17 Negara ASEAN Cuma Bisa Ngomel Tahu Wilayahnya Diobok-obok China, Indonesia dengan Gagah Berani Langsung Ganti Nama Laut China Selatan, Siapa Sangka, Langkah Sederhana Ini Picu Kemarahan Beijing Hingga Detik Ini

Kamis, 02 Juli 2020 | 14:42
TRIBUNNEWS/SETPRES/AGUS SUPARTO

Presiden Joko Widodo meninjau kesiapan kapal perang KRI Usman Harun di Puslabuh TNI AL di Selat Lampa, Natuna, Rabu (8/1/2020). Selain itu Jokowi juga mengadakan silaturahmi dengan para nelayan di Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) Selat Lampa Natuna.

Gridhot.ID - Hingga detik ini konflik yang dialami China tak membuat negara tersebut berusaha mendinginkan suasana.

Apalagi konflik yang berkaitan dengan laut China Selatan akhir-akhir ini.

China kini bergerak untuk merebut banyak wilayah dari negara-negara yang berbatasan langsung dengan mereka.

Tak hanya perbatasan darat seperti di Ladakh, Himalaya yang bersinggungan langsung dengan India.

Baca Juga: Laudya Cynthia Bella Segera Jadi Janda, Anak Engku Emran Justru Katakan Begini untuk Istri Kedua Ayahnya: Andai Saja Kamu Melihat Ini...

Kini China kembali berulah di perairan termasuk perairan Laut China Selatan yang kini semakin memanas.

Setidaknya ada 18 negara yang sedang berkonflik dengan China saat ini termasuk Indonesia mengenai perbatasan wilayahnya.

Hampir sebagian besar negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN) kini sedang bersengketa perairan dengan China.

Di Laut China Selatan kini ketegangannya semakin meningkat dan membuat negara adidaya, Amerika Serikat (AS) bergerak.

Baca Juga: Pantas China Tergila-gila Hingga Anggap Harta Karun, Natuna, Pulau di Ujung Indonesia Sudah Lama Diperhitungkan Amerika, Media Asing Bocorkan Apa yang Tersimpan di Dalamnya

AS setidaknya mengirim tiga kapal induknya ke Laut China Selatan dan sejumlah prajurit angkatan lautnya diterjunkan di pintu masuk ke wilayah tersebut.

Setidaknya 65 persen prajurit militer Angkatan Laut (AL) Paman Sam kini tengah bertugas di Laut China Selatan.

Hal itu lantaran China dianggap menantang hukum internasional mengenai batas perairan.

Kini genderang konflik di tahun di wilayah perairan Asia Tenggara yang membuat negara-negara ASEAN pun harus terbagi fokusnya di tengah serangan pandemi virus corona.

Baca Juga: Suaminya Meringkuk di Balik Jeruji Besi, Barbie Kumalasari Pamer Pacar Baru: Aku Nggak Tau Masih Lanjut Sama Galih Atau Enggak

Tetapi ternyata Indonesia telah mengambil langkah lebih jauh dari negara ASEAN lainnya.

Indonesia diketahui negara yang juga bersengketa dengan China dengan dasar kebijakanan aneh dari negara tersebut yang dinamakan "Sembilan Garis Putus-putus".

Meskipun sempat beberapa kali berselisih di perairan yang dilewati jalur pengiriman global sekitar sepertiga dari total pengiriman barang via laut dalam setahun.

Tercatat beberapa kali konflik di perairan yang disebut memiliki sumber cadangan minyak dan gas senilai US$ 2,5 triliun menurut data dari Departemen Luar Negeri AS yang dihimpun The Sydney Morning Herald, terjadi antara Indonesia dengan China.

Baca Juga: Beraninya Cuma Sama Palestina, Militer Israel Justru Kerap Dipecundangi Indonesia, Ini yang Bikin TNI Menang Telak dibanding Tentara Negeri Yahudi

Melansir Kompas.com, banyak faktor yang melatarbelakangi konflik tersebut.

Pada Maret 2016, konflik antara pemerintah Indonesia dengan China terjadi lantaran ada kapal ikan ilegal asal China yang masuk ke Perairan Natuna.

Pemerintah Indonesia berencana untuk menangkap kapal tersebut.

Tetapi, proses penangkapan tidak berjalan mulus, lantaran ada campur tangan dari kapal Coast Guard China yang sengaja menabrak KM Kway Fey 10078. Hal itu diduga untuk mempersulit KP HIU 11 menangkap KM Kway Fey 10078.

Baca Juga: Foto Keluarga Bahagia Ahmad Dhani Terlihat Aneh di Mata Netizen, Mulan Jameela Tuai Hujatan: Lagi Hamil Safeea Kok Bajunya Aneh?

Pada waktu itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan, dalam pertemuan dengan Sun Weide, Kuasa Usaha Sementara China di Indonesia, pihak Indonesia menyampaikan protes keras terhadap China.

Sebulan setelah konflik tersebut, Pemerintah Indonesia menganggap persoalan antara Kementerian Kelautan dan Perikanan RI dengan Coast Guard China di Perairan Natuna sudah selesai.

Kemudian, pada Juli 2017, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman meluncurkan peta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baru.

Nama Laut China Selatan juga diganti menjadi Laut Natuna Utara.

Baca Juga: Peserta Upacara Kompak Beri Respon Begini, Idham Azis Sebut Dirinya Agak Goblok Jadi Kapolri: Saya Ini Apalah, Pecahan Beling Saja

Langkah tersebut diambil untuk menciptakan kejelasan hukum di laut dan mengamankan Zona Ekonomi Eksklusif milik Indonesia.

Keputusan tersebut memicu kritik dari Beijing.

Lalu, pada 19 Desember 2019, sejumlah kapal asing penangkap ikan milik China diketahui memasuki Perairan Natuna, Kepulauan Riau.

Kapal-kapal China yang masuk dinyatakan telah melanggar exclusive economic zone (ZEE) Indonesia dan melakukan kegiatan Illegal, Unreported, and Unregulated Fishing (IUUF).

Baca Juga: Idul Adha Tinggal Menghitung Hari, Kemenag Beri Panduan Salat Id di Tengah Pandemi: Bawa Sajadah Sendiri Hingga Salaman Harap Dihindari

Selain itu, Coast Guard China juga dinyatakan melanggar kedaulatan di perairan Natuna.

Oleh sebab itu Indonesia kini jadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tak ingin berkompromi dengan China mengenai batas wilayah perairan di Utara Natuna tersebut.

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul Lebih Berani dari Negara ASEAN Lainnya, Indonesia Ambil Langkah Ganti Nama Laut China Selatan Jadi Laut Natuna Utara demi Lawan Kenekatan Tiongkok!

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Sosok.id