Find Us On Social Media :

Niat Tidur dalam Tenda Bareng Rombongan, Pendaki Gunung Guntur Ini Kaget Tersadar Ditemukan Warga dalam Kondisi Nyaris Telanjang, Tak Sadar Sudah Nyasar di Tengah Hutan Sendirian Selama 31 Jam, Begini Kisahnya

Ilustrasi pendakian

Gridhot.ID - Kejadian aneh kembali dialami pendaki gunung di Indonesia.

Sebelumnya sempat heboh terkait kejadian hilangnya pemuda yang mendaki gunung Guntur.

Secara misterius pendaki tersebut ditemukan dalam kondisi nyaris telanjang oleh warga yang patroli.

Masih belum dijelaskan mengapa Afrizal Putra Martian (16), pendaki Gunung Guntur, berakhir di sumber mata air yang dikenal bernama Cikole dalam keadaan nyaris telanjang.

Afrizal sempat dinyatakan hilang selama 31 jam secara misterius.

Baca Juga: Sesenggukan Habis Kecelakaan, Sopir Ini Nangis Ketakutan Lihat Truk yang Dikemudikan Tumpahkan Muatan, Tak Disangka Justru Begini Respon Juragannya

Lokasi ditemukannya Afrizal cukup jauh dari tendanya. Ia tidak ingat bagaimana ia berakhir di tempat tersebut.\

Remaja asal warga Cilawu, Garut mendaki Gunung Guntur bersama empat orang temannya, Jumat (3/7/2020).

Mereka sampai di pos 3 kemudian memutuskan mendirikan tenda untuk beristirahat.

Masih di hari yang sama, setelah tenda berdiri, mereka makan dan begadang sampai dini hari.

Hal tersebut berdasarkan keterangan keempat kawan korban dan disampaikan Kapolsek Tarogong Kaler Iptu Masrokan, dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Keberadaan Ayah Nagita Slavina Sempat Jadi Tanya, Gideon Tengker Akhirnya Injakkan Kaki di Andara Demi Rafathar, Gaya Rocker Mertua Raffi Ahmad Jadi Sorotan, Netizen: Opa Gaul!

Mereka tidur pada Sabtu pukul 02.00 WIB dini hari, lalu pukul 05.00 WIB, salah satu kawan korban bangun dan tak melihat Afrizal di tenda.

Hanya selang tiga jam, Afrizal sudah hilang padahal sebelumnya tidur di tenda.

Mereka pun sempat melakukan pencarian sampai siang tetapi tidak ada hasil.

Kronologi Penemuan

Afrizal Putra Martian (16), remaja yang hilang saat mendaki Gunung Guntur di Kabupaten Garut, akhirnya ditemukan, Minggu (5/7/2020).

Saat ditemukan, korban dalam keadaan lemas, kebingungan, dan sudah nyaris telanjang.

Baca Juga: Muak dengan Kelakuan China yang Ingin Kuasai Dunia, Negara-negara Ini Siap Perang Lawan Negeri Panda

Korban mendaki bersama empat rekannya, Jumat (3/7/2020) siang.

Mereka memasang tenda dan menginap di pos tiga jalur pendakian.

Namun, pada Sabtu pagi, korban sudah tak lagi berada di tendanya.

Menyangka korban sedang berjalan-jalan di hutan, keempat rekan korban pun menunggu hingga siang di Pos 3.

Karena korban tak kunjung kembali, rekan-rekan korban pun turun ke pos satu dan kembali menunggu. Namun korban tak juga datang.

Baca Juga: Mulai Buka Hati dengan Harapan Dipinang Tahun 2020, Wika Salim Buat Pengakuan Soal Hubungannya dengan Ariel Noah: Oke Lah

Karena khawatir, rekan korban pun turun dan pergi ke Kecamatan Cilawu untuk memberitahukan kejadian ini kepada keluarga korban.

Mendapat laporan itu, keluarga korban langsung melakukan pencarian hari itu juga.

Mereka melakukan penyusuran hingga pos 1. Namun, hingga pencarian dihentikan, Sabtu malam, korban tak ditemukan.

Kepala Basarnas Bandung, Deden Ridwansah, mengatakan, pencarian kembali mereka lakukan pada Minggu pagi. Selain tim SAR, pencarian juga melibatkan TNI, Polri, BPBD, dan masyarakat sekitar.

