Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Kejahatan di dunia maya (cyber crime) belakangan menjadi semakin meresahkan.
Pasalnya, dari tahun ke tahun angka kejahatan di dunia maya di Indonesia terus meningkat.
Baru-baru ini di media sosial Twitter ramai beredar kabar bahwa seseorang telah mengeklaim dirinya berhasil membobol data Polri.
Melansir akun Twitter @secgron, informasi tersebut diunggah pada Senin (15/6/2020) pada pukul 14.28 WIB.
Dengan memention akun Divisi Humas Polri, pemilik akun tersebut meminta agar Polri bebenah karena seseorang telah berhasil membobol data dari seluruh anggota Polri.
Tak hanya meminta hal tersebut kepada Polri, akun tersebut pun memberikan contoh data yang berhasil dibobol.
"Halo @DivHumas_Polri saatnya berbenah. Seseorang mengklaim sudah berhasil membobol data seluruh anggota Polri. Orang ini kemudian dengan mudahnya bisa mengakses, mencari dan mengganti data anggota Polri tersebut.
Contohnya ini, baru mutasi ke Densus 88 eh datanya udah bocor :(," cuit akun tersebut.
Dalam foto yang diunggahnya terdapat data pribadi dari seorang anggota Polisi yang baru saja dipindah ke Detasemen Khusus Anti Teror atau Densus 88.
Foto data tersebut berisi data pribadi, riwayat jabatan, riwayat pendidikan, riwayat pangkat, kecakapan berbahasa, bahkan terdapat foto dari anggota polisi tersebut.
Adapun data-data tersebut rupanya diperjualbelikan dalam sebuah situs oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Dalam situs jual beli, data tersebut dijual oleh akun yang bernama hojatking.
Untuk dapat mengakses ke aplikasi yang memiliki data yang dikatakan milik Polri tersebut, diperlukan uang sebanyak Rp 17 juta.
Sementara itu, untuk bug pada aplikasi tersebut dijual seharga Rp 28,5 juta.
"Akses ke aplikasi untuk mengakses dan mengganti data tersebut dijual seharga $1.200 USD atau setara 17 juta rupiah. untuk informasi bug pada aplikasi tersebut dijual seharga $2.000 USD atau setara 28,5 juta rupiah," tulis akun Twitter tersebut.
Sementara itu, dilansir Gridhot dari Kompas.com, Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Argo Yuwono membantah database milik Korps Bhayangkara diretas.
Hal tersebut diungkapkan Argo menanggapi unggahan di media sosial terkait informasi peretasan terhadap data anggota Polri.
"Enggak ada (peretasan)," ujar Argo ketika dihubungi, Senin (15/6/2020).
Ketika ditanya kembali apakah informasi tersebut dikategorikan sebagai berita bohong, Argo mengatakan, polisi sedang menelusurinya lebih lanjut.
"Sedang dilidiki," pungkas dia. (*)