Selama Ini Banyak Dianggap Sebagai Mitos Belaka, Peneliti LIPI Bongkar Fakta Soal Keterkaitan Kisah Cinta Nyi Roro Kidul dengan Jejak Tsunami Purba, Keduanya Punya Waktu yang Singkron

Sabtu, 20 Juni 2020 | 20:13
kolase foto shutterstock/grid

LIPI temukan kesesuaian antaran kisah cinta Nyi Roro Kidul dan Panembahan Senopati dengan peristiwa alam gunung meletus serta tsunami.

Gridhot.ID - Nama Nyi Roro Kidul dianggap keramat bagi sebagian orang di Pulau Jawa.

Pasalnya, sosok yang dikenal sebagai Ratu Laut Pantai Selatan ini dipercaya memiliki kekuatan besar di lautan.

Kisahnya yang paling terkenal di tanah Jawa adalah percintaannya dengan Penembahan Senopati.

Baca Juga: Berdiri Tepat di bawah Moncong Meriam, Pasukan Garuda Berhasil Paksa Tank Merkava Israel Putar Balik di Perbatasan Lebanon, Begini Kata TNI

Kisah percintaan ini bahkan membuat peneliti LIPI tergerak untuk menelusuri jejak bencana.

Mengapa bisa begitu? Sebelumnya mari kita simak dulu kisah panembahan senopati dan Nyi Roro Kidul.

Penambahan Senopati merupakan pendiri Kesultanan Mataram.

Baca Juga: Sering Disebut Gagal Move On, Kekeyi Pamer Lagi PDKT, Mantan Rio Ramadhan: Sejauh Ini yang Deketin Aku Ada 5 Orang, Masyaallah

Tapi sebelum mendirikan Kesultanan Mataram, panembahan senopati memiliki kisah cinta dengan Nyi Roro Kidul.

Panembahan Senapati merupakan anak angkat dari Sultan Kerajaan Pajang, Hadiwijaya.

Ia diangkat anak sebagai pancingan agar Hadiwijaya bisa memiliki anak.

Tapi pada suatu saat, Panembahan Senopati memilih berpolitik dan ingin membentuk Kerajaan Mataram.

Sementara itu Nyi Roro Kidul adalah putri Kerajaan Sunda Galuh yang membuat kesal ayahnya karena terus menerus menolak pinangan raja dan ksatria dari sejumlah kerajaan yang ada di Jawa pada masa itu.

Baca Juga: Banyak PNS yang Pasif Selama Masa Work From Home Gara-gara Corona, Tjahjo Kumolo Sedang Pikirkan Strategi Pengurangan ASN yang Tak Produktif Kerja, Begini Aturan PHK Pegawai Negeri Sipil

Semasa hidup di Kerajaan Sunda Galuh, Nyi Roro Kidul bernama Roro Sawedi.

Lantaran terus menerus menolak dinikahi, sang ayah pun menanyakan apa mau Roro Sawedi.

Dia pun mengungkapkan bahwa keinginannya adalah hidup abadi.

Baca Juga: Bikin Tanda Tanya, Baru 3 Bulan Usai Resepsi Rahma Azhari Pamer Perut Buncit dengan Berbikini, Sang Kakak Langsung Pasang Badan

Oleh karena itulah sang ayah tidak mengijinkan lagi Roro Sawedi hidup di keraton.

Dia lalu pergi ke selatan jawa sampai pantai parangkusumo.

Di sana dia bertemu dewa dan meminta agar hidup abadi.

Roro Sawedi kemudian setuju meninggalkan raganya dan tinggal rohnya saja sesuai syarat dari dewa.

Dia kemudian diminta tinggal di keraton selatan yang isinya bukanlah manusia.

Saat itu dewa juga memiliki perjanjian dengan Roro Sawedi agar membantu para manusia yang meminta pertolongan.

Dari sanalah Roro Sawedi berganti nama jadi Nyi Roro Kidul atau Kanjeng Ratu Kidul.

Baca Juga: Ogah Diam Saja Hanya Menunggu Perang Pecah, Indonesia Akhirnya Ikut Campur Tangan, Kirim dan Siagakan 3 Kapal Perang ke Laut China Selatan Demi Bentengi Tanah Air

Lalu mengapa LIPI sampai menelusuri jejak bencana akibat percintaan Nyi Roro Kidul dan Hadiwijaya?

Nah, sebelum Kesultanan Mataram didirikan, Panembahan Senopati sebenarnya sama sekali tidak memiliki kekuatan politik.

Dia bukanlah darah biru lantaran merupakan anak angkat dari Hadiwijaya.

Keinginannya membentuk Kesultanan Mataram tercium oleh ayah angkatnya, dan disiapkan lah pasukan untuk menggagalkan rencana tersebut.