"Kami mulai pencarian pukul 06.30," ujarnya kepada Tribun, melalui telepon, kemarin.

Baca Juga: Gonjang-ganjing Retaknya Pernikahan Ririn Dwi Ariyanti, Sang Artis Kepergok Lenyapkan Nama Sang Suami di Instagram, Benarkan Rumah Tangga Aldi Bragi Diambang Perceraian?

Komandan Koramil Tarogong, Kapten Ing Dedi Saefulloh, mengatakan, korban ditemukan oleh warga yang ikut melakukan pencarian, di sekitar sumber mata air Citiis.

"Lokasi ditemukannya cukup jauh dari pos tiga tempat korban buka tenda bersama temannya," ujar Dedi.

Namun, menurut Dedi, begitu warga menemukan korban, mereka langsung membawa korban pulang ke rumahnya di Kecamatan Cilawu sementara tim lainnya masih melakukan pencarian.

"Kami lantas berkoordinasi dengan Koramil Cilawu untuk mengecek korban di rumahnya, ternyata memang sudah ada di rumah," ujarnya.

Dedi mengatakan, korban ditemukan sekitar pukul 09.00 pagi oleh Entis Sutisna (61), warga yang sehari-hari berjaga di parkiran kendaraan di pos pendakian awal Gunung Guntur di Kampung Citiis.

Baca Juga: Perceraian Laudya Cynthia Bella Belum Sah Secara Negara, Begini Penjelasan Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Adakah Kesempatan Rujuk dengan Engku Emran?

Entis mengatakan, korban ditemukan dalam kondisi lemas di sumber air yang dikenal dengan nama Cikole.

Entis mengaku, ia naik ke Gunung Guntur pukul 06.00 pagi melalui jalur pendakian yang berbeda dengan tim pencarian yang lain.

Di dekat tempat korban ditemukan, Entis beristirahat karena kelelahan.

Saat itu, Entis pun berdoa agar korban ditemukan.

"Setelah itu saya teriak-teriak panggil nama korban, alhamdulillah ada jawaban," katanya.

Baca Juga: Gara-gara Sosok Ini, Amarah Luna Maya Meledak, Tak Terima Ariel Noah Ogah Tampil Sepanggung Usai Putus: Elu Itu Siapa? Semua Orang Juga Tahu Kita Kerjanya Sama!

Mendengar ada jawaban dari korban, kata Entis, ia bersama dua warga lainnya pun langsung mencari korban, hingga akhirnya menemukan korban berada di dekat batu besar dalam keadaan nyaris telanjang, hanya menggunakan celana dalam.

Begitu melihat korban, Entis mengaku sempat memastikannya dengan menanyakan nama korban. Setelah yakin itu pendaki yang dicari, Entis pun langsung memeluknya dan memberi korban pakaian.

"Kata korban, dia tidak tahu kenapa bisa sampai ada di situ. Dia hanya ingat sedang tidur dalam tenda sama temannya," katanya.

Entis mengaku merasa terpanggil untuk ikut melakukan pencarian korban sebagai bentuk tanggung jawab karena selama ini ia ikut mengais rezeki dari para pendaki.

Entis khawatir, jika korban hilang dan tidak ditemukan, Gunung Guntur ditutup.

Baca Juga: Nekat Nikahi Duda Christy Jusung saat Masih Mahasiswa, Alasan Sonya Fatmala Akhirnya Terungkap Ke Publik, Sang Artis: Lebih Menggoda

Entis mengatakan, peristiwa seperti ini bukanlah yang pertama terjadi di Gunung Guntur.

"Sepuluh tahun lalu pernah kejadian seperti ini, ketemu setelah empat hari, sama kondisinya saat ditemukan juga hampir telanjang," katanya.

Kemungkinan Penyebab

Tubagus Agus Sofyan, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, mengatakan pendaki, perlu mental yang kuat untuk menghadapi tantangan saat melakukan pendakian.

“Kasus pendaki hilang di gunung, penyebabnya kebanyakan karena faktor-faktor non teknis, ini bisa terjadi karena faktor mental pendaki yang tidak siap menghadapi tantangan saat melakukan pendakian,” jelas Tubagus, Senin (6/7/2020) saat dihubungi lewat telepon genggamnya.

