12 Tahun Diam-diam Berhasil Obrak-abrik Suriah, Inilah Sosok Eli Cohen Mata-mata Ulung Israel, Pernah Hampir Jadi Menteri Pertahanan Suriah hingga Nasibnya Berakhir di Tiang Gantungan

Kamis, 14 Mei 2020 | 19:25

Eli Cohen

Gridhot.ID-Hidupnya mungkin sering dianggap berakhir dengan sangat tragis, tapi nama Eli Cohen tetap menjadi salah satu sosok agen mata-mata yang paling disegani di dunia.

Sepak terjangnya semasa hidup dan bertugas sebagai mata-mata Israel dianggap sangat spektakuler.

Banyak yang menyebut ia salah satu master terbesar spionase Mossad, Israel.

Baca Juga: Digalaki Indonesia dan Malaysia, WHO Langsung Lembek dan Hapus Imbauan Sesatnya, Ternyata Ini yang Buat Pemerintah Marah Besar

Kisah penyamarannya terbilang ulung dan membuahkan banyak hasil bagi perjuangan Yahudi.

Namun nasibnya sial. Ia meregang nyawa di tiang gantungan di depan 10.000 pasang mata dan disiarkan di jaringan televisi.

Agar lebih melukai hati keluarga dan pengikutnya, kuburannya ditutup lapisan beton di wilayah Suriah.

Baca Juga: Dulu Doyan Tampil Seksi, Artis Cantik Ini Mantap Hijrah, Minta Penggemar Hapus Foto Masa Lalu Sebelum Berhijab: Saya Baru Tahu Akan Dapat Dosa Sampai Mati

Tujuannya supaya dinas intelijen Israel tidak bisa memindahkan kerangka jenazah Eli ke tanah leluhurnya.

Eliahu ben Shaoul Cohen atau Eli Cohen, lahir di Alexandria Mesir tanggal 16 Desember 1924.

Ia lahir dari keluarga Shaoul Cohen yang pindah dari Suriah dan menetap di Mesir sejak 1914 atau sepuluh tahun sebelum Eli dilahirkan.

Sebagai orang yang tertarik pada dunia militer dan spionase, Eli remaja mendaftar menjadi tentara Mesir tahun 1947 atau setahun sebelum Perang Arab-Israel meletus.

Tetapi langkahnya terhenti karena ia tidak lulus akibat latar belakang kehidupannya terkorek saat wawancara.

Baca Juga: Jarang Tersorot Kamera, Penampilan Ibu Kandung Puput Nastiti Devi Bak Langit dan Bumi dengan Putrinya, Mertua Ahok Sangat Sederhana Dalam Balutan Hijab

Tak bisa dipungkiri, Eli punya silsilah darah Yahudi yang cukup menyulitkan dirinya untuk bisa berkiprah di Mesir kala itu.

Tidak salah kalau keluarganya pun berniat medidik Eli di rumah saja tanpa pendidikan formal.

Tapi Eli masih beruntung karena diterima masuk di sekolah elektronika, yang sebenarnya merupakan pilihan keduanya.

Baca Juga: Dandim Jayawijaya Buat Kebijakan Tak Biasa, 3 Lorong Kompleks Militer Terpaksa Ditutupnya, Kegiatan Anggota Lumpuh Usai Seorang Keluarga Pensiunan TNI Positif Corona

Jiwa Yahudi Cohen mulai terusik ketika upaya penyingkiran kaum Yahudi dari tanah Mesir makin memuncak di Mesir, terlebih setelah terjadi kudeta terhadap Raja Farouk.

Untuk melepaskan aspirasi jiwanya, sejak 1952 Eli Cohen mulai bergabung dengan organisasi-organisasi kaum Zionis di Mesir.

Ia terlibat berbagai kegiatan yang intinya berjuang untuk kaum Yahudi.

Ketika tahun 1953 Israel menggelar operasi bersandi Susannah (kegiatan mata-mata Israek di Mesir), Eli Cohen langsung bergabung.

Meski operasi tersebut terbilang kurang rapi dilaksanakan.