Baca Juga: Ketahuan Beli Salah Satu Pulau di Sulawesi, Kepala Daerah Berani Bayar Rp 2 Miliar Sampai Polisi Turun Tangan, Ternyata Sosok Ini yang Jadi Pembelinya

Saat itulah panembahan senopati memilih bersemedi di pantai selatan, sedangkan sang ayah meminta bantuan ke juru kunci Gunung Merapi pada masa itu.

Ketika Panembahan Senopati sedang bertapa, terjadilah letusan gunung merapi dan gelombang besar.

Letusan gunung merapi dan gelombang besar ini menghalangi pasukan Hadiwijaya untuk memburu panembahan senopati.

Saat itu kondisi keraton kidul di mana Nyi Roro Kidul tinggal pun terganggu.

Bahkan Nyi Roro Kidul sampai mencari siapa penyebab kekacauan tersebut.

Baca Juga: Cium Pergeseran Wilayah Konflik China VS Amerika, TNI AL Kirim 4 KRI ke Laut Natuna, Pangkoarmada I: Berpotensi ke Perairan Indonesia

Kemudian Panembahan Senopati dianggap sebagai pembuat kekacauan karena bersemedi di atas batu gilang.

Nyi Roro Kidul pun meminta panembahan senopati menghentikan semedinya.

Percintaan mereka pun terjalin, dan akhirnya panembahan senopati dibantu pasukan keraton kidul untuk mengalahkan kerajaan pajang.

Baca Juga: Rajin Rombak Petinggi BUMN Sampai Langsung Pecat yang Kinerjanya Buruk, Erick Tohir Tak Peduli Bakal Kena Ancaman dari Manapun, Mantan Bos Inter Milan: Loyalitas Saya Jelas ke Presiden!

Dari sanalah kemudian sejarah Kerajaan Mataram dimulai pada tahun 1587.

Ya, peristiwa alam yang terjadi dalam kisah itulah yang menjadi dasar LIPI untuk menelusuri jejak bencana di selatan jawa.

Peneliti LIPI, Eko Yulianto, yang meneliti hal tersebut.

Penelitiannya diceritakan dalam youtube Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dengan judul ' THE UNTOLD STORY OF SOUTHERN SEA'.

Peneliti menemukan bahwa ada gempa bumi yang terjadi pada 5 Januari 1699 di Jawa.

Data yang dimiliki Eko Yulianto, gempa tersebut kemungkinan besar berasal dari jalur subduksi di selatan jawa.

Baca Juga: Kasus Novel Baswedan Kini Makin Dipertanyakan, Banyak yang Curiga Ada Rekayasa di Balik Cacat Matanya, Sang Penyidik KPK Langsung Jelaskan Kenapa Wajahnya Tak Rusak Kena Air Keras

"Dari situlah penelitian kita lanjutkan untuk menyisir selatan jawa," kata Eko.

Menurut Eko, ada waktu-waktu yang singkron antara temuannya dengan kisah percintaan Nyi Roro Kidul dan Panembahan Senopati.

Kejadian gelombang besar dan gunung meletus di Jawa diperkirakan terjadi sekitar 400 tahun lalu, dan memang benar-benar terjadi berdasarkan penelitian jejak bencana.

Hal itu artinya cukup sesuai dengan kisah penyerangan kerajaan pajang terhadap Panembahan Senopati pada 1584 di mana kemudian panembahan senopati bertemu dengan Nyi Roro Kidul dan terjadilah peristiwa gunung meletus dan tsunami yang menyebabkan kerajaan pajang kalah.

Baca Juga: Kalau Bukan Gara-gara Indonesia, Perang di Lebanon Bakal Berkecamuk Lagi, Begini Aksi Berani Kontingen Garuda Hadang Tank Israel Meski Moncong Senjata Sudah di Muka Prajurit TNI

"Jangan-jangan (kisah panembahan senopati) ini adalah sebuah metafora. Bahwa gelombang besar itu terjadi benar, tetapi kemudian karena kebutuhan politik panembahan senopati yang ingin menjadi raja baru, sementara dia bukan berdarah biru, maka dia memiliki legitimasi politik untuk jadi raja baru. Dan ratu pantai selatan sampai meminta panembahan senopati untuk menghentikan semedinya, seolah-olah itu menegaskan di direstui untuk menjadi raja," kata Eko dalam video tersebut.

"Nah jangan-jangan kecerdasan politik panembahan senopati inilah yang kemudian ia dapat memanfaatkan peristiwa yang sebenarnya peristiwa alam, yang kemudian dibungkus oleh panembahan senapati bahwa gunung meletus dan gelombang besar itu adalah kerja dia dan kerja ayahnya untuk meminta tolong kepada ratu pantai selatan," kata Eko.(*)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul "Peneliti LIPI Temukan Kesesuaian Antara Kisah Cinta Nyi Roro Kidul dengan Jejak Tsunami Purba"

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Wartakotalive.com