Ada Konflik Panen Uang, Gaji Tentara Bayaran Tembus Rp3,6 Miliar per Orang, Tapi Harus Bertahan Mati-matian Saat Jadi Sasaran Empuk Gerilyawan

Minggu, 05 Juli 2020 | 12:13
RT.com

Profil tentara bayaran di Irak

Gridhot.ID - Belakangan, banyak negara tengah berkonflik.

Ribuan tentara pun kini tengah dalam siaga 1.

Di tengah konflik seperti ini, kehadiran tentara bayaran tentu sangat dibutuhkan.

Baca Juga: 2 Raksasa Asia Makin Mungkin Terlibat Perang, Intelijen India Laporkan 20 Ribu Tentara China Dekati Lembah Galwan, Pasukan Tiongkok Bisa Capai Garis Depan dalam Hitungan Jam

Pasalnya, tentara bayaran dianggap lebih terlatih dan profesional.

Bahkan mereka datang ke kawasan paling panas di dunia saat ini. Seperti di medan perang Irak, Afghanistan, dan Suriah.

Khusus di Irak, jauh sebelum AS menyerang negara kaya minyak ini, persiapan untuk melakukan penyerbuan besar-besaran itu tak hanya bertumpu pada arsenal tempur saja.

Baca Juga: Aegis Ashore, Rudal Balistik Jepang yang Akan Digunakan untuk Hancurkan Tiongkok di Laut China Timur, Sudah Dipersiapkan Matang-matang, Tinggal Nunggu Waktu untuk Diluncurkan, Kapan?

Tapi juga apa yang harus dilakukan setelah Irak berhasil dikuasai.

Menguasai negara lewat perang besar pasti menyisakan infrastruktur yang porak-poranda dan butuh waktu lama untuk merenovasinya.

Guna mengatasi kerusakan pasca perang dan membangun lagi semua fasilitas vital di Irak yang sangat berguna bagi kepentingan AS, negara adidaya itu ternyata telah siap.

Sarana yang akan dibangun lagi dengan cara-cara AS itu antara lain, bandara, sumur minyak, industri, sistem keamanan, sistem hukum, sistem politik dan lainnya.

Baca Juga: Darahnya Terciprat ke Seluruh Ruang Gudang Senjata, Tentara Wanita Ini Tewas Usai Dihantam Palu oleh Rekan Seprofesinya, Jasadnya Dipotong Lalu Dicor Beton Demi Satu Hal

Sebelum meluncurkan peluru pertama untuk menggebuk Irak, pemerintah AS ternyata sudah menggandeng sejumlah lembaga yang akan berperan pasca perang.

Lembaga yang dirangkul mencakup perusahaan yang bergerak di bidang perbaikan kilang-kilang minyak, rekonstruksi sistem jalan raya, jembatan, sekolah-sekolah, rumah sakit, dan lainnya.

Tiga perusahaan yang juga menyediakan jasa keamanan yang dipercaya oleh pemerintah AS untuk dikirim ke Irak adalah Halliburton, Blackwater, dan DynCorp.

Baca Juga: Tau Amerika Tak Bakal Datang Sendiri Jika Menyerang, China Genjot PLA Latihan Militer Selama 5 Hari: Kami Sudah Siap di Semua Lini

Dari segi pendapatan ketiganya mendapat penghasilan yang sangat besar.

Nilai kontrak Halliburton dalam setahun bisa mencapai 12,5 milliar dollar AS dan sejumlah tugasnya adalah memadamkan sumur minyak, rekonstruksi, kilang minyak serta mendukung angkatan bersenjata AS yang sedang bertugas di Irak dan Kuwait.

DynCorp yang mengirimkan lebih 1.000 personel untuk menangani masalah keamanan, teknologi komputer, penasihat militer Irak, dan mendukung proses perdamaian di Irak mendapat bayaran 226,865 milliar dollar setahun.

southfront.org
southfront.org

DynCorp, pabrik tentara bayaran di AS

Sedangkan Blackwater kendati penghasilannya tak sebesar DynCorp dan Halliburton, nilai dollar yang diperoleh tetap sangat besar.