Baca Juga: Bakal Menikah dengan Atta Halilintar, Anak Sulung Anang Hermansyah Justru Curhat ke Sosok Ini Bahwa Dirinya Tidak Bahagia, Aurel: Susah, Susah...

TB, demikian biasa disapa mengungkapkan urusan teknis pendakian, biasanya para pendaki sudah bisa memenuhi kelengkapannya secara mandiri atau meminjam dari teman. Dari mulai peralatan pribadi dari mulai sepatu hingga penutup kepala (topi dan lainnya), hingga peralatan pendukung kelompok mulai dari tenda hingga alat memasak.

“Secara fisik pun, banyak pendaki sudah bisa dinyatakan siap. Karena sepertinya jarang ada orang sakit yang memaksakan diri melakukan pendakian,” katanya.

Secara teknis, dalam setiap pendakian, para pendaki harus memiliki manajemen perjalanan yang telah direncanakan. Dalam manajemen perjalanan, para pendaki, sudah menyiapkan peralatan dan kebutuhan yang dibutuhkan dalam pendakian hingga surat jalan dan kelengkapan lainnya.

Faktor kesiapan mental

Baca Juga: Seperti Lupa dengan Ibu Kandung, Aurel Hermansyah Nekat Lakukan Persiapan Pernikahan Meski Belum Kantongi Restu dari Krisdayanti, Kekasih Atta Halilintar Justru Minta Doa ke Sosok Ini

Karenanya, menurut TB, mental menjadi faktor penting bagi pendaki gunung atau mereka yang melakukan kegiatan di alam liar. Kesiapan mental menghadapi segala tantangan, bahaya dan ketidaknyamanan harus benar-benar disiapkan.

Karena, menurut TB berkegiatan di alam liar, terutama di gunung, banyak hal-hal yang bisa terjadi dan itu bisa saja tidak sesuai dengan bayangan awal atau rencana yang telah dibuat oleh para pendaki.

Biasanya, hal ini yang membuat mental para pendaki jatuh hingga kemudian kehilangan orientasi hingga hilang di gunung.

“Jika harapan tidak sesuai dengan kenyataan, ditambah faktor kelelahan dan ketidaknyamanan, mental bisa jatuh, lalu orientasi hilang. Di situ pendaki bisa dengan sangat mudah mengalami kecelakaan,” jelas TB yang lama aktif di organisasi pecinta alam di Garut.

Gangguan binatang hingga hal gaib

Baca Juga: Sesenggukan Habis Kecelakaan, Sopir Ini Nangis Ketakutan Lihat Truk yang Dikemudikan Tumpahkan Muatan, Tak Disangka Justru Begini Respon Juragannya

Mental yang kuat, menurut TB juga diperlukan oleh para pendaki mengingat alam liar bukan tempat manusia biasa tinggal.

Mereka, harus siap menghadapi binatang buas dan binatang liar lainnya, hingga bisa saja mendapat gangguan dari hal-hal gaib. “Seringkali kita manusia celaka di alam karena ulah kita sendiri, karena panik, ketakutan berlebih hingga akhirnya kehilangan orientasi,” katanya.

Karenanya, TB mengingatkan kepada para pendaki, terutama pendaki pemula. Selain persiapan fisik dan persiapan teknis.

Berserah diri pada yang Maha Kuasa

Mental pun harus disiapkan saat akan melakukan pendakian.

Baca Juga: Keberadaan Ayah Nagita Slavina Sempat Jadi Tanya, Gideon Tengker Akhirnya Injakkan Kaki di Andara Demi Rafathar, Gaya Rocker Mertua Raffi Ahmad Jadi Sorotan, Netizen: Opa Gaul!

Karena, banyak hal yang akan ditemui saat melakukan pendakian. Apapun yang akan ditemui dan dihadapi, pendaki harus siap menerimanya.

“Asal bisa menikmati semua yang terjadi saat pendakian dan berserah diri pada yang maha kuasa atas segala apa yang terjadi saat pendakian, insyaAllah kita bisa menikmati pendakian dan bisa selamat,” katanya.

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Hanya dalam 3 Jam Pendaki Gunung Guntur Ini Tiba-tiba Hilang, Ditemukan Lemas dan Nyaris Telanjang.

(*)