Militer Sudah Siap, Tiongkok dan Amerika Disinyalir Bakal Bertempur di Kawasan Asia Tenggara, Duta Besar China Tandai Strategi Menhan AS

Jumat, 26 Juni 2020 | 16:42
ytimg.com (screenshoot)

Tensi antara China dan Amerika Serikat kembali memanas soal Asia Tenggara

GridHot.ID- Tensi antara China dan Amerika kembali memanas.

Ya, pejabat kedua negara itu saling tuduh atas kegiatan mereka di Asia Tenggara.

Silang pendapat itu muncul di saat persaingan strategis antara Amerika Serikat dan China di kawasan Asia Tenggara kian meningkat.

Benarkah kedua negara siap bertempur?

Baca Juga: Negara Asean Siap Pasang Tameng Pertahanan, Amerika dan China yang Hubungannya Makin Panas Bakal Gelar Arena Tempur di Asia Tenggara, Waspada Peluru Nyasar!

Dilansir dari South China Morning Post, Duta Besar China untuk Singapura Hong Xiaoyong menyampaikan serangan terbaru dengan menuduh Menteri Pertahanan AS, Mark Esper, telah memicu ketegangan dengan menyebut China sebagai ancaman.

Dia membuat pernyataan di The Straits Times sebagai tanggapan atas opini yang ditulis oleh Esper di koran Singapura tersebut pada minggu lalu.

Dimana Esper telah menyerukan hubungan keamanan yang lebih dekat dengan sekutu regional di Asia Tenggara di tengah tantangan yang ditimbulkan oleh Covid-19 dan Partai Komunis China.

Baca Juga: Mengenal Lembah Galwan, Wilayah India yang Ngotot Diklaim Tiongkok Usai Berdamai, Simpan Bangunan Militer yang Ternyata Jadi Ancaman Utama Pertahanan Negeri Panda

Menurut Hong, ini adalah upaya lain untuk menjual strategi Indo-Pasifik Amerika Serikat setelah tawaran pendahulunya pada dialog di Shangri-La tahun lalu.

Dia merujuk pada KTT keamanan regional tahunan di Singapura, yang dibatalkan tahun ini karena pandemi Covid-19.

Hong menuduh menteri pertahanan AS berusaha menyebabkan gesekan antara kekuatan utama dan menambah ketegangan di wilayah tersebut.

Baca Juga: Militer Negaranya Ngerasa Superior dengan Persenjataan Canggih, Nyatanya China Pernah Dibuat Ketar-ketir Saat Pesawat Ini Mengudara di Wilayahnya, Bisa Diratakan Jika Menantang

Itu adalah babak baru dalam permainan menyalahkan antara Beijing dan Washington, ketika kedua negara berhadapan di berbagai bidang.

Mulai dari perdagangan dan teknologi, hingga ideologi dan asal-usul virus corona hingga meningkatkan kekhawatiran adanya Perang Dingin yang baru.

Dalam opininya minggu lalu, Esper mengatakan AS akan berinvestasi lebih banyak untuk memodernisasi pasukannya di kawasan dan memperkuat pencegahan sebagai bagian dari upaya mempersiapkan militer AS untuk konflik di masa depan.

Baca Juga: Nyalinya Justru Membesar, India Semangat Sambut Pertempuran dengan China Usai Berkali-kali di Provokasi, Borong Alutsista Canggih hingga Jet Tempur dari Rusia

Dia menyerukan ikatan keamanan yang lebih kuat dengan negara-negara di Indo-Pasifik termasuk Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, Thailand, Filipina, Australia dan India dan menuduh Beijing melakukan kegiatan memfitnah.

"Perilaku destabilisasi Partai Komunis China di laut Timur dan China Selatan, melalui milisi angkatan laut, penjaga pantai dan maritim, termasuk upaya untuk merusak administrasi Kepulauan Senkaku di Jepang, melecehkan pengembangan minyak dan gas Malaysia dan Vietnam, mengirimkan armada penangkapan ikan yang dikawal ke negara-negara Asia Tenggara yang diklaim sebagai zona ekonomi eksklusif, dan militerisasi fitur yang diduduki bertentangan langsung dengan komitmen China di bawah hukum internasional," tulisnya.

Artikel initelah tayangdi Kontan dengan judul "Tensi meninggi, Asia Tenggara bakal jadi arena pertarungan antara China dan Amerika?"

(*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Kontan