Baca Juga: Beraninya Cuma Sama Palestina, Militer Israel Justru Kerap Dipecundangi Indonesia, Ini yang Bikin TNI Menang Telak dibanding Tentara Negeri Yahudi

Personel yang dikirim ke Irak juga berbeda karena Blackwater hanya mengkhususkan diri untuk para veteran perang dan bertugas secara khusus.

Misalnya melakukan pengawalan VIP, melatih pasukan antiteror Irak, serta tugas yang cenderung menghadapi aksi perlawanan bersenjata.

Oleh karena itu, korban yang jatuh saat bertugas umumnya dimulai dari tenaga kerja Blackwater.

Baca Juga: Pertanda Kewalahan, Pukul KO 20 Tentara India Hingga Tewas, China Kirim Atlet Gulat ke Perbatasan, Kemana Militernya?

Misalnya saja, dalam sebuah serangan yang merontokkan helikopter tempur AS di Fallujah empat personel yang tewas merupakan anggota Blackwater.

Di kawasan Najaf markas Blackwater pernah digempur ratusan militan Irak dan mereka harus bertahan mati-matian sebelum pasukan koalisi tiba.

Sejumlah anggota Blackwater dan serdadu koalisi tewas karena mereka digempur dengan ratusan peluncur granat.

Tak hanya AS saja yang mengerahkan perusahaan-perusahaan yang menyediakan para tentara bayaran.

Baca Juga: Tangan Kosong Seperti Tawuran Pelajar di Jakarta, Viral Video Detik-detik Tentara India Adu Jotos dengan Militer China, Latar Belakang Pegunungan Bersalju Nampak di Kamera

Inggris yang merupakan sekutu utama AS pun tak mau ketinggalan dan melibatkan perusahaan penyedia tentara bayaran, Control Risks serta ArmorGroup.

Tentara bayaran profesional yang dikirimkan oleh perusahaan kelas wahid itu berasal dari satuan-satuan elit yang sudah sangat terkenal dan personelnya berasal dari berbagai negara.

Umumnya baik perusahaan penyedia tentara bayaran dari AS maupun Inggris sama-sama menyediakan tenaga profesional dari mantan pasukan elit.

Baca Juga: Tewaskan Prajurit TNI Serma Rama Wahyudi, Milisi ADF Kongo Berisi Pemberontak Kejam Pembantai 1000 Orang, Lima Jenderal Tak Mampu Menghadapi

SDM satuan para personel yang di Irak tampil tanpa seragam tapi menyandang senjata tempur itu antara lain berasal dari satuan elit dunia yang sudah sangat popular.

Di antaranya, US Navy seal, Special Forces, Special Air Service (SAS), pasukan para, veteran perang Rusia di Chechnya, Kolombia, dan satuan-satuan seram lainnya.

Setiap personel tentara bayaran yang bertugas meskipun tanpa seragam dan berpakaian bebas selalu mengenakan identitas yang tersembunyi di balik rompi atau bajunya.

Identitas itu penting karena jika sewaktu-waktu mereka gugur bisa diketahui jati diri dan dari pihak mana mereka dikirim.

Baca Juga: Miliki Segudang Mesin Tempur Canggih, 5 Negara Ini Digadang-gadang akan Miliki Bala Tentara Kuat di Tahun 2030, Berikut Daftarnya

Lalu apa yang sebenarnya dicari oleh para petualang tempur yang datang ke Irak dengan risiko kehilangan nyawa?

Jawabannya sederhana, seperti perusahaan yang mengirimkannya mereka juga sama-sama menginginkan uang dalam jumlah besar.

southfront.org
southfront.org

Para tentara bayaran dari DynCorp

Mereka bahkan merasa puas karena dalam dunia kacau seperti itulah dirinya merasa berguna sekaligus mendapatkan bayaran besar dalam waktu singkat, minimal 1.500 dollar AS per hari.

