, TNI mau tak mau harus menyesuaikan cara berperang menghadapi gerakan insurjen ini sehingga gagasan untuk membentuk sebuah satuan pasukan yang mobile, cekatan dan mematikan pun mencuat.

Baca Juga: Identitasnya Dikuliti Kapolda Papua, Ini Sosok Mata-mata KKB yang Bertugas Atur Penembakan Karyawan PT Freeport di Kuala Kencana, Beri Akomodasi Langsung ke Abubakar Kogoya

Gagasan pembentukan sebuah pasukan ini tak lain dan tak bukan tatkala TNI (ABRI kala itu) menyerbu Timor Timur dan harus berhadapan dengan GPK Fretilin.

Fretilin yang merupakan pergerakan kemerdekaan Timor-Timur atas pendudukan Indonesia di tanah airnya (anggapan mereka) selalu membuat usaha-usaha untuk mengeliminasi tentara Indonesia disana.

Usaha Fretilin memerangi TNI rupanya membuat repot pemerintah Indonesia.

Baca Juga: Dunia Lengah Karena Corona, TNI AU Justru Terjunkan Jet Tempur F-16 di Atas Selat Karimata, Ancaman yang Tak Mengenal Waktu Jadi Pemicu

Pasalnya para milisi Fretilin amat mengenal medan pertempuran yang merupakan tanah kelahiran mereka.

Tak jarang milisi Fretilin berkali-kali melakukan ambush, pencegatan serta penghadangan kepada para prajurit TNI.

Hal ini mengakibatkan jatuhnya korban di pihak TNI dengan jumlah tak sedikit.

Aksi Fretilin ini sangat merepotkan serta dan mendapat perhatian serius dari markas besar ABRI (TNI) kala itu.

Tak mau berlarut-larut pada tahun 1987-1991, Prabowo Subianto yang kala itu menjabat sebagai Komandan Batalion Linud Kostrad 328 berhasil menjadikan para prajurit batalionnya amat terlatih.

Baca Juga: Kalah Kualitas Senjata, Nyali TNI Masih Berani Diadu, Todongkan Pistol ke Kepala Perdana Menteri Israel Tak Segan Dilakukannya

Para personel Linud Kostrad 328 diberikan materi pasukan pemburu sebagai tambahan kualifikasi keterampilan prajurit.

Gara-gara hal tersebut maka Linud Kostrad 328 pimpinan Prabowo sering mendapat penugasan di Timor-Timur untuk berperang melawan Fretilin.

Ketika Prabowo menjabat sebagai Danjen Kopassus, berangkat dari pengalaman itu maka ia memiliki inisiatif untuk membentuk sebuah Satgas Darat Rajawali yang kemudian populer dipanggil Kompi Pemburu.

Baca Juga: Belum Kering Air Matanya, Annisa Pohan Kembali Bagikan Kabar Duka, Menantu SBY Sebut 2020 Sarat Kesedihan, AHY: Semoga Diberikan Kekuatan Dalam Menghadapi Takdir Tuhan

Pembentukan satgas Rajawali Kompi Pemburu ini dimaksudkan agar satuan infanteri biasa di Kodam-Kodam TNI AD memiliki kemampuan sebagai pasukan elit yang tahan banting.

Namun hal itu urung dilaksanakan karena suatu hal.

Tapi pembentukan Satgas Rajawali Kompi Pemburu tetap dilangsungkan dengan komposisi 10 Kompi.

10 Kompi itu berisi 2 kompi Parako Kopassus, 3 Kompi Marinir, dan 5 kompi Batalion Infanteri TNI AD.

Baca Juga: Belum Kering Air Matanya, Annisa Pohan Kembali Bagikan Kabar Duka, Menantu SBY Sebut 2020 Sarat Kesedihan, AHY: Semoga Diberikan Kekuatan Dalam Menghadapi Takdir Tuhan

Pelatihan kemudian dilaksanakan di Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdik Passu) Batujajar, Jawa Barat selama 3 bulan.

Calon-calon prajurit pemburu ini dilatih dengan kualifikasi penjejakan, patroli jarak jauh, pertempuran hutan gunung, close quarter battle, silent kill, penyergapan/penghadangan, serangan bivak, hingga kemampuan serangan mobile udara (Air Assault).

Jika lulus dalam pelatihan maka setiap personel berhak menyandang brevet Rajawali dengan dua cakarnya memegang pedang dan dibawahnya terukir tulisan 'Pemburu.'

Baca Juga: Pantas Disegani Militer Internasional, Intip Beratnya Seleksi Kopassus TNI AD, Ada Pelatihan Mengerikan Hingga Dijuluki dengan 'Minggu Neraka'

Pelatihan yang berat dan intens ini akhirnya menunjukkan hasil yang luar biasa ketika dilapangan.

Satgas Rajawali Kompi Pemburu langsung diterjunkan di medan peperangan Timor-Timur.

Pola pergerakan Kompi Pemburu TNI ini amat dinamis dan terus bergerak, menjejak, serta memburu hingga tuntas, setidaknya membuat GPK – Gerombolan Pengacau Keamanan, Fretilin ciut nyali.

Dengan taktik jaring laba-labanya, yakni unit bergerak dalam 4 poros saling melindungi, tiap poros ada satu grenadier sebagai senjata penghancur, seakan membentuk pola jaring laba-laba, dijamin musuh yang masuk 'killing ground' taktik tersebut akan tewas dihabisi oleh satgas Rajawali kompi pemburu.

Baca Juga: Kejar-kejaran Hebat Selama 72 Jam Tanpa Henti, Kapal Berkarat yang Ternyata Bandit Lautan Ini Takhluk di Tangan TNI, Perintah Penangkapan Tak Datang dari Jokowi Tapi Justru Wanita Ini

Meski akhirnya hanya bertugas beberapa tahun di Timor-Timur, kehadiran satgas Rajawali membuat moral bertempur milisi Fretilin ambruk.

Bahkan ada kesaksian dari mantan milisi Fretilin setelah Timor-Timur merdeka dari Indonesia, ia menyatakan jika dulu kelompoknya bertemu dengan Kompi pemburu Rajawali maka sebisa mungkin untuk menghindar, jangan kontak senjata karena dipastikan akan kalah.

Satgas Rajawali Kompi Pemburu kemudian dibubarkan setelah selesainya konflik Timor-Timur.

Baca Juga: Pecundangi Israel Hingga Tinggalkan Malaysia Jauh di Belakang, Indonesia Kembali Masuk Daftar Militer Terkuat di Dunia, Ini yang Bikin TNI Menang Telak dari Pasukan Negeri Yahudi

Tapi saat DOM Aceh melawan GAM, Satgas Rajawali kembali diaktifkan dan kompi pemburu inilah cikal bakal dibentuknya pasukan Raider TNI. (*)