Demi Hajar Balik Virus Corona, Arab Saudi Rela Siksa Diri Sendiri dengan Tunda Ibadah Haji, Minyak Anjlok Sampai Rakyatnya Menderita Tak Ada Pemasukan, Kerjasamanya dengan Negara Superpower Ini Terancam Retak Jika Salah Gerak Sedikit

Senin, 22 Juni 2020 | 12:13
REUTERS/STRINGER

Petugas pembersih membersihkan titik air Zamzam, setelah merebaknya virus corona, di Masjidil Haram di kota suci Mekah, Arab Saudi pada 3 Maret 2020

Gridhot.ID - Arab Saudi kini sedang berusaha berjuang melawan virus corona.

Sudah banyak hal dikorbankan demi memutus rantai penyebaran corona di negaranya.

Pada bulan Maret 2020 kemarin, pemerintah Arab Saudi mengatakan pada seluruh umat Muslim di seluruh dunia untuk tidak terburu-buru membeli tiket pesawat untuk Umroh atau Naik Haji ke Mekah.

Alasannya karena pandemi virus corona (Covid-19).

Baca Juga: Makin Keterlaluan, China Seenaknya Rebut Kepulauan yang Sudah Diurus Jepang Puluhan Tahun Lamanya, Ngaku-ngaku Jadi Hak Milik dari Abad ke 14, Negeri Sakura Meradang

Bahkan beberapa tempat-tempat suci itu ditutup untuk sementara.

Tak lama, pemerintah Arab Saudi pun melarang penerbangan dari berbagai negara.

Tapi apakah ada Ibadah Haji untuk tahun 2020 ini?

Beberapa negara seperti Indonesia sudah membatalkan Ibadah Haji tahun ini, tapi masih belum tahu bagaimana pendapat pemerintah Arab Saudi.

Baca Juga: Bagai Mimpi yang Jadi Nyata, Dul Jaelani Rupanya Punya Keinginan Ini Sebelum Kecelakaan Maut, Maia Estianty: Dia Ngomong sama Sopirnya 'Aku Pengen...'

Dilansir dari haaretz.com pada Minggu (21/6/2020), ada dugaan pemerintah Arab Saudi akan menjadwalkan Ibadah Haji pada akhir bulan Juli.

Hanya saja, mereka hanya mengizinkan beberapa dari 2 juta jamaah Haji untuk datang dan memenuhi salah satu dari kewajiban mendasar pada agama Islam itu.

Apa yang dilakukan pemerintah Arab Saudi berisiko.

Sebab negara ini memiliki 154.233 kasus positif virus corona hingga hari Minggu Ini.

Baca Juga: Akui Kemampuan Intelektual Dian Sastro, Rocky Gerung Bongkar Istri Maulana Indraguna Pernah Minta Hal Ini Saat Kuliah: Jangan Mentang-mentang Artis dan Cantik, Gak Ada Urusan

Data itu tertinggi ke -16 di dunia dan tertinggi ke-5 di Asia.

Tapi disisi lain, jika tidak ada Ibadah Haji tahun ini, maka akan ada masalah keuangan yang besar bagi negara Arab Saudi.

Sebab, selama musim Haji dan acara berkala lainnya selama setahun penuh telah menghasilkan pendapatan rata-rata tahunan sekitar 16 miliar US Dollar.

kompas.com

Pemerintah Arab Saudi longgarkan sistem lockdown di negaranya

Angka itu sekitar 5 persen dari produk domestik bruto Arab Saudi.

Baca Juga: Beri Pelajaran Buat PNS, Bupati Ini Copot Kepala Puskesmas Cuma Gara-gara Curhat di Media Sosial: Kesalahan Fatal!

Selain itu, ribuan warga Arab Saudi, termasuk staf, pemilik hotel, pemilik bisnis, pemandu, pengemudi, pengawas, dan orang-orang pemeliharaan mengandalkan musim Haji sebagai sumber pendapatan mereka,

Sementara puluhan ribu orang lainnya yang tinggal di tempat lain juga mencari nafkah di sehubungan dengan Ibadah Haji dan Umroh.

Ada banyak upaya yang telah dilakukan Arab Saudi untuk mengurangi ketergantungan mereka pada pendapatan minyak.

Misalnya Menteri Keuangan Saudi Mohammed al-Jadaan mengatakan adanya pengurangan dalam pengeluaran yang tidak penting, agar mereka dapat terus memberikan layanan dasar kepada warga negara.

Baca Juga: Ramai-ramai Jadi Janda, 459 Istri di Kota Semarang Ajukan Gugatan Cerai di Tengah Pandemi, Berikut Penjelasan Pihak Pengadilan Agama

Selain itu, Arab Saudi juga meminjam dana sekitar 50 miliar US Dollar dari pemberi pinjaman institusi internasional.

Dana itu hampir dua kali lipat dari yang direncanakan untuk dipinjam sebelum pandemi virus corona.

Masalah lain, beberapa investasi besar dalam proyek-proyek yang merupakan bagian dari rencana visi untuk dekade mendatang juga telah menyusut.

Belum lagi fakta keuangan Arab Saudi terlibat dalam perang harga minyak dengan Rusia.

Baca Juga: Gandrung Setengah Mati, Reino Barack Sesumbar Masakan Syahrini Layak Dicoba Seluruh Masyarakat Indonesia, Mantan Luna Maya: Favorit Saya Kue Sus Rasa Vanilla

Di mana masalah ini telah menyebabkan jatuhnya harga minyak dunia secara bebas.

Rusia terlibat dalam perang untuk menurunkan harga minyak untuk membuat produksi minyak serpih Amerika yang tidak menguntungkan, sumber minyak yang telah membebaskan Amerika Serikat dari ketergantungan pada minyak impor.

Dengan kata lain, jika pembangunan kota masa depan atau investasi dalam budaya ditunda beberapa tahun, itu tidak akan menjadi bencana besar.

Arab Saudi masih akan mampu memenuhi kebutuhannya yang berkelanjutan dengan tepat.

Baca Juga: Menegangkan! Inilah Detik-detik Prajurit TNI Ditodong Moncong Tank oleh Tentara Zionis, Rela Pertaruhkan Nyawa Demi Cegah Peperangan

Dan jika Arab Saudi memutuskan untuk menarik diri dari Yaman, mereka bisa menghemat puluhan miliar dolar lebih tanpa terpengaruh secara dramatis oleh penurunan harga minyak.

Rusia tidak memiliki fleksibilitas itu.

Sementara pandemi virus corona telah mendikte strategi minyak baru di mana pemerintah Amerika bahkan bersedia untuk menguji hubungan bersejarah negara itu dengan Arab Saudi sebagai bagian dari kebijakan diplomasi minyak Trump.

Masih terlalu dini untuk panik tentang kemungkinan perpecahan antara dua sekutu lama.

Baca Juga: Stres Berat Lihat Bobotnya Naik 20 Kilogram, Irish Bella Curhat ke Shireen Sungkar, Istri Teuku Wisnu: Pas Hamil, Aku Dibilang Kayak Ikan Paus

Tetapi fakta bahwa Trump menciptakan hubungan antara harga minyak dan kehadiran militer Amerika di Arab Saudi dapat dengan sangat baik memaksa Arab Saudi untuk mempertimbangkan kembali keinginan mereka.

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Harga Minyak Anjlok dan Ibadah Haji Mungkin Batal Karena Covid-19, Arab Saudi Kini Terancam Ditinggalkan Sahabat Karib Sekaligus Pelindungnya Ini.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber intisari