Gridhot.ID - Beberapa waktu yang lalu viral di media sosial dan grup WhatsApp sejumlah foto praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) menggelar halal bihalal di tengah pandemi covid-19.
Dari foto yang beredar tersebut, tampak sejumlah pria berbatik tengah duduk dengan latar belakang praja IPDN.
Dalam foto lain tampak pula sejumlah praja tengah asyik berjoget dengan dua penyanyi.
Pihak Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Kabupaten Sumedang, menglarifikasi terkait pelaksanaan makan siang praja dan salat Idulfitri di Kampus IPDN Jatinangor, Minggu (24/5/2020).
IPDN adalah sebuah rumah besar yang di dalamnya tinggal 3.747 praja dan 200 lebih PNS.
Sejak 15 Maret 2020, semua praja sudah dikarantina, tidak diizinkan pesiar, dikunjungi oleh pihak luar, serta tidak diizinkan mudik.
Termasuk juga 819 orang PNS yang tidak diizinkan untuk mudik, bahkan sebagian PNS bekerja dari rumah.
Pada Lebaran pertama, sebanyak 3.092 praja muslim yang saat ini berada di Kampus IPDN Jatinangor, tetap melaksanakan salat Idulfitri berjemaah di wisma masing-masing.
Pelaksanaan salat Id berjemaah ini dilakukan pada pukul 06.30 WIB di 38 wisma/barak IPDN.
Adapun imam dan khatib pelaksanaan salat Id yakni perwakilan praja yang merupakan anggota rohis praja IPDN.
Setelah pelaksanaan salat Id, pada pukul 13.00 hingga 15.00 WIB, dilaksanakan makan siang bersama jajaran pimpinan IPDN di Menza (tempat makan praja di Kampus IPDN) yang diikuti 3.747 praja.
Pelaksanaan acara makan siang praja tetap mengacu kepada protokol kesehatan, yakni menjaga jarak, mengenakan masker, dan mencuci tangan.
Maksud dan tujuan dari acara ini yakni memberikan apresiasi atas ketaatan, kepatuhan kepada praja IPDN, memberikan ketenangan dan kenyamanan pelaksanaan Idulfitri dengan tidak mudik.
Serta memberikan semangat belajar, mengingat bulan depan sudah memasuki kalender ujian dan ini merupakan bentuk kepedulian pimpinan IPDN.
Pada acara tersebut, disampaikan tausiah Idulfitri oleh dosen IPDN, lalu dilanjutkan dengan makan siang dan penampilan kreativitas praja serta hiburan musik dari penyanyi.
Rektor IPDN Jatinangor, Hadi Prabowo, menuturkan, bahwa segenap pimpinan IPDN selaku orang tua, tentunya terpanggil untuk memberikan nasihat, penyampaian hikmat Idulfitri dan hiburan yang singkat kepada para praja.
Baik itu penampilan kreasi praja sendiri, maupun adanya penyanyi dari luar. Bahkan waktunya pun sangat singkat.
"Dalam acara makan siang itu, tidak ada salam-salaman seperti halnya acara halal bihalal. Kami pun tidak bersinggungan dan makan dengan menggunakan nasi kotak. Kami juga memberikan tausiah singkat oleh dosen IPDN dan nasihat dari Rektor IPDN.
Kami hadir di tempat ini sebagai bentuk kebersamaan, selaku orang tua praja di kampus untuk menunjukkan kepada praja bahwa kami tetap bersama menghadapi kondisi saat ini.
Sehingga segenap pimpinan IPDN pun tidak mudik dan selalu bersama praja," ujar Hadi Prabowo dari rilis Kepala Biro Adm Kerja Sama dan Hukum Baharuddin Pabba yang diterima Tribun, Selasa (26/5/2020).
Hadi Prabowo menambahkan, pelaksanaan pencegahan Covid-19 di lingkup IPDN sudah dilaksanakan sedemikian ketat.
Selain rapid test untuk semua praja dan ASN yang ada di Kampus IPDN, juga dilaksanakan penyemprotan disinfektan, pemberian vitamin, pelaksanaan olahraga, dan berjemur setiap pukul 09.00 WIB rutin dilaksanakan.