Baca Juga: Gantungkan Senjata di Belakang Badan, Kontingen Garuda Tetap Kalem Meski Tentara Lebanon Sudah Acungkan Granat Anti Tank ke Arah Israel, Potret Prajurit yang Pilih Negosiasi Kini Dibongkar TNI

Tugas mereka memang bukan sengaja mencari-cari gerilyawan Irak dan bertempur secara frontal.

Tapi menjalankan tugas khusus melindungi fasilitas AS dan sekutunya serta melindungi orang-orang Barat yang sedang mengerjakan proyek.

Para pekerja proyek juga ada yang berasal dari tentara bayaran terutama para personel yang menguasai teknologi penerbangan, bandara, komputer, komunikasi, perminyakan dan lainnya.

Biasanya jika fasilitas atau rombongan pekerja proyek itu disergap oleh gerilyawan Irak, personel tentara bayaranlah yang pertama kali menghadapi.

Baca Juga: Krisis di Depan Mata, Amerika Sudah Kirim 375 Ribu Tentara ke Asia dan Pasifik, Konfrontasi dengan China Disebut-sebut Bakal Jadi Sumber Bencana

Sambil bertempur mereka menghubungi pasukan sekutu guna menuntaskan aksi para gerilyawan itu.

Lantaran pasukan perlawanan Irak kerap menggempur dengan taktik nekat dan tak segan-segan mengerahkan pembom bunuh diri, telah banyak tentara bayaran yang jadi korban.

Pasalnya para penyerang Irak kini lebih suka menyergap tentara bayaran sebagai sasaran favorit mengingat jumlahnya yang sedikit dan hanya bersenjata ringan.

Baca Juga: Menegangkan! Inilah Detik-detik Prajurit TNI Ditodong Moncong Tank oleh Tentara Zionis, Rela Pertaruhkan Nyawa Demi Cegah Peperangan

Dalam sebulan, kadang sekitar 5-6 personel tentara bayaran tewas disergap pasukan perlawanan Irak.

Jika sedang apes, sejumlah tentara bayaran malah berhasil ditangkap gerilyawan, disandera, disiksa, dan kemudian dibunuh.

Para pekerja yang bukan tentara bayaran yang berasal dari Jerman, Perancis, dan Rusia akhirnya memilih pulang kampung daripada harus menghadapi keberingasan gerilyawan Irak.

Sedangkan mereka yang memilih terus bekerja minta jaminan asuransi yang nilainya menjadi sangat besar 250.000-500.000 dollar AS per orang.

Baca Juga: Ketahuan Bangun Bendungan di Aliran Sungai Nil, Nasib Negara Lemah Ini Berada di Ujung Tanduk, Mesir Sudah Siapkan Angkatan Udara untuk Lakukan Pertempuran

Untuk mengantisipasi sergapan yang makin menjadi-jadi itu, kini para tentara bayaran dilengkapi senjata-senjata berat dan bertugas dalam tim berjumlah besar.

Jumlah kekuatan tentara bayaran di Irak bahkan merupakan yang kedua setelah pasukan koalisi.

Bedanya, tentara bayaran mendapat gaji yang lebih besar dibanding tentara reguler sekutu.

Baca Juga: Pasca Ledakan Kompleks Militer Teheran, Fasilitas Nuklir Iran Dilahap Habis Si Jago Merah: Kemungkinan Besar Sabotase!

Tapi mereka tetap memiliki risiko yang sama, bertaruh nyawa di medan perang Irak yang kini justru makin kisruh keadaannya. (Agustinus Winardi)

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judulSerba-serbi Hidup Para Tentara Bayaran di Irak, Gajinya Capai Rp3,6 Miliar per Orang, Tapi Sekali Ditangkap Bisa Disandera, Disiksa, Kemudian Dibunuh(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber intisari