Hal itu terbukti oleh terciduknya beberapa personel Yahudi Mesir yang ikut terlibat dalam operasi rahasia.

Baca Juga: Mondar-mandir dengan Kapal Destroyer di Selat Taiwan, Amerika Bayang-bayangi Pelantikan Presiden Taiwan, China Kebakaran Jenggot Lihat Kelakuan Negeri Paman Sam

unitedwithisrael.org
unitedwithisrael.org

Eli Cohen saat dihukum gantung

Mereka ditangkap dan digantung. Tetapi untuk saat itu Eli Cohen berhasil lolos.

Eli resmi bergabung dengan dinas intelijen Israel, Mossad, saat hubungan Mesir mulai memburuk dengan dunia Barat.

Lincahnya penyamaran Eli, menjadikan dirinya sulit terdeteksi dan dicurigai banyak pihak.

Baca Juga: Sehari Sebelum Dinyatakan Positif Corona Sempat Hadiri Sertijab di Mabes Polri, Jendral Polisi Anak Buah Idham Aziz Ini Bikin Pejabat Hingga Jurnalis Jalani Rapid Test, Belum Diketahui Dimana Terkenanya

Aksi Eli Cohen di Mesir berlangsung hingga tahun 1956 saat kampanye pemilu di Sinai tahun 1956 dilaksanakan.

Pada Desember 1956, melalui kompromi tiga negara, Israel, Inggris dan Perancis, Eli Cohen diekstradisi keluar dari Mesir.

Eli terbilang untung, ia masih mendapatkan perlindungan. Bandingkan dengan teman-temannya yang tertangkap dan dihukum gantung.

Atas bantuan agen-agen intelijen Israel, Eli selanjutnya menyebrangi Laut Tengah menuju Israel menuju Naples menggunakan perahu cepat.

Di Israel pemuda Eli Cohen kemudian menikahi Nadia Maiald, seorang wanita keturunan Irak pada 31 Agustus 1959.

Baca Juga: Nggak Tahu Diri, Ngeluh Gajinya Dipotong Separuh Gara-gara Corona, Pria Ini Viral Minta Bantuan Sosial Pemerintah Padahal Masih Dapet Rp 10 Juta Perbulan, Kebanyakan Cicilan Ngaku Susah Beli Susu Anak

Setelah itu Eli dipanggil secara khusus oleh dinas Mossad untuk menjalani pendidikan khusus di Angkatan Udara Israel sebagai juru tulis di bagian logistik.

Lebih dari itu Eli dibekali pendidikan khusus intelijen seperti teknik mengemudi super cepat, sabotase, menembak dengan senjata tajam khusus, penyamaran, meloloskan diri, dan sebagainya.

Eli direkrut Mossad juga bukan tanpa pertimbangan. Ia dinilai punya IQ sangat tinggi, berdaya ingat kuat, menguasai tiga bahasa, Inggris, Perancis dan Arab.

Baca Juga: Susah Sinyal, Seorang Mahasiswa Nekat Panjat Menara Masjid Demi Bisa Kerjakan Tugas Kuliah Online, Salah Injak Balok Rapuh, Langsung Terjatuh Hingga Nyawanya Tak Terselamatkan

Yang paling penting ia tidak ember atau gampang membocorkan rahasia.

Cohen juga punya kemauan dan daya juang kelas baja, walaupun tampilan luarnya tampak sangat rendah hati dan sederhana.

Usai mengikuti pendidikan khusus dan keras di Mossad, ia dikirim ke Buenos Aires, Argentina.

Ia diberi tugas menyamar sebagai imigran Suriah, di sana misi Eli berhasil.

Ia bisa diterima berbagai kalangan di Argentina mulai dari politisi, diplomat, hingga pejabat militer.

Tak hanya oleh kalangan Argentina semata, Eli bahkan bisa berkawan sangat erat dengan Kolonel Amin Al-Hafiz pendukung Partai Baath yang kelak menjadi Presiden Suriah (1963-1966).