"Sehingga di internal kampus sejauh ini steril dari pandemi Covid-19. Semoga pandemi ini segera berakhir. Serta kita semua selalu diberikan kesehatan dan keadaan menjadi kembali normal," kata Rektor IPDN tersebut.
Dipersoalkan IPW
Sebelumnya acara halal bihalal yang digelar Kampus IPDN di Jatinangor disayangkan Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane.
Acara di tegah masa pandemi virus corona itu dihadiri ratusan orang, termasuk pejabat Kemendagri yang bertugas di IPDN.
"Sementara jajaran kepolisian membiarkan dan tidak membubarkan acara tersebut, yang jelas-jelas menimbulkan kerumunan dan melanggar protokol kesehatan di masa pandemi Covid 19 ini," kata Neta S Pane, kepada Wartakotalive.com, Selasa (26/5/2020).
Karenanya, kata Neta, IPW berharap Mendagri Tito Karnavian menindak tegas para pejabat IPDN yang mengizinkan acara pengumpulan massa ini.
"Dari data dan foto yang diterima IPW, halal bihalal itu dilakukan bersamaan dengan Perayaan Idulfitri 1 Syawal 1441 H pada 24 Mei 2020 siang hari, di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Jatinangor, Jabar. Acara yang melanggar PSBB ini sangat disesalkan," ujar Neta.
"Bagaimana mungkin, para calon birokrat itu bisa seenaknya melanggar ketentuan pemerintah dan melanggar PSBB," kata Neta.
Atas hal ini menurut Neta, IPW sudah melaporkan pelanggaran berat PSBB atas kegiatan itu, ke Mendagri, yang membawahi IPDN.
"Diharapkan ada tidakan tegas dari Mendagri terhadap kasus ini," kata Neta.
Menurut Neta, sangat aneh di tengah kerja keras pemerintah memutus mata rantai penyebaran pandemi Covid-19.
Kampus IPDN justru membuat acara perayaan Hari Raya Idulfitri di kampusnya yang dihadiri ratusan praja dan para undangan di Balirung Rudini.
"Tentunya hal ini sangat tidak sesuai dengan Kebijakan Pemerintah yang justru tengah giat-giatnya memberlakukan PSBB dalam rangka menekan penularan Covid 19," katanya.
Anehya lagi, tambah Neta, acara ini dilaksanakan atas perintah Rektor IPDN, dengan alasan untuk menghibur praja yang selama ini melakukan karantina di kampus.
"IPW berharap Mendagri segera mencopot Rektor IPDN. Sebab apa pun alasannya, aksi pengumpulan massa di kampus IPDN ini, selain ketentuan pemerintah pusat juga melanggar Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 36 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam penanggulangan coronavirus disease 2019 (Covid-19) di wilayah Provinsi jawa barat," ucapnya.
Yang sangat disayangkan lagi, kata Neta, IPDN adalah kawah candradimuka untuk melahirkan para calon pejabat pemerintahan di negeri ini, tapi bisa seenaknya melanggar ketentuan pemerintah.
"IPW menyayangkan sikap para praja tersebut. Belum menjadi pejabat saja, mereka sudah seenaknya melanggar ketentuan pemeriNtah. IPW berharap Polda Jabar mengusut kasus ini, apakah acara keramaian di kampus IPDN itu memiliki izin atau tidak," katanya.
Bagaimana pun, kata Neta, acara di kampus IPDN itu merupakan pelecehan terhadap PSBB dan pelecehan terhadap upaya pemerintah yang sudah bekerja keras memutus mata rantai Covid-19.
"Sebagai calon pemimpin mereka tidak memberikan contoh yang baik kepada masyarakat maupun kepada para kepala daerah, yang setiap saat menganjurkan agar semua orang mentaati aturan PSBB. Tapi justru para Praja IPDN itu sendiri yang melanggar PSBB tersebut," ujar Neta.
Selain itu, menurut Neta, para petinggi Kemendagri di IPDN juga tidak memberikan contoh yang baik pada masyarakat dan pemerintahan daerah.
"Karenanya IPW berharap Mendagri Tito Karnavian segera memberi tindakan tegas kepada Rektor IPDN dan jajarannya," kata Neta.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judulRektor IPDN Klarifikasi Acara Makan Saat Lebaran Pertama yang Disorot IPW Bahkan Bawa Mendagri(*)