Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Baru-baru ini data anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dikabarkan berhasil dibobol.
Tak hanya dibobol, namun data-data tersebut diperjualbelikan.
Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa Polri melalui Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri memiliki peran penting dalam menangani kasus kasus tindak pidana siber.
Pasalnya, kasus kejahatan di dunia maya dinilai sangat merugikan bangsa dan negara.
Melansir akun Twitter @@secgron, pemilik akun tersebut meminta agar Polri bebenah.
Hal itu disebabkan oleh adanya kabar bahwa seseorang telah berhasil membobol data dari seluruh anggota Polri.
"Halo @DivHumas_Polri saatnya berbenah. Seseorang mengklaim sudah berhasil membobol data seluruh anggota Polri. Orang ini kemudian dengan mudahnya bisa mengakses, mencari dan mengganti data anggota Polri tersebut.
Contohnya ini, baru mutasi ke Densus 88 eh datanya udah bocor :(," cuit akun tersebut.
Hingga berita ini tayang, belum terdapat konfirmasi dari pihak kepolisian terkait adanya peretasan tersebut.
Namun rupanya, bukan kali ini saja sistem keamanan Polri berhasil ditembus.
Sebelumnya, pada tahun 2011 juga telah terjadi peretasan di laman resmi Polri.
Dilansir dari Kontan.co.id, saat pertama mengakses situs resmi polri di alamat www.polri.go.id menemui kegagalan.
Domain tersebut tidak bisa diakses sama sekali.
Namun, setelah itu para pengguna internet diarahkan ke alamat http://www.polri.go.id/backend/index.html maka muncul gambar dua orang sedang mengangkat bendera di atas sebuah bukit.
Tampilan layar pun berwarna hitam dan tercantum tulisan "Tiada tuhan kecuali Allah - Muhammad hamba dan utusan Allah" dan seterusnya.
Hingga kini belum ada pihak yang mengakui perbuatan tersebut.
Kepolisian sudah mengetahui pembajakan tersebut.
"Kami akan mengusut pelakunya dan menyelidiki kasus tersebut," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri yang menjabat pada waktu itu, Inspektur Jenderal Polisi Anton Bahrul Alam, Senin (16/5/2011).
Anton mengatakan, pembajakan tersebut diketahui hari ini.
"Yang jelas kalau itu berubah bukan dari kami. Ada pihak yang sengaja mengacaukan situs," katanya.
Anton juga meminta masyarakat bersabar karena pihaknya sedang mengungkap kasus pembajakan tersebut.
"Kami juga meminta masyarakat memberikan informasi terkait pembajakan itu," tukasnya. (*)