Baca Juga: Kabar Bahagia, MUI Perbolehkan Warga Salat Idul Fitri di Tanah Lapang, Begini Syaratnya

jpost.com
jpost.com

Eli Cohen

Eli bertugas di Argentina hingga 9 bulan. Setelah itu ia kembali ke Israel menemui istrinya dan melaksanakan tugas baru yang diberikan Mossad untuk masuk ke Suriah.

Ia masuk lewat Damaskus dengan menyandang nama Kamal Amin Ta’abet pada 1962 dan berstatus sebagai seorang pengusaha kelahiran Beirut, Libanon.

Cohen bahkan mengaku orang tuanya dari kalangan Muslim tulen dengan nama Amin Ta’abet.

Baca Juga: Video Kekerasan Bocah Direkam oleh Ayah Pelaku, Ketua Umum Komnas PA Sebut Orang tua yang Biarkan Merupakan Pelaku Kekerasan

Tidak banyak rintangan ditemui Eli. Di Suriah Eli bisa berperilaku bak Muslim tulen karena kemampuannya berbahasa Arab.

Bahkan dengan segala kepiawaiannya itu ia bisa menikmati kehidupan glamor dan berkawan dengan kelompok pejabat serta kaum jetset.

Tidak mengherankan pula kalau kemudian ia masuk dalam lingkaran pemerintahan Suriah dan menjabat sebagai Deputi Menteri Pertahanan Suriah.

Suatu jabatan yang tak bisa dianggap rendah dan bahkan strategis bagi seorang mata-mata.

Jabatan itu ia raih karena Cohen kenal dekat dengan Presiden Hafiz, kawan lamanya. Ia juga menjadi pejabat penting di Partai Baath.

Pengiriman informasi-informasi penting yang dibutuhkan Mossad, dilakukan Eli Cohen melalui sebuah stasiun radio di Damaskus.

Baca Juga: Dulu Diselingkuhi Teman Duet Sendiri, Maia Estianty Kini Tertawai Sosok 'Sang Penggoda', Istri Irwan Mussry: Kasih Aja Pengkhianat ke Pengkhianat, Cocok!

Atas rekomendasi dari para pejabat tinggi, Eli memang bisa jadi orang penting di radio tersebut.

Tak satu pun curiga kalau Eli setiap hari mengirimkan berita-berita rahasia melalui pemancar radio yang disembunyikan di kamarnya.

Sebuah dokumen rahasia milik militer Suriah maupun Partai Baath semua bisa dibaca oleh Eli Cohen dengan leluasa dan dikirimkan ke Mossad.

Baca Juga: Pilu, Gadis Yatim Piatu Ini Dibunuh Saat Mau Solat Berbalut Mukena, Netizen Tambah Pedih Saat Tau Ia Berlumuran Darah Kehilangan Nyawa Menjelang Ulang Tahunnya

Beberapa di antaranya adalah dokumen mengenai rencana Suriah untuk mengalihkan hulu Sungai Jordan sebagai upaya memotong cadangan air Israel.

Tindakan Surih itu juga sesuai dengan rencana Al-Fatah (Organisasi Pembebasan Palestina) yang akan menyerang Israel dari bagian utara.

Eli Cohen juga membocorkan peta kekuatan Suriah dua tahun sebelum terjadi Perang Enam Hari.

Termasuk posisi bunker, tank, maupun formasi altileri Suriah. Ini pula salah satu faktor mengapa Israel berhasil memborbadir kekuatan Suriah dengan sangat akurat.

Tapi misi rahasia Cohen di Suriah akhirnya terbongkar.

Mata-mata Mossad yang dikenal paling ulung itu pun akhirnya menemui ajalnya di Suriah.

Ia dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung pada tahun 1965.(*)

Artikel ini telah tayang di IntisariOnline.com dengan judul "Kisah Klandestin Eli Cohen, Agen Rahasia Terbesar Mossad 'Kunci Kemenangan Israel' yang Dihukum Gantung Langsung di Depan Puluhan Ribu Rakyat Suriah"

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber intisari-online.com